Kamis, 27 April 2017

Ini tentang broedin

Drs. Broedin van Klompen Prof. S. Tp, S. Ag, MA
Saya nemukan akun itu di fb,  atas nama broedin dan kalau lihat foto profilenya seh sama,  hanya yang ini pake dasi,  dan saya tahu foto itu yang dia pake saat e-ktp.  Yang bikin geli,  status yang menganalisa tentang ulasan mikro ekonomi cukup tajam dan lugas.  Dan ammpuun,,, yang nge-like  rata-rata doktor demikian juga temen virtualnya,  karena canfumkan gelar juga.

Gayanya yang kemaki membuat saya ketawa,  nggregetno sekaligus kagum,  masa doktor beneran dia makan argumentasinya,  di statusnya bilang jika makro ekonomi sangat dipengaruhi oleh pergulatan global dan mikro ekonomi hanya dipengaruhi cuaca lokal.  Argumen yang nyleneh membuat statusnya banyak dikomen,  dan sohib saya broedin van klompen bilang dengan logika: kalau anda jualan es di siang yang panas oke,  tapi bagaimana jualan es tetep laku saat cuaca hujan? Jawabannya cukup cerdik,  anda cukup dengan jualan yang bisa di cuaca dingin dan panas,  misal kopi bisa jadi es kopi,  es teh bisa jadi teh nasgithel. Mbuh ngawur opo ga banyak yang komen memuji dia.

Banyak orang mengira broedin adalah konsultan usaha mikro dan pengamat ekonomi,  sehingga banyak yang pingin di konsultani tapi dengan cerdik dia ngeles dengan alasan waktu,,,, 😂😂😂😂. Sehingga saat ketemu dia langsung,,,misuhhhh saya dulukan,,,, jaannn,,,,, k,  ente kapan sekolah sampek profesor dien,,, namanya pengelabuhan intelektual. "Sopo sing bilang profesor? ". Lah itu di akun fb kamu cantumkan gelarmu sak abreg,  dan cilakanya orang percaya gaya pencitraan jadulmu. Broedin hanya ketawa terkekeh hingga membuat saya penasaran,  broedin orang cerdas,  dia ga mungkin melakukan itu tanpa maksud.

Akhirnya saya tahu justru dari istrinya syaripah (panggilannya mbak Sari,,, 😂😂😂), jadi mas brok lom tahu artinya,,,syaripah nerangin kalau itu hanya singkatan Drs: dari Sampang,  prof. Stp : profesi sebagai tukang parkir,  S. Ag: Surabaya arek gemblongan,  MA: madura asli,,, gitu mas brok,,, mbak Sari aja taunya barusan(istri broedin selalu menyebut namanya sendiri kalau bicara). Trus maksudnya apa mbak Sari?. Kata kak dien,  buat nyindir orang yang maniak gelar dan pinter  tapi hatinya gelap. Ohhhh,,,, saya manggut2,,,entah kenapa saya kebayang wajahnya yang nyindir saya. 😪😪

Sabtu, 15 April 2017

Bahagia(absurd?)

Bahagia
Ini cerita tentang bahagia yang pernah saya janjikan pada mertua dan anaknya dulu waktu masih pedekate dengan semangat saya berusaha meyakinkan kalau anaknya bisa disunting tidak usah kuatir tentang masa depan,sebab pasti saya akan jadi lelaki yang bertanggung jawab untuk kehidupan anaknya dan cucunya. Tentu saja sebelumnya anak mertua sudah saya "racuni" tentang masa depan Bla,,Bla,,Bla,,😂😂. Ibaratnya kalau adinda mau jadi istri saya, apapun mau keliling dunia kemana Ok,mau ke Paris, ke bulan, Ok punya. Hasilnya saya sukses menyunting anak mertua yang kelak jadi ibunya anak-anak. Saya sendiri kadang heran berani beraninya ngelamar anak orang dengan menawarkan masa depan yang indah, ibaratnya saya nunjuk satu bintang di langit sambil bilang itu rumah kita,,,,😀😀 padahal dulu ngelamar masih pengangguran, badan kerempeng karena kurang gizi,,,,😅😅

Setelah jadi istri, saya pun tersenyum kecut kalau diingatkan janji itu, jangankan ke Paris bahkan ke 🌒 bulan, nyediakan waktu buat nemenin ngobrol aja susahnya minta ampun, sampai saya berkesimpulan kebahagiaan itu sebenarnya absurd, antara realita dan impian garis pemisahnya  letaknya di lidah. Apakah istri saya bahagia, entahlah saya gak berani nanya,,,,😁😁😂, dosa rasanya sama mertua dulu,,,,karena sebenarnya dulu saya ngemis cinta anaknya,,,😂😂. Tapi apapun saya sukses telah memberikan kebanggaan sama anak mertua, bisa menjadi ibu, dipanggil nyonya dan dilingkungan rumah dipanggil ibu Joko, hal yang tidak mungkin terjadi kalau tidak menikah dengan saya,,,,,😂😂😂😂, karena bukankah banyak wanita, gadis menginginkan hal tersebut,,,,hahahaha,,,

Jadi, saya sampai pada kesimpulan, jika bahagia absurd adanya, bahagia yang sejati sebenarnya bagaimana ?Kata mas gede Prama bilang kebahagiaan yang datang dari luar dan terbeli, akan datang dan pergi. Jadi kebahagiaan datangnya dari dalam ya mas gede,,,,setelah saya renungkan mungkin benar bahagia sebenarnya serangkaian sikap dan bukan keadaan. Bayangkan saat pagi hari saya terbangun dengan kondisi kucek gitu, nyonya bilang pria paling ganteng yang pernah ditemui,,,,langsung saya cium dia,,,,dan ditolak karena bau jigong,,,,😂😂😂. Apakah ini serangkaian sikap yang membuat bahagia muncul dari dalam,,,entahlah tapi saya berusaha membenarkan biar gak ingat janji saya dulu ngajak dia ke Paris, kalau ke bulan saya bilang sekarang disana lagi musim dingin gak enak hihihi,,