Senin, 31 Desember 2018

Selamat tahun baru

Selamat tahun baru
Telah kesekian kali kita melewatinya,  merayakannya dengan gegap gempita,  dengan resolusi baru yang tak kunjung kita penuhi,  tentang harapan masa depan,,,,,dan kita merayakannya dengan penuh suka cita

Selamat tahun baru
Tanpa terasa berkurang satu digit umur dan kesempatan  namun kita alpa karenanya
Kita terlalu disibukkan dengan mematut diri bahwa kita telah suci hanya dengan beramal sedikit,  namun obral uang besar,  bertamasya ke saudi, sepulang dari sana hilang dosa2 seolah tiket haji adalah jalan ke surga

Selamat tahun baru
Kita genapkan perayaannya dengan sedikit berhura2, namun bisakah introspeksi,  menangisi betapa kita terlalu abai dengan usia,  pencarian materi hanya untuk dikumpulkan, dipamerkan sebagai bukti kesuksesan,  tebal kebanggan diri,  namun saat mengisi kotak amal,  betapa tipis yang diberi,  hanya uang bergambar parang,  dan merasa telah banyak memberi.

Selamat tahu baru
Di malam doa2 kita,  asa2 kita selalu berharap fiddunya wal akhiroti hasanah,  namun kita membayarnya dengan payah,  seolah hanya dengan tunaikan zakat,  lengkapkan shalat  haji dan puasa kita. adalah kesempurnaan menuju surga,  tanpa terasa, di kantor,  di pasar,  di pergaulan,  di keseharian, dengan sesama, kita membayarnya sedikit bahakan menafikan saudara kita demi kepentingan sesaat,  seolah sendiri tiada disamping kita malaikat

Selamat tahun baru
Semoga waktu yang makin berkurang,  kita makin bisa menasehati diri, jika semua kehidupan hanya upaya untuk memperoleh ridho Nya,  tanpa itu semua,  kita hanya sebuah debu yang sekali tiupan Nya,  hilang dalam genggaman kasih sayang Nya.  Bisakah berhenti menakar sesuatu, lantas berusaha ikhlas di sedikit waktu tersisa untuk berbuat pada sesama walau hanya dengan mendoakannya.

Minggu, 30 Desember 2018

Tahun baru

Tahun bari enaknya di rumah apa main kembang api,,,,?

Dalam peradaban barat,  pergantian tahun baru selalu dirayakan dengan kemeriahan,  pertunjukan musik,  pesta kembang api dsb.  Menurut saya ini merujuk pada kebudayaan penghormatan pada pergantian musim,  dan panen melimpah.  Entah kapan terjadinya sekarang pergantian tahun baru yang awalnya banyak dilakukan oleh para petani sebagai syukur atas kelimpahan,  menjadi produk ekonomi kapital yang menjanjikan.  Sebagaimana sebuah produk yang menjanjikan,  ia akan dipoles dan dikemas sedemikian rupa baik dari struktur sejarah yang dibangun,  psikologi,  dan doktrin bahwa ini menjadi budaya baru, sehingga itu akan di ekspor ke semua penjuru termasuk Indonesia. 

Susahnya,  sejak awal kita ini ambigu,  enggan meninggalkan tradisi lama,  ragu menggapai peradaban baru. Sehingga apapun yang berasal dari barat akan ditelan mentah kayak makan sushi. Dan hari ini kemeriahan tahun bari justru terjadi di pusat2 kapital baru yang sejalan dengan pertumbuhan penduduk,  mangsa empuk bagi pemasar.

Sebagaimana kita tahu ada ekses dari penetrasi peradaban baru (baru tak harus sejalan dengan ethic yang digaungkan pilsuf barat seperti plato atau aristoteles) . Ini murni target sasaran market,  ini murni bicara untung rugi,  jadi jauhkan ekses etika,  tak dikenal itu.

Namun kita tahu,  peradaban barat telah mencapai puncaknya,  keunggulan teknologi tak makin menghangatkan,  malah membuat keterasingan alienasi,  mirip puncak anak krakatau yang runtuh tak sanggup menyangga badannya,  keruntuhan peradaban barat sudah terasa dengan banyaknya timur dikenalkan disana.  Kearifan budaya timur yang menempatkan materi dengan bijak,  peradaban timur yang mendekap alam sebagai saudara bukan di eksploitasi,  makin intens di sono.

Di amerika,  generasi mudanya lagi trend disana menolak sex pranikah.  Artinya sex pranikah sudah ndeso disono.  Mereka melihat gelombang etika telah menjadi "agama" baru,  meskipun ini mirip kondisi kita di Indonesia hanya kebalikannya.  Prinsipnya mereka meninggalkan budaya lama menyongsong budaya baru.

Jadi,  siapa tahu kelak ada jejak budaya kita di amerika disana,  misal gamelan, keroncongan, dangdutan,  bahkan anak2 mudanya seneng melekan sambil main gaple.  Atau anak2 perempuannya bukan lagi nge-mall,  tapi belajar masak,  njahit,  atau malah main dakon.  Saat pergantian tahun baru cukup dirumah,  ketika ditanya kenapa?  Mereka jawab its new wave because budaya dari kakek nenek mereka  sudah oldschool, alias ndeso. Dan mereka pun menjadi lebih superior karena lihat  ke ndesoan kita masih merayakan tahun baru dengan main kembang api,,,,,, 😂😂😂😂.

Senin, 17 Desember 2018

Siapakah dirimu

Siapa dirimu?
Lihatlah gambar dibawah ini,  dirimu ada dimana? Terlalu kecil buat membandingkannya,  sebab dirimu adalah debu makrokosmos,  bahkan noktah dalam tata Surya yang tak diperhitungkan,  lihatlah betapa alam semesta bervibrasi,  mengikuti pola siklikal(bukan linier). Pola siklikal menghasilkan vibrasi berupa pure energy. Mirip gelombang elektromagnetik,  tawaf,  double helix susunan DNA kita. 

Namun tahukah,  jika kita yang hanya noktah kecil di dalam debu semesta,  seluruh jagad Raya,  kita diberi mandat menjadi khalifahnya. Kita bisa memberi arahan,  gelombang,  vibrasi yang mengikuti Nur cahaya Nya. Kita memiliki jabatan yang Agung, yang tak mungkin tanpa memiliki fasilitas kepemimpinan yang mumpuni.  Kita telah mengemban tugas dari Nya untuk menjadi rahmat seluruh alam.

