Selasa, 30 April 2019

Tolstoy versi broedin

Saat Indonesia dilanda krisis setelah kejatuhan orba, dan kebijakan ekonomi yang memihak pada kapitalis sehingga ada suntikan duit trilyunan apakah indonesia bangkrut,  yaa secara de jure,  secara de facto tidak,  karena ekonomi mikro berjalan sebagai buffer; demikian salah satu status broedin van klompen.  Yang dimaksud ekonomi mikro versi broedin van klompen adalah pergerakan Ekonomi lokal di kalangan grassroot mulai dari pedagang kaki lima hingga sektor ekonomi non formal seperti lapak2 liar yang memenuhi trotoar jalan di seluruh kota2 indonesia dan ini tidak bisa dilakukan dinegara tetangga dan Negara lainnya walau secara tidak langsung tak diakui pemerintah,  namun ini tidak bisa dibendung malah menghasilkan kelas menengah yang makin masiv hingga sekarang. 


Diakhir penutup statusnya dia mengutip tulisannya tolstoy(saya yakin dia ngawur bin kemeruh,,,😀😀) :dinegara yang silang sengkarut akan muncul generasi yang sudah neg dengan kondisi tersebut dan bergerak menuju kebaikan. 


Nahh,,,tentu saja saya protes: dien opo sekarang Negara sedemikian ruwetnya wong ente jualan juga ga diubrak satpol pp. Pendapatanmu juga mulai pasti meskipun kadang masih pinjam sono sini. "Hehehe,,, piye mas brok,,, apik ga mosok ente aja sing iso nulis". Mas brok,, sopo kui dien?." Bojoku syaripah manggil mas brok,  jare broken wing". Masalahnya dien asline saya setuju sama analisamu, tajam setajam silet ente dapat dari mana literatur seperti itu. Ente jangan macem2 loh Negara ini gemah ripah loh jinawi dibilang silang sengkarut,  mbok pikir teka teki silang po? .


"Mas brok iki pura2 ga tau aja,  lah ane nulis juga angger ngetik, mari moco teko majalah bekas"katanya sambil lihatkan majalah bekas yang bikin saya terperanjat,  buku ekonomi review yang biasa jadi jujukan ekonom untuk komparasi pendapat. Janncuuk,,,, arek iki tibake pinter,  setengah iri saya mbatin. Kalau inget dulu saat lagi mondok ngaku pernah ketemu nabi khidir,  jangan2 anak ini bisa ilmu laduni. Dien,,, ente yo ngerti opo sing mbok tulis?. "Enggak mas brok angger nulis ae,  dikit2 ngerpek teko majalah iku". Tambah puyeng saya,  tibake arek iki jenius. Lah ente beli berapa majalah bekas dari orangnya?. "Kemarin ada orang bawa tumpukan majalah bekas,  terus ditawarin ke saya,  karena saya ga ada duit,  tak ijoli gedang goreng kebetulan  syaripah tas ngentas,,, ehh gelem". Saya manggut2: dien gowo rene gedang goreng plus ote2 bungkus,,,,.  " siappp mas brok 86,,, ,paaahhh syaripahhhh,,, bungkusno gedang goreng mbek ote2 gawe mas brok".


Dien dien,,, bacaanmu ko ada Tolstoy segala,  memang kamu tau sopo dek- e?." Embuh mas brok aku yo rodo ngawur thitik lah tak pikir ben ketok keren,,  😀😀😀". Dien,,, dien ancor pesena telor nek  ngono,,, 😂😂

Peter(kepepet muter)

Dalam hal tulisan saya banyak "ngaji" di pesbukiyah dan twiteriyah dimana status sahabat2 saya,  kadang mewakili isi hatinya disana,  sehingga saya jadi tahu,  seberapa tingkat kegalauan mereka diukur dari kadar kedalaman tulisan yang saya amati dari waktu ke waktu,  bahkan seandainya mereka hanya sekedar copas,  atau berpura2 bahagia,  kemampuan menganalisa ruh status mereka terlihat gamblang,  sehingga kadang ada rasa trenyuh saat mereka bersedih,  ikut gembira saat kebahagiaan mereka diposting di halaman umat pesbukiyah. 


