Minggu, 12 Juni 2022

Berlari di jalam sunyi

Berlari di jalan sunyi
Mungkin benar adanya tatkala ada orang bilang, hidup adalah keterlanjuran. Setiap detik, waktu yang disediakan kehidupan pada kita, adalah bentuk hutang cinta yang harus dibayar lunas. Keterlanjuran karena waktu tak bisa kembali, hutang cinta karena hidup juga menyediakan kebutuhan kita disini. Ini berlaku juga dengan saya, awal ramadhan jika orang lain asik dengan gairah spiritual dan ritual dan menikmati benar bagaimana buka, sahur taraweh dengan orang tersayang, saya malah marathon dengan aktifitas yang menurut Gurpan : berlari di jalan sunyi. Bagaimana tidak, awal ramadhan saya  harus meeting kadang hingga larut malam, membuat konsep, evaluasi, lantas mengimplementasikan plan dengan irama yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan, tiba-tiba tanpa terasa saya sudah jauh dari rumah. Kangen dengan situasi berbuka puasa di rumah, sms balasan dari anak mertua hanya singkat: katanya udah janji lillahi ta'ala. Balasan sms ini cukup menyengat, dan saya di ajak berlari lebih jauh namun enjoy.

Setiap ucapan yang pernah saya katakan pada Gurpan kemarin, ternyata kehidupan menagihnya, dan perjalanan di jalan sunyi malah makin cepat kalau tidak dikatakan berlari. Tidak tahu akan kemana ujungnya, berlari di jalan sunyi tanpa peta, tanpa jalan dan tanpa tahu berakhir dimana, menuntut keikhlasan total. Setelah berhari hari merasa kurang tidur, tiba-tiba saya terdampar di penginapan untuk recovery melunasi tidur. Sendiri dan sunyi, hanya endapan jejak yang kemarin bisa saya tengok. Entah kenapa merenung jadi hal yang intens dilakukan, dan saya merasa kehidupan memberikan sekaligus menagih janji. Jalan sunyi memang hal yang mengasikkan, banyak "jebakan" spiritual yang ditemui dan saya meng-ikhlas-kan masuk dalam kubangan itu. Entahlah saya menemukan kedamaian disana, ada energi cinta yang hangat disana. Samar-samar dari kejauhan tarhim terdengar dengan bacaan surat arrahman: maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan
duuhh,,,,
#subuhterindah

The Big Data

Apapun aktifitasmu,  pekerjaanmu,  tujuan hidupmu,  penguasaan2 ego dan kecenderungan pikiranmu beserta derivat2 aktifitas keduniaanmu,  dalam bahasa sederhana semua itu hanya tools/alat pendekatan mu pada Nya. Dari kordinat makrokosmos mu,  GPS ketuhanan mu,  perjalanan arungi waktu mu akan selalu dipantau oleh BIG data bernama Roqib&Atid.

Ini bukanlah soal kecanggihan teknologi belaka,  tapi ini adalah cara Tuhan menyayangimu agar engkau tidak tersesat dengan kekaguman materi berlebihan,  karena hakikat dirimu adalah pendar cahaya Nya. Jadi jika suatu saat dirimu dipanggil oleh "zuckerberg" bernama Izroil dkk,  data apa yang akan kau bawa kecuali flashdisk berisi catatan amalanmu yang akan di validasi oleh Munkar-Nakir,  sembari membersihkan malware qalbumu

Sabtu, 11 Juni 2022

Apa yang kau cari Adinda..

Apa yang sebenarnya kau cari adinda..... ?
Sejenak terhenyak saat mengira pencapaian mu adalah sebentuk puncak,  sedangkan perjalanan mu meniti mulai Alif,,, tak beranjak sedikitpun menemui Ba' tapi mengira  sudah mencapai Hamzah dan Ya'
Teganya menafikan diri sejati mu dan menafikan Nya

Bukankah sepanjang hari dirimu tertidur dalam pikiran, ambisi dan keinginan2 mu.  Dan teganya engkau berkata Dia dimana? dimana?...Bukankah Ia ada selalu di samping mu sayang,,,,, memelukmu saat kau limbung tapi kau merasa Ia tak ada.... 
Sebenarnya apa yang sedang kau cari Adinda.... 

Bukankah hidup hanya merenda waktu sebelum peluit kereta tiba,  membawa kita menuju keabadian.  Seolah di akhir waktu dirimu  merasa karib dengan Nya.... 
Walau pernah bilang dalam keluh kesah mu kau merasa di abaikan Nya

Sebenarnya apa yang sedang kau cari adinda..... 
Pencarian mu,  pencapaian mu,  di titik akhir hanya sia sia belaka.
Kemana waktu terbuang,,,, kemana asa terbilang,  kalau bukan kembali ke haribaan Nya.... dan menangis dirimu menyesalinya,,,,


Apa yang kau cari Adinda..

Apa yang sebenarnya kau cari adinda..... ?
Sejenak terhenyak saat mengira pencapaian mu adalah sebentuk puncak,  sedangkan perjalanan mu meniti mulai Alif,,, tak beranjak sedikitpun menemui Ba' tapi mengira  sudah mencapai Hamzah dan Ya'
Teganya menafikan diri sejati mu dan menafikan Nya

Bukankah sepanjang hari dirimu tertidur dalam pikiran, ambisi dan keinginan2 mu.  Dan teganya engkau berkata Dia dimana? dimana?...Bukankah Ia ada selalu di samping mu sayang,,,,, memelukmu saat kau limbung tapi kau merasa Ia tak ada.... 
Sebenarnya apa yang sedang kau cari Adinda.... 

Bukankah hidup hanya merenda waktu sebelum peluit berbunyi pertanda kereta tiba,  membawa kita menuju keabadian.  Seolah di akhir waktu dirimu  merasa karib dengan Nya.... 
Walau pernah bilang dalam keluh kesah mu kau merasa di abaikan Nya

Sebenarnya apa yang sedang kau cari adinda..... 
Pencarian mu,  pencapaian mu,  di titik akhir hanya sia sia belaka.
Kemana waktu terbuang,,,, kemana asa terbilang,  kalau bukan kembali ke haribaan Nya.... dan menangis dirimu menyesalinya,,,,