Jadi,  pertengkaran2 kecil dengan sesama,  memperebutkan kuasa,  memperebutkan maqom dan jabatan,  bahkan pencarian tiada habisnya pada harta benda, hanya sebuah fragment kecil yang mestinya kita abai. Atau lain kali meragukan kemampuan Tuhan menanggung rizki yang telah dijanjikan Nya,  ketakutan akan kehidupan, was2 akan masa depan.  Kesemuanya itu bisa mengurangi kapasitas tugas yang digariskan Nya.
#re_intro

Senin, 12 November 2018

Day off

Jadi dalam momen tertentu, saya sedang belajar untuk melepas kemelekatan,  sekaligus belajar ada namun "meniada".
Dalam tataran tertentu ini memang sulit,  mirip nasihat "gurpan" bilang : minum saat haus,  makan ketika lapar.
Hebatnya semua hal tersebut dilandasi karena cinta,  miripmatahari,  embun,  angin,  hujan,  mereka melakukan tugasnya penuh ikhlas.
Jadi belajar berjarak,  kemelekatan dengan hal yang bersifat "luar", hanya bagian episode yang harus saya jalani,  yang ujungnya sendiri tak tahu dimana,  tapi inilah hidup.
Dalam bahasa lain : you did not know where the future will be,   but you know to where (anda tak tahu dimana masa depan itu tapi anda tahu akan kemana)

Sabtu, 03 November 2018

Hujan november

Hujan november
Hujan bulan november,  seperti menjemput doa doa yang berjuang menuju ke langit dan membasahi singgasana malaikat yang trenyuh saat manusia peminta-minta rizki namun lupa mohon ampunan.

Hujan bulan november, ketika rintiknya jatuh ke tanah,  beraroma kenangan tempat masa lalu hanya cumbu berasik masyuk dengan kegetiran dan tawa,  mengombang ambingkan hati antara putus asa dengan dera,  dan kita tertawa sambil menyeka air mata setelah tersadar ini cara Mu bercanda.

Hujan bulan november,  rinainya menerpa wajah wajah haus kasih sayang Mu, bahkan mencarinya kemana mana tanpa sadar prasangka menghalangi temukan cahaya Mu,  mengetuk pintu dan menemukan dirimu didalam.

Hujan november,  daun daun semula lusuh kini terbuai kelembutan,  dingin hanya suara yang terdengar,  hingga malam menepikan semua kemarahan dan memberinya kelembutan,  seperti berkata sejauh2 mencari tak akan kau temukan jika hatimu prasangka belaka. Tiba2 gerimis mengetuk pintu hatimu dengan lembut : hai jiwa yang tenang,,,,,,,

Jumat, 02 November 2018

Caffein effect

Peradaban kita sedang memasuki proses tahap dasar dari siklus yang terulang (orang Jawa bilang Pranoto mongso).  Siklus peradaban dasar adalah saat individu ingin memperlihatkan eksistensinya dalam masyarakat,  sehingga dalam tataran pragmatis,  kita kenal istilah selfie,  plagiat,  eksis. Ini merujuk pada masyarakat barat setelah terjadinya revolusi perancis,  dimana saat itu kita masuk di budaya egaliter. Sekarang barat malah memasuki kondisi pre egaliter.  Kita malah memasuki post individual

Saat revolusi Perancis,  sumber daya alam dikuasai dan di eksploitasi seperti meras santan,  hasilnya adalah kekeringan jiwa saat kemakmuran badaniah malah membuat limbung.  Saat peradaban kita mencapai Puncak tertinggi spiritual,  barat memasuki Puncak peradaban materialitas,  efek yang tak terbendung adalah kolonialisme merajalela dimana mana. Efek itu dirasakan sampai hari ini sebagai Puncak kegelapan jahiliah terhadap materi,  dan kita memasuki itu saat ini.

Pernah dengar lagu gundul pacul, lir ilir atau e- dayohe teko;  lagu kaya makna gambaran masyarakat egaliter yang memiliki visi gemah ripah loh jinawi dan berujung pada baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.  Hari ini tembang itu coba dikumandangkan lagi untuk mengingatkan, eksistensimu sacara individu kelak akan menemui kebimbangan tatkala ruh mu tak pernah kau jenguk dengan memberinya energi spiritual.

Demikian status saya pagi ini sebagai pengamat ekonomi palsu,  tetap jaga kesehatan bodi dan iman,,,,
#caffein_effect

Selasa, 30 Oktober 2018

Kode keras

Semalam saya bermimpi bertemu seseorang,  sebut saja gurpan,  lama saya tak bertemu beliau.  Dia menyapa saya sengan memperlihatkan putri semata wayangnya yang cantik dan sudah dewasa.  Kaget karena baru sekarang gurpang ngaku punya anak perempuan.  Tapi bukan itu yang ingin dilibatkan ke saya,  gurpan hanya bilang dengan sanepo : "broken wing,,, anak adalah mewakili kesayangan apa yang kita miliki,  kecantikan adalah keindahan yang melekat pada kesayangan kita".

"Saya hanya ingin katakan,  jika kau memiliki sesuatu yang Indah dan kamu teramat menyayanginya, jangan sampai itu malah menghalangi kecintaanmu pada Allah". Kode keras yang diucapkan gurpan membuat saya terhenyak,  terus dia lanjutkan.  Laku jalan sunyi,  begitu kau ucap,  semesta akan mengujimu dengan kemelekatan, jadi tema hidupmu bukan kau akan jadi kaya atau kere dengan hasil usahamu,  hasil pencarian karunia Nya.  Tapi apakah sengan upayamu itu akan kebih mendekatkan dirimu pada Nya. Tak penting dirimu melarat,  sugih selama dalam ko ndisi apapun kamu makin dekat pada Nya".

Apa hubungannya dengan Putri gurpan yang cantik,  tanya saya.  " broken wiinggg,,,, (saya kangen jika gurpan nyebut nama saya dengan aksen khasnya), itu Putri cantik kesayangan saya,  sebagai sanepo buat kamu,  mirip kamu Allah berkenan mengasuhnya,  apapun itu saya sadar jika itu menjauhkan diri ini dari Nya,  maka saya akan kehilangan momentum di kehidupan ini". Saya tecekat kehilangan kata2 lantas gurpan melanjutkan : bukankah Allah mengirim 'kode keras' dengan memberimu ketakutan,  kecemasan,  yang sebenarnya Dia akan mengujimu apakah konsistenmu terhadap Nya tetap ada di lakumu jalan sunyi".

Saya terdiam,  gurpan hanya perantara Nya untuk mengingatkan,  bukan karena ke ge er an,  tapi audah sering kali dalam tahapan hidup saat akan limbung,  gurpan hadir dalam mimpi atau realita.  Sengaja saya tulis ini di fb karena saya tahu,  ini adalah tempat sembunyi paling Bagus,  karena gak akan mungkin dibaca 😀.. Sesaat sebelum pergi dalam mimpi dia bisikkan : kapan ngopi bareng broken wing,,,,
Tiba2 tarhim subuh terdengar,,,,,,

Parodi

Parodi
Ada yang masih mencari
Ada yang mulai meniti
Ada yang berkecukupan
Ada yang kekurangan
Ada yang berhenti
Ada yang terus berlari
Ada yang kebingungan
Ada yang teguh hati
Ada yang takut hari esok
Ada yang ikhlas dengan hari ini
Ada yang terombang ambing
Ada yang menetap dalam ketulusan
Ada yang masih bertumbuh
Ada yang telah berbuah rindang
Ada yang apinya masih memerah
Ada yang apinya biru
Ada yang pikirannya di masa lalu
Ada yang pikirannya dimana mana
Ada yang bingung dalam kelebihan
Ada yang ikhkas dalam kepapaan

Hidup di waktu yang sama bukan berarti akan berakhir di tempat yang sama,,,,,pasti berbeda. Persamaannya hanyalah, kita hidup dijalan yang sama, arah yang sama, tujuannya beda

Kamis, 18 Oktober 2018

Re(schedul)sekolah

Sekolah nang finlandia

Ngene rek,  eling tah kene jamane es em a,  opo sing mbok senengi, pelajarane opo jam kosong, upacara opo ketemu konco sak kelas,  pelajaran matematika opo mbolos mangan nang mbok kantin,  dulin opo dino Senen. Nek ono sekolah tapi pelajarane akeh jam kosong,  malah awakmu di kongkon dulin,  masak,  main musik gak onok upacara sing onok : koen mlebu opo ga terserah,  gratis maneh sekolahe
Gak usah mikir mene awakmu langsung pindah sekolah ga ijin wong tuwek.  Sekolah ngono iku onok rek,  koen cuma iso ngiler,  polahe sekolah iku onoke nang Finlandia.

Sekolah nang kono cumak 3-4 jam,  nek nang kene mlebu jam 7 moleh jam 11 paling awan,  iku ae pelajarane thitik soro, gak tahu garap pe er polahe gurune gak tahu ngekek-i pe er.  Lah terus sekolah cap opo iku. Ngertio rek,  arek2 Finlandia nomor siji peringkate sak donya,  bendino pelajarane yo onok matematika tapi gak koyok nang kene,  pelajarane lebih happy.  Kurikulume tergantung koen jaluke opo,  nek koen seneng musik yo main musik,  nggitaro sampek ledeh drijimu gapopo.  Seneng masak diajari masak,  seneng belajar robot,  onok pelajarane (iku jek nang sd,  wes diwuruki gae robot). Sing seneng gae puisi yo muisi,  yok opo gak iri koen nek sekolah model ngene.

Yok opo,  enak kan,  lah terus nek mlebune mung 3 jam,  lapo ae sak marine mulih. Yoo akeh kegiatane,  malah dikongkon dulin barang ambek gurune,  dulino sak koncoan rek jarene,  dadi masiyo mlebune mung 3-4 jam, tapi efektif,  malah arek Finlandia minimal iso ngomong 3 boso,  Finland, inggris, Spanyol.  Asline podo ambek arek2 kene, iso boso Indonesia, inggris,  jowo kromo,  jowo ngoko sing akeh misuhe,  meduro lsp 😂.

Dadi nang kono gak ono istilah guru killer, sekolah paporit,  model2 pulday skul sing sekolahe sampe sore.  Jare arek Finlandia PR iku wes kuno,  ndeso so. Iku nek kenek arek2 sing nduableh e koyok koen,  gurune tambah ngacungno jempol 2 saking kreatipe lan ndableg e . Lah yok opo,  arek kene nek sekolah gayane gowo laptop,  pe er e sak taek ndayak,  duline cumak onok prei thok,  gak tau weruh rasane mbolos,  sampe2 aku tahu ngerti arek teko kutho suroboyo ga iso mbedakno wedus ambek sapi polahe podo putihe,  malah tepak nang pandaan ono arek kiro2 kelas 3 sd takon nang mama e,  jare opoko sawahe kok ditanduri suket,,,,, cobak opo gak ngelu pingin misuh diann*uk.  Wong nandur pari jare nandur suket,  lah sego sing dilebokno nang cangkem mu iku teko endi?.

Mbalik maneh,  sekolah nang kono gak onok critane sekolah paporit,  mulai kutho sampe pucuk ndedo so (iki ndesone nang Finlandia loh rek) podo do gak onok bedane,  dadi antarane anake wong sugih ambek ga,  nang kono setara,  gak koyok nang kene, sing nyetil ambek kumus2 ketok nemen 😁. Koen pasti iri ndelok ngono,  makane wes koen sekolah ojok pinter2 secara akademis,  tapi opo sing dadi hobbymu temenono, misale koen hobby mbolos,  mboloso sing temen2 sopo ngerti mbesuk awakmu iso merancang sistem sing iso mendeteksi kebocoran sistem pengaman opo ae hehehe.  Sing seneng mangan nang mbok kantin pas pelajaran,  temenono,  iku nglatih kepekaanmu nang masakan ambek strategi market warung (koen iso mbayangno tah kantin sekolah sing segmene terbatas arek sekolah, terus sering mbok bujuki mangan weci limo ngomong 2, krupuk 10 ngaku 4,  tapi brand e mbok gandrungi saklawase, kantin sekolah gak sengojo gae  emosional brand marketing). Sampek koen kabeh gak iso lali hehehe,,,,.

Wes yo,  ngene ae sekolah lakonono ae tapi ojok mbok seriusi nemen2 mengko tambah mumet ndhasmu,  nyantai ae,  sebab sekolah  mung  ngisore 15% kontribusine nang suksesmu,  sisane mergo pengembangan bakat lan hobimu lan pencarianmu .  Tapi ojok mbok kandakno pendapat iki nang wong tuwek mbek gurumu,  aku iso digibeng engkok 😂😂😂😁😁.

Inikah,,,,?

Ketika dirimu menoleh ke belakang,  dan melihat bekas2 jejakmu perlahan memudar termakan waktu,  inikah perjalananku, katamu seraya termangu. Bukankah telah kau lihat ada banyak pengorbanan cinta dari istri, anak,  orang tua mu,  hanya untuk membawa dirimu pada titik ini.  Tiba2 saja dirimu merasa tak sebanding dengan mereka,  lantas dengan masygul menggumam :"apa yang dicari selama ini,  mereka tak pernah mengeluh,  tak pernah lena sedetikpun menyemangatiku,  mereka diam,  taat dan patuh kemana diriku membawa"

Dalam sepersekian detik,  dirimu merasa limbung,  saat merasa tak sebanding balasanmu pada mereka,  hutang Cinta yang tak mungkin terbalas hingga kelak menutup mata. Tiba2 dirimu lunglai, menyesali pencarianmu selama ini ternyata sia2 belaka. Dimana salahnya, katamu ketika berjalan makin dalam dan jauh,  mereka makin asing di matamu.  Mereka hanya terdiam tak berkata apapun, walau kau kadang melihat sepintas,  menyeka peluh dan air mata.  Mereka tak bertanya kemana kamu membawanya.  Mereka tak perlu bertanya karena percaya kamu adalah ayah,  suami dan anak yang akan memberi bahagia.

Namun setelah perjalanan makin jauh,  tapak jejak yang makin tua termakan waktu,  kegelisahanku makin menjadi.  Kemarahanmu makin menghentak saat mereka tak mendukungmu.

Disaat dirimu hari ini terbaring,  betapa egomu telah membuat luka mereka yang selama ini mengasihimu.  Inikah jalan yang telah ku lalui,  pencarian yang tak makin mengakrabkan,  malah saling mengasingkan. Inikah hidup yang ku inginkan,  bergerak dari pencarian ke pencarian,  tanpa pernah tahu mereka yang dibelakangmu sudah kelelahan memenuhi hasrat mu yang tiada berkesudahan. Inikah jalan hidupmu?
#jalan_sunyi

Kamis, 04 Oktober 2018

Morning with you

Mungkin kita merasa tidak banyak waktu yang dimiliki untuk sekedar merenungi,  kemana sebenarnya arah hidup yang diinginkan. Atau mungkin kita terlalu disibukkan dengan tugas sebagai kepala keluarga yang makin hari makin menumpuk seperti RAM hape kita 😂.

Hanya sekedar mengingatkan,  hidup memang harus terus berjalan ke depan,  dan karena terburu2 kadang meninggalkan jejak2 yang kurang elok. Senyampang pagi masih menjelang,  yuukk bersihkan jejak2 digital kehidupan kita di masa lalu,  dengan maaf dan mohon ampunan.  Saya menyebutnya melunasi hutang Cinta,  sekedar penghalusan kata menghapus dosa 😊.

Sebab, kita tidak tahu kapan kendaraan waktu yang dipinjam dari Nya,  akan diminta. Mahluk bernama penyesalan memang menempati maqomnya dibelakang,  dan siap tertawa saat kita menangis.  Biarkan ia menjadi alarm agar kita selalu ingat, betapa hidup ini begitu rapuh,  dan sewaktu2 menjadi luruh.

Hanya saja,  dibalik kerapuhan,  kita terselamatkan oleh mahluk bernama Cinta,  jalan yang menghantar kita untuk bermunajat pada Nya
Selamat pagi, selamat menempuh karunia Nya

Selasa, 18 September 2018

By the way (nemu tulisan 4 thn yg lalu)

"U can't buy anything with hug", itulah status seorang teman ketika membahas uang, dia juga menulis begini : love with money make power others, It make buy happiness. Dia menggambarkan kekuatan uang dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam urusan love dan happines.  Saya hanya membalasnya dengan bilang :  u can't buy all of thing with money, its part of happines.
 
Dalam level tertentu uang memang bisa membeli kebahagiaan dan cinta tapi tidak bisa membeli hakikat bahagia dan cinta. Sebagaimana uang adalah benda, saat cinta dan bahagia ditarik pada tataran benda, tidak saja menjebak namun juga menenggelamkan. Uang memang kita cari untuk memuluskan aktifitas sehari-hari di jaman modern ini( bayangkan saat nenek moyang masih berburu , uang tdk dikenal). Namun sejarah sll  berulang, ketika suatu kaum/bangsa tll meng-agungkan kebendaan termasuk uang secara berlebihan, ia malah menghancurkan dari dalam (self destroyed).

Saya tidak menyalahkan teman tadi karena itu realitas yg dihadapinya namun saya juga tdk bisa bayangkan kekeringan yg akan dialaminya saat menarik total kehidupannya dengan kaca mata bernama uang.

Sabtu, 08 September 2018

Mari (re intro)

Mari
Saat hatimu terlelap, mengejar hidup yang terasa berat, Aku meminta waktumu sejenak, tidakkah kau merasa rindu pada Ku? lepaskan semua bebanmu, singkirkan semua ketakutan dan was2mu. Sandarkan semua problemamu sebentar saja, mari bicara, dalam tangis, dalam pinta dan doa.

Hidup di dunia bukanlah bicara kelak dirimu menjadi apa, memperoleh apa, bukan itu. Aku tak banyak meminta kecuali jalani hidupmu penuh cinta, penuh tawaduk, semua niatkan itu sebagai bentuk ke cintaan mu kepada Ku

Mari, mari luangkan waktumu sejenak ditengah kesibukanmu memenuhi kewajibanmu pada anak, istri,suami yang menanti di rumah dengan penuh harap semoga dirimu diberi keleluasaan rizki yang melimpah. Mendekatlah pada Ku, tumpahkan segala keluh kesah mu, tentang kesulitanmu, yang makin bertambah dari hari ke hari, jalani dengan sabar, sebab itu sementara, sebelum dirimu kembali dalam kebahagiaan abadi yang Aku janjikan.

Jadikan dirimu bernilai bukan dari pencapaian mu, namun dari upaya mu yang terus menerus dan sabar. Aku selalu menemani mu saat niat dan awal dirimu melangkah, semoga kelak engkau akan kembali dalam haribaan sejati, tempat dirimu akhirnya bernafas lega setelah menjalankan tugasmu sebagai suami, istri, anak yang berbakti. Dirimu hanya bisa menangis saat Aku bisikkan : hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Ku dengan hati yang ridha.
#reintro

Rabu, 22 Agustus 2018

Aku ingin bilang

#aku hanya mampu mengurai pagi dan memilin nya ke dalam saku untuk aku bagikan di setiap tetes embun dan "mendakwamu" dengan ucapan: apakah kamu masih sayang aku#

Aku terhenyak seraya menatapmu dan bilang,  bukankah itu ucap yang kau bilang ketika hampir ke peraduan dan aku tak ucapkan sepatah kata kecuali senyum yang paling terngiang.

#aku ingin seperti matahari sebelum embun sirna di balik daun yang bergumam salam shalawat Cinta Nya#

Kamu tak perlu menjadi apa2, sebab seluruh aliran darah dan DNA,  ada dirimu dan Adinda menyapa,  dan terlalu cukup buatku.

Tiba2 subuh berkumandang meniti kebesaran Mu, betapa Cinta Nya begitu melimpah, tanpa terasa air mata hanya satu2nya bahasa yang bicara
#selamatiduladha

Rabu, 25 Juli 2018

Lena

Ketika kelahiran datang dari pintu depan, ajalmu menanti di pintu belakang.  Jarak diantaranya,  banyak yang di maknai secara berbeda.  Ada yang menamainya : kehidupan,  disana dirimu terdampar menjadi tamu di sebuah ruang tamu, dan tak mungkin selamanya disitu,  sebab kelak akan pulang.

Jarak antara depan dan belakang hanya sepenggalan untaian doa, terlalu singkat. Saat kita lahir,  disambut doa, pulang ke haribaan Nya juga dengan doa. Bahkan doa menjadi penawar saat langkah ini terpuruk dalam do(s)a.

Dan sebaik2 doa,  adalah menghantar diri ini dalam pendar cahaya Nya,  mengabdikan dirimu untuk orang tua, istri/suami, anak,  guru dan orang yang memberimu Cinta.  Dan kewajibanmu adalah melunasi hutang Cinta mereka,  dalam perbuatan yang Indah dan doa.
Sehingga apapun yang kau maknai :  usia,  waktu,  harta,  jabatan,  hingga kesenangan kehidupan,  semuanya terangkum dalam satu kata yaitu jarak.  Dan jarak itu terukur hanya dengan dua saja,  pintu depan dan belakang,  selebihnya,,,,, lena.

Re-intro

Di serambi itu angin hanya bergulir lemah,  saat sore mengisyaratkan kalau dirimu  beranjak pergi,  bukan menangisi keadaan namun karena keabadian tak bisa ditemui dengan begini,  katamu.
Jadi aku pun termangu saat lembaran puisi menoreh di buku harian dan betapa kata2 itu menghujam,  bukankah ini semacam intro,  ketika badan letih mencari kemana mana,  hakikat diri terbang tercantol entah dimana?.  Bukankah pernah kau bilang,  jangan ditangisi keadaanmu disini,  kamu menulisnya di bait puisi,  keabadian hanya rumah sejati,  sisanya ilusi.
Jadi,  sore ini kamu tersenyum tipis serta menatap awan sebentar lagi memerah sebelum gelap datang,  tiba2 berbisik: alangkah indahnya ketika awan itu bergegas pulang seolah tahu malam adalah peraduan keabadian.  Aku hanya bengong setelah tahu,  dimana kata2 itu kau simpan,,,,,,
Dimana katamu? Aku bilang ada di gemerlip Bintang,  dan kamu tertawa seolah te akannya benar jawabnya.

Minggu, 15 Juli 2018

Juli

Bulan ini buat kami terasa istimewa,  ada dua hal besar yang terjadi,  pertama karena ini adalah bulan dimana kami mengikat tautan suci menjadi sepasang kekasih.  Kedua,  bulan ini pula saya memutuskan memiliki  waktu lebih banyak buat keluarga,  teman,  saudara. Saya memutuskan pensiun lebih awal didasari perenungan lebih setahun.  Ada bisikan spiritual untuk memutuskan itu.  Bisikan spiritual yang dimaksud adalah adanya kesadaran untuk berbuat sesuatu untuk orang lain namun tidak didasari hubungan transaksional,  lebih kepada menjalin silaturahmi berdasar ketulusan. 

Di dasar kalbu terdalam ada yang menyuruh : "broken wing,  sudah waktunya berkata cukup,  enaugh,  melangkahlah menuju jalan2 kesunyian,  mengabdi pada kehidupan,  bukan penghidupan".
Jadi langkah selanjutnya adalah merancang sebuah "perjalanan" dengan menyediakan diri ini untuk semata-mata dalam kebaikan keindahan Nya (beautiful kindness). Ada banyak yang saya lakukan,  dengan sedikit pengalaman yang diperoleh,  ingin membaginya buat yang membutuhkan.  Itu aktifitas yang lama saya idamkan,  biarlah ini sebagai cara untuk melunasi hutang Cinta  pada Adinda,  anak semata wayang saya. Sedang untuk hal lainnya,  cukup itu rahasia saya dengan Nya. 

Sabtu, 14 Juli 2018

Seribu masjud satu jumlahnya

Dulu, puisi ini begitu menyengat penalaran saya, memberi sengatan spiritual yang luar biasa

SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA
Puisi Emha Ainun Najib

Satu
Masjid itu dua macamnya
Satu ruh, lainnya badan
Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati
Tak boleh hilang salah satunyaa
Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua
Masjid selalu dua macamnya
Satu terbuat dari bata dan logam
Lainnya tak terperi
Karena sejati

Tiga
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
Timbul tenggelam antara ada dan tiada
Mungkin di hati kita
Di dalam jiwa, di pusat sukma
Membisikkannama Allah ta'ala
Kita diajari mengenali-Nya
Di dalam masjid batu bata
Kita melangkah, kemudian bersujud
Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

Empat
Sangat mahal biaya masjid badan
Padahal temboknya berlumut karena hujan
Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan
Masjid badan gampang binasa
Matahari mengelupas warnanya
Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
Oleh gempa ambruk dindingnya
Masjid ruh mengabadi
Pisau tak sanggup menikamnya
Senapan tak bisa membidiknya
Politik tak mampu memenjarakannya
Lima
Masjid ruh kita bawa ke mana-mana
Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya
Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya
Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
Sebab majid ruh adalah semesta raya
Jika kita berumah di masjid ruh
Tak kuasa para musuh melihat kita
Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya
Mereka menembak hanya bayangan kita

Enam
Masjid itu dua macamnya
Masjid badan berdiri kaku
Tak bisa digenggam
Tak mungkin kita bawa masuk kuburan
Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
Melampaui ujung waktu nun di sana
Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
Hinggap di keharibaan cinta-Nya

Tujuh
Masjid itu dua macamnya
Orang yang hanya punya masjid pertama
Segera mati sebelum membusuk dagingnya
Karena kiblatnya hanya batu berhala
Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
Tidak memiliki tanah pijakan
Sehingga kakinya gagal berjalan
Maka hanya bagi orang yang waspada
Dua masjid menjadi satu jumlahnya
Syariat dan hakikat
Menyatu dalam tarikat ke makrifat

Delapan
Bahkan seribu masjid, sejuta masjid
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
Itu sekedar pertengkaran suami istri
Untuk memperoleh kemesraan kembali
Para pemimpin saling bercuriga
Kelompok satu mengafirkan lainnya
Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
Sambil menggali penemuan model imamah

Sembilan
Seribu masjid dibangun
Seribu lainnya didirikan
Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
Tagihan masa depan kita cicilkan
Seribu orang mendirikan satu masjid badan
Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
Hadir engkau semua menyodorkan kawruh

Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
Bergetar menyatu sejumlah Allah
Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
Melainkan dengan hikmah kepemimpinan

Allah itu mustahil kalah
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!

Jejakmu

Jika dirimu adalah sebutir angan
biarkan ia larut menuju kalbu terdalam,  dan hinggaplah di deretan DNA yang menguak jejak masa lalu milyaran tahun saat bigbang,  karena kamu adalah bagian terkecil dari Bintang,  matahari dan galaksi

Jika kamu merunut lagi ke masa awal,  ada jejakmu disana,  dan kamu adalah entitas tak bernama
Dan kamu memulai perjalan ini dengan kun fayakun,  setelah berjanji bahwa eksistensi dan personalitas yang dititipkan Nya padamu,  kamu sepenuhnya menghamba.

Dan kau juga berjanji jika seluruh hidupmu akan diabdikan di jalan2 keindahan yaitu Cinta,  sehingga setiap awalan langkahmu Dia berpesan : dengan atas nama Ku yang maha kasih dan maha penyayang

Jadi jika dirimu kesasar dijalan2 materi dan menyangka itu hidup,  bukankah dirimu tahu kalau semua sifat kebendaan adalah ilusi.  Bukankah setiap huruf yang kau pelajari dalam ilmu mekanika kuantum mengatakan itu.

Lantas,  kesombongan apa yang kau miliki sehingga berani menafikan sejarah dan jejak masa lalu yang tak bisa kau hapus dengan beribu maaf apapun kecuali kau bersimpuh pada Nya dengan rela.