Yang paling dramatis,  saat saya belajar ngaji di instagramiyah,  dengan posting2 poto pakai beberapa aplikasi menjadikan yang kurang menjadi lebih,  yang lebih jadi kurang,  ko saya banyak melihat kemurungan disana.  Kalau toh ketawa,  hanya fisiknya,  selebihnya hanya pose2 estetika dan begitu terbuka untuk dilihat auranya.  Sehingga ada beberapa sahabat entah karena aktif banget di pengajian instagramiyah,  jadi ketahuan latar belakang pribadinya (yang suram).


Pertanyaannya ko bisa tahu?  Ahhh,,,, sama sahabat broedin van klompen saya sudah ditasbihkan sebagai orang suka bedah forensik kata dan data (kadang broedin suka ngawur kalau ngasih istilah). Dan broedin pernah ngasih julukan itu saat dia aktif di dunia maya dengan nama Peter (katanya nama peter singkatan kalau kepepet muter2) dan saya tahu aslinya gara2 tulisannya mirip tulisan majalah bekas yang sering dia kumpulkan. 


Yang ingin saya bincangkan adalah dunia yang makin mepet sekarang ini,  jangankan foto anda, pernah karena ingin berbagi kebahagiaan,  foto anak,  baby dan orang tersayang,  telah disalah gunakan orang kain untuk hal yang jahat. Bahkan cyber criminals,  begitu dekat dengan kita, jadi mengobral foto kadang menjadi dilema,  apalagi mengobral data pribadi lewat permainan kuis2 yang tanpa kita sadari efek sampingnya dimanfaatkan untuk tujuan buruk. 

#nulis disambi nyruput capuchino

Selasa, 23 April 2019

Ngemeng-ngemeng

Dunia ini adalah keseimbangan materi dan spiritual,  jangan pernah menyangka semua pergerakan matahari,  galaksi hingga milyaran bintang hanya pergerakan fisik semata,  ia bergerak dalam keseimbangan bernama spiritual.  Menggantungkan pengamatan pada dunia materi tidak saja manusia akan terjebak dalam pengamatan yang dangkal namun membuat pemahaman secara utuh menjadi gagal


Keruwetan, kerumitan yang sedang melanda bangsa ini sekarang adalah cerminan tatkala keseimbangan ekologis spiritual perlahan ditinggalkan dengan menatap materi secara berlebih. Dalam skala global ketika ada perebutan sumber daya alam yang berujung pada "isi" perut,  maka akan banyak yang terkorbankan demi pencapaian sesaat.  Badai kekeringan spiritual sebagai efek pemujaan berlebihan pada materi telah melanda barat cukup lama.  Dimulai dari eropa merambah amerika dan kini china,  akan memperpanjang kekeringan dan ketidak seimbangan ekologis secara spiritual.  Dalam bahasa sederhana,  ketika bandul lebih mengarah ke suatu arah,  maka alam mengevolusi dirinya agar keseimbangan tercapai.


Bangsa ini tengah mengkondisikan hal ini sekarang. Dulu ia dibangun dan tumbuh menjadi bangsa spiritualitas,  kemudian ada masa dijajah selama ratusan tahun dengan suguhan materi berbaju modernitas. Dimulai dengan VOC dan bergerak kini dengan mengatasnamakan kemajuan jaman. Hasilnya hiruk pikuk tarik menarik keseimbangan,  terlihat nyata dalam perebutan kekuasaan era democrazy sekarang. Pertanyaannya,  akan kemana bandul akan bergerak? Saya yakin,  mazab pemuja materi telah mencapai titik jenuh,  kemajuan teknologi yang mewakilinya telah membuat manusia tidak lagi pada Puncak rantai makanan,  namun menjadi penghamba materi,  rantai paling bawah.  Hingga dalam kekeringan hidup ini,  ada angin semilir, ada keinginan mengembalikan keseimbangan sepeti dulu dengan menggerakkan bandul ke arah sebaliknya.  Kuncinya satu,  diniatkan sebagai proses menyeimbangkan,  seperti proses alam semesta, bergerak molor dan mengendur, fleksibel. 


