Kamis, 06 November 2014

Jejak


"tidak mungkin bisa memahami kehidupan tanpa memahami kematian;Gede Prama"

Saya tidak tahu awalnya makna yang ditulis gede prama tersebut diatas, karenja bukankah kematian hal yang berbeda dengan kehidupan seperti kutub yang berlawanan. Namun dalam perjalanan ke dalam akhirnya menemukan garis imajiner antara kehidupan dan kematian, persisi seperti diatas tidak akan mungkin bisa memahami kehidupan tanpa memahami kematian. Kematian dalam pandangan orang yang telah mencapai kematangan spiritual hanya sebuah langkah, sebuah cara untuk menyempurnakan kehidupan itu sendiri. Bukankah kehidupan berawal dari tidak ada lantas meng-ada dan akhirnya kembali meniada.

Buat saya pemahaman "kematian" awalnya sederhana, saat tidur dalam kondisi nyenyak mirip dengan kematian. Dalam perjalanan ke dalam saya banyak menyaksikan ada beberapa orang yang saya kenal disaat maut menjemput begitu kebingungan. Saya menangis melihat itu, bukan tangisan perpisahan namun ketika kita dipanggil menghadap sang Khaliq ada perasaan tidak ikhlas untuk melepas hidup yang tinggal hitungan detik. Akhirnya saya juga paham, ikhlas adalah kunci memahami kehidupan sekaligus kematian itu sendiri dan harus dilatih sejak awal.

Saat kita terlahir di dunia kita telah dibekali juknis dan juklak, namun kehidupan dunia dan seisinya yang menarik bisa sekaligus menjadi tempat kematian nurani. Belajar ikhlas untuk tidak melekat pada sesuatu di luar sang Khaliq akan membuat jejak hidup ini menjadi ringan. Saat kita lahir dari tidak ada menjadi ada, kemudian kita dewasa menjadikan diri ini meng-ada, melakukan tugasNya, mengapa saat dipanggil untuk meniada kita enggan melepas. Hanya jejak-jejak yang bernama ikhlas akan membantu kita menemukan hadiah kehidupan ini. Hanya jejak bernama ikhlas kita menjadi yakin bila kebaikan akan tetap jadi kebaikan, Akhirnya saya tahu mengapa dalam perjalanan kehidupan pada level apapun manusia, keikhlasan menjadi hal yang dicari-cari padahal ia telah melekat dalam diri. Banyak dari sahabat yang saya temui begitu cepat menua dari usianya gara-gara tak bisa menemukan ikhlas ini berada.

Hidup memang mengharuskan kita berusaha untuk menjadikan kita setinggi-tingginya dalam kejayaan, kemakmuran bahkan berketuhanan. Namun yang harus kita tahu, Tuhan hanya ingin kita mempersembahkan keikhlasan kita dihadapanNya dengan cara yang eksotika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar