Jumat, 29 September 2017

Sono un pezzo solitario a sinistra*

Sono un pezzo solitario a sinistra*
Saat mencari-cari,,,,
Saat tak kutemukan,,,
Saat tangisan dan kepedihan salah tingkah dengan tawa
Ketika anggukan doa malam hari hanya ucapan lirih penuh makna,namun saat pagi tiba, berubah menjadi meriam penuh jelaga
Sang maha terhijab oleh keserakahan dan prasangka,,,,

Gusti,,,,keadilan menangis sembari meringkuk di sudut waktu, tersedu menyesali anak jaman bertingkah seolah ini jaman edan. Jaman edan? bukankah yang edan adalah mempersembahkan ketulusan dan kejujuran hanya untuk sang tuan polan, tanpa alasan. Bukankah itu edan tatkala hujan menari-nari seraya menangisi sang dendam yang kian beranak pinak sampai mulut berbusa kehabisan kata-kata.

Dalam tangisan yang meliuk sebelum luluh lantak, ucapan sumpah serapah hanya meminta kutukan, sebelum terkulai dengan belati yang menancap di bayangan dan menggumam:,,,,,,,,Sono un pezzo solitario a sinistra,,,,,,,,,,
*aku sepotong sepi yang tersisa

Minggu, 17 September 2017

Andai


Saya ini senang berandai andai yang memungkinkan dalam kapasitas tertentu mungkin setengah ngayal, bagaimana tidak, ini kisah anak jaman sekarang yang diberi kemudahan teknologi namun malah lemah di struggle, ga ngotot, malah manja iya, sehingga andai adinda masih sugeng, pasti sebaya dengan mereka tapi bapaknyaa kan membuat perbedaan sendiri. Misanya, saat sekolah ga masalah dia mau belajar apa tidak, ga masalah mau nilai baik apa gak, yang penting bisa lulus. Saya akan tekankan nilai bukan representasi dirimu, kamu labih tinggi dari sekedar angka-angka, jadi sekolah buat kamu adalah menggali potensi dirimu, hobimu dan kembangkan sejauh kamu suka. Berteman sebanyak-banyaknya di dunia realita bukan di dunia maya. Bersikap seperti spons yang menyerap apapun jua sekaligus menyaringnya. Saya akan ajari dia bagaimana kegiatan outdoor begitu menyenangkan sekaligus bagaimana memasak di rumah mirip praktikum kimia, mencampur apapun bumbu namun masih bisa dimakan. Saya akan ajari main guitar karena bapaknya jago walau dikit, agar kepekaannya muncul. Kegiatan outdoor akan membuat kedekatan dengan alamnya terasah, mirip bapaknya yang dulu seneng mendaki gunung.

Nah,,,untuk urusan perempuan, saya libatkan mama-nya, agar pintar menjaga sopan santun, menutup aurat dan pinter tartil seperti simbok-e. Sehingga saya tinggal mengisinya dengan menjelaskan bahwa kehidupan yang indah ini bukan dilekatkan pada benda namun pada ketaatan cinta nya pada sang Maha. Saya ijinkan dia kritis dalam porsi tertentu asal dengan logika yang baik, ojo ngelunjak sehingga kecerdasannya  bukan dari cara dia mendebat namun cara dia menggiring opini supaya bisa meyakinkan saya. Kalau kecantikan, saya dan mamanya akan tekankan yang namanya inner beauty, bukan asal nempelin kosmetik  mirip boneka. Saya pasti ngamuk kalau dia ga melakukan apa yang sudah jadi komitmen bersama, akan memuji dan menyanjungnya atas aktifitasnya dia yang mengedepankan humanisme dan asketisme. Saya tak akan mewariskan apa-apa berupa materi, hanya akan membebaskannya berkarir apa yang dia suka. Dan kalau dia pilih suami pun saya akan proppertest secara ketat dengan sebuah klausul: "  kalau kamu kelak menyakitinya saya akan ambil Adinda kembali, karena kamu tidak bisa merasakan bagaimana melahirkannya dengan kesakitan"

Apakah saya protektif? enggak, karena saya akan bilang, nduukk,,,kamu  apes jadi anakku karena bapakmu ini ngerti yang namanya browser history, sehingga dunia maya hanyalah hal yang ga perlu kamu pelototi dan saya kasih tahu kehidupan ini sebenarnya fata morgana, alias senda gurau belaka, kemudian saya jelaskan teori fisika kuantum dsb bla,,bla,,bla, mbuh dia ngeti apa ga. Dan pada akhirnya saya akan berkata begini saat dia jadi pengantin : nduuk,,,tugas kami, ayah dan mama sudah selesai, kami sudah mengantarmu ke depan pintu kehidupanmu sendiri, setelah ini kamu akn jadi milik suami dan anakmu kelak, belajarlah apa yang kamu lihat dari kami jika baik, jangan terbebani oleh kami saat kami merenta, kami tak butuh pertolonganmu, ingatlah selalu memegang tali terkuat yaitu imanmu pada Allah, ayah dan mama, akan selalu berdoa agar kamu sekeluarga selalu dilindungi oleh Nya"
Setelah itu, akan saya serahkan foto dia mulai waktu bayi sampai dewasa, pasti Adinda akan nangis bombay terharu, setelah itu saya dan mamanya masuk kamar  tertawa karena sudah bisa ngerjain dia.

