Senin, 08 Juni 2015

Incognito


Suka atau tidak, kehidupan akan bergerak naik turun dengan energi yang sama seperti Gede Prama bilang, di sebuah puncak yang tinggi pasti asa jurang yang dalam. Makin tinggi posisi hari ini makin dalm pula jurang yang siap menunggu kita. Apa yang ingin saya bicarakan adalah,apapun di dunia ini alam akan selalu mencari titik keseimbanganya. Lantas mekanismenya seperti apa ? Saya sendiripun tidak tahu bagaimana, namun jika melihat hidup ini begitu simetris dan dunia yang berbentuk bulat, saya bisa mafhum, karena dalam bentuk lingkaran, posisi kita dimanapun, atas bawah, depan belakang, memiliki jarak yang sama dengan pusat.

Yang ingin saya ceritakan adalah, apapun kehidupan kita di dunia ini dengan segala ketimpangan, segala ketidak adilan, entah karena sisi manusia maupun alam, saya percaya alam akan menyeimbangkan diri dengan mekanisme yang hari ini belum saya mengerti. Proses mekanisme ini bisa jadi ada campur tangan orang tertentu,artinya Tuhan boleh mewakilkan pada menusia yang diperkenanNya untuk mengawasi dan melakukan sebagian kecil mekanismeNya, dengan cara cara yang begitu anggun. Siapakah manusia pilihan Tuhan selain nabi dan rasul yang diperankan olehNya untuk melakukan itu? Ada banyak teori, ada yang bilang manusia suci, ada yang bilang manusia terberkati atau manusia istimewa.

Masalahnya,dimanakah kita menemui mereka, ciri apa yang menyertainya sehingga mereka meyandang tugas ini? Saya hanya berspekulasi, sebagaimana alam yang begitu anggun dan rendah hati, merekapun luput dari pandangan wadag dan pikiran kita. Bisa jadi mereka adalah orang yang kita pandang sebelah mata, orang yang dari strata sosial ekonomi ada diluar kasta yang ada atau yang paling bawah, dan diluar sistem yang ada, diluar kondisi dan kecenderugan. Orang ini mirip semar, ki badranaya dalam cerita pewayangan. Semar di strata sosial mesipun pangkatnya lurah, ia adalah OB, kalau jaman sekarang, namun dalam hirarki kehidupan semar adalah panglima tertingginya dewa, diatas satu tingkat batara guru sebagai kepala staf para dewa.

Orang orang seperti ini yang menjaga keadilan, kejujuran tetap pada tempatnya, saya menyebutnya sebagai stealth man, orang yang menyamar, unknown, incognito.