Selasa, 30 April 2019

Peter(kepepet muter)

Dalam hal tulisan saya banyak "ngaji" di pesbukiyah dan twiteriyah dimana status sahabat2 saya,  kadang mewakili isi hatinya disana,  sehingga saya jadi tahu,  seberapa tingkat kegalauan mereka diukur dari kadar kedalaman tulisan yang saya amati dari waktu ke waktu,  bahkan seandainya mereka hanya sekedar copas,  atau berpura2 bahagia,  kemampuan menganalisa ruh status mereka terlihat gamblang,  sehingga kadang ada rasa trenyuh saat mereka bersedih,  ikut gembira saat kebahagiaan mereka diposting di halaman umat pesbukiyah. 


Yang paling dramatis,  saat saya belajar ngaji di instagramiyah,  dengan posting2 poto pakai beberapa aplikasi menjadikan yang kurang menjadi lebih,  yang lebih jadi kurang,  ko saya banyak melihat kemurungan disana.  Kalau toh ketawa,  hanya fisiknya,  selebihnya hanya pose2 estetika dan begitu terbuka untuk dilihat auranya.  Sehingga ada beberapa sahabat entah karena aktif banget di pengajian instagramiyah,  jadi ketahuan latar belakang pribadinya (yang suram).


Pertanyaannya ko bisa tahu?  Ahhh,,,, sama sahabat broedin van klompen saya sudah ditasbihkan sebagai orang suka bedah forensik kata dan data (kadang broedin suka ngawur kalau ngasih istilah). Dan broedin pernah ngasih julukan itu saat dia aktif di dunia maya dengan nama Peter (katanya nama peter singkatan kalau kepepet muter2) dan saya tahu aslinya gara2 tulisannya mirip tulisan majalah bekas yang sering dia kumpulkan. 


Yang ingin saya bincangkan adalah dunia yang makin mepet sekarang ini,  jangankan foto anda, pernah karena ingin berbagi kebahagiaan,  foto anak,  baby dan orang tersayang,  telah disalah gunakan orang kain untuk hal yang jahat. Bahkan cyber criminals,  begitu dekat dengan kita, jadi mengobral foto kadang menjadi dilema,  apalagi mengobral data pribadi lewat permainan kuis2 yang tanpa kita sadari efek sampingnya dimanfaatkan untuk tujuan buruk. 

#nulis disambi nyruput capuchino

Tidak ada komentar:

Posting Komentar