Ketika dirimu menjejak jalan2 sunyi,  kau akan tahu,  sebutir apapun niat kebaikan mu akan menjelma jadi mutiara,  dan sebutir apapun niat keburukan mu,  akan menjelma menjadi debu saat kau sesali itu.
Saat itulah kamu tahu mengapa gunung,  bunga, embun, matahari,  bumi bintang selalu bertasbih pada Nya. Mereka ikhlas dalam tataran diam, kami menyebutnya jalan sunyi

Jumat, 13 Juli 2018

Derap

Sejauh jauh berjalan kelak dirimu akan menyadari bahwa akan kembali pada diri sendiri. 
Mungkin kesedihan dan kebahagiaan adalah titik terminal yang akan datang silih berganti
Namun dirimu akan tetap ada, mirip kampung halaman yang nun jauh disana
Kadang rindumu telah menepis keasingan karena keterlanjuran
Lantas di sudut waktu diatas usia yang makin menua dirimu bertanya : siapakah saya?
Ahhh,,,, kecengengan apalagi ini,  dirimu mestinya telah menemukan "rumah", home,,,, bukan house,  bukan pula kesombongan kecil berupa angka namun tak bermakna
Bukankah dalam lubuk hatimu terdalam,  ada rasa penyesalan namun tak terungapkan
Bahkan saat langkahmu menyusuri hidup,  sempat menafikan teman seperjalanan,  lantas bertanya dimana ia sekarang?
Bukankah terlambat menanyakan itu saat matahari hampir tenggelam?

Jadi,  sebelum langkahmu menjauh dan makin mendekat tenggat waktu,  dirimu berusaha menemukan kesejatian namun dengan hati yang membatu,  mungkinkah itu?
Sebab hidupmu tak bisa dirancang dengan asumsi,  kecenderungan,  bahkan tendensi.
Hidup tak semudah itu,  ia yang kan menuntunmu,  walau terkadang ia memberikan potongan teka teki.
Karena bukan seberapa banyak kelak yang akan digendong (materi,  pangkat,  maqom dan harkatmu)
Kamu hanya akan disambut dengan gembira saat dirimu kembali ke rumah kesejatian dengan ikhlas dan rela,  membawa cerita perjalanan langkahmu dengan gembira.
Saat kau sadari itu,  kamu akan tersungkur menangisi kebodohan dan kesia2an,  karena semuanya telah sempurna dan cukup
Satu2nya yang telah lama kau lupakan hanya sebuah kata : "terimakasih"
Bahkan kata semudah itu pun kau kelu,,,,,

Rabu, 11 Juli 2018

Reborn

Ketika perjalananmu melintasi padang2 pengembaraan sendirian,  kau hanya ditemani Bintang dan bulan saat malam.  Ditemani pagi dan embun kala Mentari merindukanmu. Diri mu menaiki bukit dan lembah kesulitan dan segera menemukan mata air untuk membasuh hausmu,  dan merasa hidup hanyalah kumpulan makna yang hanya bisa dimengerti dengan kerendahan hati.  Kadang dirimu bertanya diujung mana perjalanan berhenti? Dan selalu saja jawabannya adalah melangkah dalam tapak2 yang menuntunmu menuju cahaya Nya. Dirimu pernah menyebutnya dengan pendar cahaya Nya,  dan terkadang kau per ah mengatakannya jalan sunyi.

Sungguh didalam sesak nafas melihat dunia yang makin menua namun makin angkuh dengan sisi kemanusiaannya,  kamu melihat ini adalah cara untuk makin mengukuhkan betapa hidup teramat lembek pada air mata,  bahkan terlalu cengeng dan picisan.  Itu kau bilang saat duduk di sebuah batu yang berlubang karena tetesan air. Sampai di titik ini dirimu menyimpulkan bukan seberapa banyak yang akan dibawa,  bukan seberapa jauh dirimu mengembara,  bukan seberapa tinggi dirimu menengadah.  Namun apakah di setiap langkahmu kau menemukan konsistensi kepada Nya,  menemukan jejak makna betapa seluruh sudut ruang dan waktu hanyalah bulir bulir embun yang akan menguap karena kasih sayang Nya. 

Saat dirimu menemukan itu,  kau merasa eksistensimu hanyalah bagian dari ketiadaan dan nisbi,  semuanya hanyalah milik Nya.  Patutkah dirimu menjadi sombong meskipun secuil saja

Jumat, 06 Juli 2018

bukan untuk sembarang hati

"bukan untuk sembarang hati"

ketika jalan menyisakan usia yang kelak kan pergi

ketika waktu tersenyum sembari membisikkan : temui, aku rindu,,,

setelah sekian lama mencari,  menelisik seluruh sudut hidup ini

kemana kelak kan kembali jika pintu nurani tertutup daki hati

kita menyangka telah bertemu puncak kehidupan

bergelimang gemerlap dunia nan mempesona

namun kita alpa, sebab kita hanya sekedar nyadong cahayaNya

kelak akan diminta kembali,
yang terbaik akan dihisab,  yang terburuk akan di azab

berjalan kemanapun,  selalu bertemu cahayaNya

lantas kenapa kita silau dengan Nya
bukankah  Ia menyapa , merinduimu

mengharap dirimu terangguk, dan kita menangisi betapa abai dengan tanda kasih sayang Nya

lamat terdengar lagu : "bukan untuk sembarang hati,  aku katakan ini,  sungguh aku cinta kamuu,,,"(she)

*bayangkan saat Ia membisikkan ini padamu,  niscaya kamu akan tersungkur2 dihadapan Nya betapa Cinta Nya telah membuatmu meleleh menjadi sesuatu yang tak tersisa*



Selasa, 12 Juni 2018

Sudah berpuasakah kita?

Dalam konteks hubungan hablumminnallah dan hablumminannas,  ada sebuah koridor yang sering kita lakukan namun tak sepenuhnya paham kenapa itu kita lakukan.  Koridor itu saya menamakannya puasa,  puasa adalah oase kecil tempat hotspot yang memiliki sinyal kuat untuk terhubung secara intens kepada sang khaliq.  Dan puasa juga memperbaiki hubungan kemanusiaan karena mempurifikasi sikap kesombongandan keserakahan.  Tagline puasa semua kita hafal yaitu menahan diri terhadap hawa nafsu,  makan minum,  mulai matahari terbit hingga terbenam,  sebuah cara untuk memfermentasi kenakalan kenakalan kita pada materi dan duniawi.

Secara harfiah dalam konteks waktu tertentu kita dibuat berjarak dengan materi namun mendekat dengan sifat ruhani.  Ibarat pakaian yang telah setahun terkotori hal duniawi,  sebulan penuh akan di cuci bersih dengan sifat keruhanian sehingga kembali pada fitrah diri sejati kita.  Tujuan akhir puasa memang mengembalikan kita pada tujuan awal kehidupan yaitu : ente ngapain dikirim ke dunia ini.

Namun sebagaimana skenario film yang memiliki scene tak terduga, puasa yang tujuannya membasuh ruhani entah siapa yang memulai malah menjadi pesta pora duniawi, menjadi komoditas yang men-sah kan jika puasa dalah pelepasan dan pemenuhan dahaga ego.  Kebetulan seharian saya sempatkan "berpatroli" di pusat pusat pelampiasan tersebut,  pasar,  mall,  lebih ramai dari biasanya.  Berjarak dengan hal duniawi menjadi kesempatan melekatkan selamat lekatnya dengan duniawi.  Akhirnya tujuan puasa mengembalikan diri yang Fitri malah kontraproduktif, makin membenamkan kita kepada pencapaian absurd.  Benar jika kebanyakan orang berpuasa hanya memperoleh lapar dahaga belaka,  bukan hikmah puasa itu sendir. 