Jumat, 08 September 2017

Ketika doa tak tersentuh

 
Hari ini saya menerima pelajaran paling berharga, ketika Tuhan disebut dalam rintihan nestapa, doa dipanjatkan dengasn lafal lirih, namun ia hanya menghuni sunyi, dimana gerangan perginya? Kadang kita ini terlampau nakal untuk sebuah transaksional dengan Nya. Kita ingin mengambil untung namun enggan rugi, padahal posisi bargaining kita lemah teramat lemah.dihadapanNya. Namun sebagaimana manusia hanya bisa merendah ketika tertimpa nestapa, dalam kondisi inipun masih coba menawar dengan angkuhnya.

Mulai bulan agustus hingga september seperti diperlihatkan sebuah film perjalanan manusia dengan berbagai macam sifat yang berujung pada satu hal, kemapanan terhadap hidup selalu diidentikkan dengan kemapanan materi. Saya mencoba mencari literatur efek kemapanan tersebut dari berbagai buku di internet yang kebanyakan pengarangnya adalah produk pendidikan dari kulon. Hasilnya memang dapat diterka, jika anda mapan secara duniawi, kehidupan sudah dalam genggaman. Sebagaimana otak saya agak nakal, lieratur pun dikomparasi dengan kitab suci, kenapa kitab suci?karena otak ini sudah dikontaminasi pendidikan ala kulon yang mengagungkan kehidupan dunia yang membuat saya kering dan tidak menjawab tentang misteri waktu dan masa depan. Padahal unsur kemapanan ada kepastian didalamnya, kepastian yang dimaksud adalah masa depan, sehingga eckhart tolle bilang dalam bukunya the power of now, jika waktu lalu dan esok hanya ilusi. Betul secara logika, namun tidak secara mental, karena manusia selalu ingin tahu kehidupan esoknya.

Di kitab suci keyakinan yang saya anut disana digambarkan  perjalanan manusia dari sebentuk nutfah hingga jadi manusia bernyawa, bagaimana juga perjalanan kelaknya. Sehingga doa yang dianjurkan bukanlah meminta kekayaan, namun meminta ampunan dan selalu ditunjukkan jalan yang lurus. Maksud jalan lurus adalah jalan yang menempatkan manusia pada kondisi menuju rumah abadinya. Dimana rumah itu? kelak di sebuah tempat bernama kampung akhirat. Sehingga aspek asketisme ditekankan, karena dunia dan seisinya hanyalah keindahan yang menipu, alias nisbi. Berdasar dari sana, sebuah visi, misi kehidupan, dijelaskan secara gamblang dengan memberi kisah nyata mengenai umat terdahulu yang memuja materi berakhir dalam kehancuran. Peringatan yang diulang-ulang menghasilkan kesimpulan jelas, dunia bukan keabadian hanya tiket untuk kembali. Dan doa yang paling menyentuh bukanlah doa meminta kelebihan bernama materi, atau meminta dihilangkan dari musibah, namun berisi doa ampunan agar dilapangkan perjalanan pulang dan selalu dibimbing dari gelapnya kehidupan agar diberi terang.

Kembali ke awal, entahlah saya begitu trenyuh melihat sahabat-sahabat saya begitu giat berlomba dalam hal kelimpahan pada doanya tiap malam hingga meneteskan air mata sampai kadang saya ikut juga menangis, namun alpa jika doa transaksioanal begini hanya sementara. Ibarat beli data internet, berlomba cari paket data murah namun tak mencari yang unlimited :-). Kehidupan yang naik turun mirip siang dan malam hanya menyisakan perih jika kita mengikuti gelombangnya. Dapat berkah tertawa dapat musibah nelangsa. Jadi saya mafhum jika doa saya minta kelimpahan kekayaan tidak terkabulkan, orang doanya juga ga serius-serius amat. bahkan doa begituan sudah lama saya tinggalkan, bosen,,,,ga dikabulkan,,, :-))jadi redaksinya saya ganti lebih singkat yang intinya up to you deh Tuhan,,,,:-D. Namun saya serius jika itu dikaitkan dengan cintaNya, demen banget kalau urusannya cinta-cintaan dengan Nya. Jadi dengan belajar mengenal cinta Nya dari sekecil apapun, tiba-tiba diri ini merasa kaya, dan terlampau cukup, hingga tak bisa berkata apa-apa. its enaugh ya,,,Rabb,,,malu hamba, rahmatMu terlampau berlebih sehingga kadang mahluk mu ini tak tahu diri (gaya ini sering diucapkan gurpan, saya tiru,,,hehehehe,,,,).