Dan yang perlu diketahui,  hanya gelombang yang bisa fleksibel seperti itu,  materi yang rigid dan kaku tidak mewakilinya.  Jadi bila hari ini,  gelombang bergerak mendorong bandul spiritual ke arah kanan,  ia keniscayaan, karena alam memang akan melakukan itu,  dipaksa atau tidak. 


Minggu, 21 April 2019

Suara dari langit

"dari makokat alias markas komando malaikat,  sudah siaga satu,  beberapa malaikat yang mengurusi hujan,  petir,  angin  bahkan nabi khidir pun sudah di kontak untuk di BKO (bawah kendali operasi)  dengan siskokat (sistem komando malaikat)  di langit dibawah pimpinan tertinggi malaikat jibril,  dan diperintahkan sewaktu-waktu bergerak"

Saya seh berandai2 malaikat jibril tengah menyaksikan bagaimana nurani sebagian rakyat Indonesia tengah tercabik2 saat ini,  sembari menunggu momentum bergerak secepat kilat membawa pasukan dari langit untuk membelah dada dajjal2 kecil yang melampaui batas. 


Saya juga lagi berandai2 betapa langit menjadi riuh dengan suara dengung seperti jutaan lebah memenuhi langit,  akibat doa2 yang dipanjatkan orang2 kecil, yang berharap keadilan sejati turun,  disana terlihat jibril gelisah sembari menekan2 tongkat komandonya dengan tangan penuh gemeretak menahan amarah,  hanya satu kata yang ia tunggu : kun,,,, 


Sesaat hujan  turun menyertai kilat,  bersamaan itu ribuan malaikat dibawah komando jibril melesat dari langit menuju bumi,  membabat hati orang2 yang culas,  yang serakah,  yang mengkerdilkan rasa kemanusiaan, yang abai terhadap harapan akan keadilan,  tidak dengan mengambil nyawanya,  namun diperlihatkan bagaimana kematian itu ada dan diperlihatkan kehidupan akhirat yang berisi pembalasan, sehingga kegugupan dan ketakutan tak sempat berlari bersama keringat dan gemetarnya tubuh. 


Ditengah ketakutan2 itu tanpa sadar mereka berbisik : Yaa,, Rabb,,, ampuni hamba ,,,,,namun terlambat untuk taubat. 


(Esoknya tanpa terekspos dan luput dari media masa manapun,  beberapa rumah sakit elite di dalam dan diluar negeri,  dipenuhi beberapa orang ternama yang sering kita saksikan di televisi, terkena stroke namun diagnosanya normal,  hanya saja tiap malam menjelang hingga pagi wajah mereka penuh teriakan dan ketakutan)

Jumat, 05 April 2019

Mari

Mari,, mari mampir sebentar kesini,  saat dingin yang mulai membekukan tulang,  secangkir kopi bisa menghangatkan ingatan. Kita bisa berbagi cerita,  cerita apapun jua meski mungkin tak penting bagi mu.  Mari coba kita hangatkan tubuh ini dengan secangkir kopi sembari menunda tatkala perjalanan berisi simpul simpul permata bening bernama tangisan.  Siapa tahu hangatnya tubuh bisa merelakan kepedihan menjadi bumbu penguat jiwa.

Keindahan itu mirip seperti kanvas lukisan,  berisi guratan warna warni,  saat dipandang dari jauh,  namun ketika dekat,  ada noktah hitam disana sini,  guratan kasar yang tak terbayangkan. Mirip sebuah perjalanan hidup,  menjadi suci bukanlah perjalanan yang mudah dan lurus.  Kadang tiba pada kelokan tajam dan membaret tubuh lunak ini menjadi perih.  Semakin jauh berjalan,  semakin penuh pertanyaan, dan semakin kita terdiam.

Mari,,,, mari mampir sebentar disini,  menghangatkan tubuh saat cuaca tanpa bisa diprediksi,  dingin menusuk tulang.  Siapa tahu secangkir kopi bisa menyegarkan tubuh yang kelu. Ketika kenangan kelam dan hitam,  kita nikmati saja mirip pahitnya kopi,  seraya berharap,  hidup bukanlah tujuan akhir, entah dimana akan berakhir kelak,  ada upaya. Bukan hasilnya,,,,,,