Jadi jika dari tahun ke tahun kita puasa namun mendekati 1 syawal kita disibukkan dengan pernak pernik lebaran dsb pertanyaannya sudah berpuasa kah kita?

Minggu, 20 Mei 2018

"Mencari" bukan mencari

Kami hanya coba merunuti jalan dimana embun pernah memberi kesejukan, kami juga merunuti jalan yang sering dianggap gegap gempita dengan  menamainya "jalan sunyi". Angin, matahari, hujan, hutan, gunung hanyalah persinggahan sementara untuk memahami betapa berkah hanya bisa dicapai dengan kerendahan hati. Kami mengagumi pohon yang diam namun selalu bersyukur selama sehari semalam hanya untuk bertumbuh mengikuti cahaya.

Jalan di depan kami adalah mencari bukan "mencari", kami tidak bergerak keluar namun ke dalam, memahami kalbu dengan membawa kenikmatan dari mata wadag dan mata batin untuk mengerti betapa jalan sunyi hanyalah cara bergerak menemui berkah dan karuniaNya. Tidak semua kami memahaminya dengan urutan logika yang bisa memenjara, terkadang hanya dengan mata buta.  Bila semua terukur dengan dikotomi dan angka, dualitas yang membuat kami tak bisa bergerak dan menjebak, ijinkan memaknainya dengan kelembutan dan keindahan, inti dari kemanusiaan. Kami bukanlah filsuf, bukan pula pencari kebenaran, hanya seorang yang nyadong keikhlasanNya, kasih sayangNya, mengemis cintaNya.

Baju kami hanyalah syukur, selimut kami rendah hati, sepatu kami adalah keikhlasan, dan perjalanan kami hanyalah cinta. Mungkin sudah terlalu biasa jika ini disalah pahami, sebab kesepian tak menyingkirkan dan menghindari menuju tempat sepi. Kami menjalaninya di lahan-lahan keramaian, pusat ego manusia di sudut sudut jaman. Mengolah sampah peradaban yang ter(di)singkirkan menjadi cahaya dan keindahan, lahan subur untuk ditanami dengan nafas ke-esaan, dan merawat menumbuhkannya dengan cinta. Biar kelak ketika nafas dan darah tinggal satu hirupan, harapan kami adalah meninggalkan jejak yang akan mengilhami angin, hujan, pohon, batu,embun, matahari dan semua mahluk bumi untuk selalu berendah hati dalam syukur dan keikhlasan. Sebab buat kami dunia bukanlah tempat memiliki sesuatu namun menakar keikhlasan cintaNya dalam satu tarikan nafas. Dan itu terlalu cukup buat kami, sebutir debu yang pongah mengharap kasih sayangNya,,,:-).

Saat kami terpaku

Saat kami terpaku menatap embun yang hilang
ditengah gempita angin menelisik satu persatu relung
di kedalaman kewarasan ini mengejawantah jadi debu
perlahan menghilang menjadi cahaya berpendar dibalik mentari
episode ini kami selesaikan saat daun pun perlahan menjuntai
menunduk syukur di ribuan dengung suara lebah diantara kelopak bunga
kau tahu?ini mirip suara dzikir yang begitu lembut mengagungkanMu
hanya sedikit yang bisa mendengar, hanya sedikit yang bisa melihat
betapa ritmis kehidupan ini, betapa cinta telah jadi DNA dalam nafas kami
dan dimana egoisme dan keserakahan bersembunyi tatkala semua hanya,,,
bagian terkecil dari esaNya,,,?

Minggu, 13 Mei 2018

Alif hamzah yaa

Saya hanya bisa meniti alif ba ta tsa
mengulanginya berkali kali namun
tetap saja hamzah,,,ya hanya ada di kejauhan
khatam hanya jeruji yang pandai bersembunyi
tabir semu yang sengaja tak akan nampak dimatamu
namun batin berkata itu sudah cukup mengena
tatkala orang bijak berkata: hidup tak hanya meniti huruf
melakoninya tanpa penghayatan itu sia2

Mungkin saya terlalu naif kalau yang bisa di eja
hanya huruf-huruf yang menguntai menjadi terbaca
C-I-N-T-A,,,dan tiba tiba angin mengangguk daun menjuntai
pagi ini serasa pagi yang lain
entah kenapa

Selasa, 08 Mei 2018

Hidupmu bukan milikmu

Hidupmu bukanlah milikmu
Apa yang jadi milikmu juga bukan kau miliki
Dan apa yang kamu miliki hanya pinjaman yang kelak kembali
Kembali pada situasi ketika dirimu hanya sesuatu tanpa arti

Jadi,  jika dari awal kita bukan siapa2, tak memiliki apapun jua,  kenapa harus menyesali kehilangan yang memang bukan milikmu sejatinya

Kehilanganmu terbesar bukanlah waktu kelak,  esok,atau hari ini yang tak miliki apa2, namun tak tahu akan kembali kemana. 

Kehilangan terbesar dirimu saat nurani menutup pintunya sehingga  tak bisa memasuki rumah sejatimu, hanya berdiri menatap dari luar seraya pandangi jendela hati dengan "kaca" yang makin buram.

Menangislah dirimu menyesali keserakahan2, dan meminta waktu kembali untuk melunasi hutang cinta yang telah kau gadaikan hanya demi remah2 duniawi yang ternyata tak berarti saat dirimu dijemput kematian.

Hidupmu bukanlah milikmu sepenuhnya, hidupmu sebenarnya hanya hamba yang mengabdi pada kehidupan itu sendiri,  bukan sang penguasa nisbi. Kelak sang waktu akan menuntunmu melihat kampung halaman dimana rumah sejatimu berdiri di depan telaga.

Menangiskah dirimu kala diingatkan  bisikan lembut : " Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah" hai jiwa yang tenang,,,,,,

Kamis, 03 Mei 2018

Cooy paste effect

Copy paste effect
Saya ini lahir daru generasi yang tanggung dimana masa remaja sekitaran smp teknologi komputer belum masuk(maklum jaman orba,,, 😀) apalagi sosmed,  teknologi komputer saya kenal intens saat makan bangku kuliah,  medsos kenal saat awal karir.  Sehingga praktis mindset saya dibenami jika akan meraih sesuatu harus lewat proses dan kamu cari sendiri. Susahnya ini  akan berbenturan dengan generasi sekarang yang berlimpah kemudahan akibat teknologi.

Salah satunya penemuan copy paste,  membuat semuanya instan dan mudah,  baik dan benar jika digunakan semestinya. Namun siapa sangka, efek sebuah teknologi jika paparannya terus menerus adalah mereka mengira kehidupan juga bisa di copy paste. Ini yang tidak diajarkan pada anak sekarang.  Mereka kira hidup semudah copy paste dari orang lain yang sudah ada diatas.  Ingin karir bagus,  gak mau berproses malah lewat jalan pintas,  karena mereka terbiasa copy paste,  sehingga tatkala nemui masalah,  pengen cepet di "reset",,,😀😀😀.

Saya banyak menemui anak muda yang punya potensi bagus,  sudah ganteng 😀, pintar, kalau mau bersabar karir mereka akan melesat. Kelemahan mereka hanya terlalu trampil dengan aplikasi copy paste 😂 sehingga talenta yang sudah ada akhirnya terseok di tepi jaman dan terlambat buat me-reset hidup mereka. Mereka tidak tahu jika masih bernafas dalam dimensi ruang dan waktu, hidup mereka tidak bisa di copy paste tanpa lewat proses. Kehidupan menyukai keanggunan dan kenaifan dalam menjalaninya.

Jadi jika sekarang ada anak muda yang pengen naik karirnya, bahkan fnansialnya tanpa lewati anak tangga kehidupan, pengennya cepet sampai seperti yang dilihat di tipi2 dan media maya,  cepat atau lambat akan dijatuhkan oleh kehidupan.  Apalagi dengan menafikan kebenaran,  makin cepat terpuruk disudut jaman. Apakah ada anomali? Saya termasuk orang yang tidak percaya dengam anomali,  saya percaya dengan butterfly effect dimana kepakan hutan sayap kupu2 di hutan amazon bisa menimbulkan badai di amerika Utara.

Jadi,  buat anda,  anak muda yang hari ini sedang bergulat dengan karirnya,  memiliki kehidupan seperti efek kupu2,sebuah teori fisika/ Matematika,  berproses dari hal kecil jika dilakukan secara intens,  hasilnya menakjubkan,, , 😀

Jumat, 27 April 2018

Ketika kau berjanji

Ketika kau berjanji :
Hidupmu hanya untuk Tuhan mu
Setiap kehadiranmu di meja2 kerja semata untuk Nya
Setiap hela nafas,  langkah kaki di padang2 pengembaraanmu di muka bumi hanya demi DIA
Setiap keberadaanmu di pasar, di jalan,  di bilik2 negoisasi hanya untuk Nya
Namun,,,,
Kenapa masih keluhkan kekurangan mu
Masih berat berkata cukup
Masih kuatir keberadaan mu di masa depan
Masih memelihara tingkat keserakahan mu dari waktu ke waktu
Masih tega menafikan saudaramu yang terhimpit kesulitan

Masih beratkah lisanmu berucap syukur
Masih sulitkah bersikap ikhlas
Masih enggankah bersikap tawaduk

Sebab,,,,
Kita tidak tahu kapan waktu berhenti dan memberi mu kesempatan menangis di hadapan Nya atas kebodohan yang tak surut dari  waktu ke waktu sehingga jangan sampai kamu mengerang insaf ketika ajal sampai di tenggorokan mu

Senin, 02 April 2018

Betapa

Betapa Tuhan begitu menyayangimu, Dia titipkan cinta Nya, lewat bulir hujan agar saat menyentuh kulitmu mampu mendinginkan kemarahanmu.

Dia titipkan kasih sayang Nya lewat hangatnya mentari seolah berkata: kamu tak sendiri, dekap dengan hangat agar dirimu damai

Dia kabulkan semua pinta dengan membuat bahumu lebih kuat saat menahan beban kehidupan.

Dia hadirkan anak, istri, suami buatmu,dengan menanggung seluruh rizkinya agar kamu menjadi tenteram

Sehingga fokus kehidupanmu tidak lagi mencari namun menebarkan cinta dan  kebaikan yang telah kamu nikmati.

Jadi pertanyaannya adalah : jika kehidupanmu telah ditanggung oleh Nya, dan dirimu masih saja berjalan dalam pencarian yang tak kunjung habisnya, kapan berhenti untuk merasa cukup?
Nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan?

Rabu, 21 Maret 2018

Jalan sunyi

Orang yang memilih jalan sunyi
Ia berhikmat pada kehidupan, bukan hidup.

Kehidupan bermuara pada ruh, hidup bersandar pada jasad

Met ultah sayaaang

Jika setiap waktu yang kita lewati bisa menjadi bunga
Aku ingin memilih bunga sedap malam
Agar harum mu ada selalu di relung hati

Jika setiap waktu yang kita lewati menjelma menjadi pelangi
Aku akan memilih warna biru
Biarlah semua haru dan tawa
Hanya kisah yang akan kita kenang dalam benak dan masa

Jika setiap waktu yang kita lewati menjadi hujan
Aku ingin rintiknya membasahi kenangan
Lantas menyublim menjadi doa buat mu

Jika waktu yang kita lewati bisa diputar kembali
Aku hanya ingin bisikkan : meett ultah sayyyyyang
Peluk dan cium buatmu
#mama dan ayah

Senin, 19 Maret 2018

Hidupmu

Hidupmu untuk siapa? Tuhan? Percayalah Tuhan mewakilkan pada orang tua, anak, istri mu dan pada orang2 yang butuh pertolonganmu. Untuk itulah kamu senantiasa berdoa, bukan untuk meminta, namun meneguhkan kesanggupanmu menjalani semua itu.
Pencarianmu bukanlah apa yang didapat, pencarianmu adalah apa yang diperbuat. Pencapaianmu bukanlah sejumlah kuantitas tertentu, pencapaianmu adalah dampak keberadaanmu. Suksesmu bukanlah di puncak, suksesmu adalah merebahkan diri serendah2nya.
Kelak kamu akan mengerti, maqom dirimu adalah serendah2nya di tempat dimana engkau kembali paling rendah di bumi.

Sabtu, 17 Maret 2018

Malam dan kamu : ello


Ketika malammu berisi celoteh tentang anak anak yang selalu ramai di mushalla saat jelang maghrib dan terkadang suatu ketika tak satupun dari mereka berteriak ingin jadi yang pertama adzan dan shalawat, hanya sepi bergeretak hujan sore membuat mereka hanya memandanginya dari balik jendela. Kadang aku pun merindui itu, saat kepolosan bersenandung memuji Nya, anak dengan masa depan yang mereka pun tak mengerti definisinya apa.

Entah kenapa hidup begitu cepat berlalu, malam demi malam yang selalu diakhiri dengan pelukan untuk bilang kita ditakdirkan saling mencintai dalam suka duka. Dan senyum seperti menambah ornamen hari dan waktu sembari melihat mereka berlarian dan ribut dengan suara mikropon yang terlalu keras volumenya sehingga berdenging memekak telinga, namun sumpah,,,aku begitu menikmatinya.

Ya..yaa.kadang kita ingin kembali menjadi kepolosan anak kecil dengan nuansa seperti mereka dan waktu terhentak menatap mata teduh anak anak sehingga rela untuk berhenti hanya untuk menyadari mereka mahluk yang dikirim kesini hanya untuk meyakini, kita semakin menua dan mereka menjadi jiwa yang meng-indah hari demi hari, sedangkan kita makin merenta. Ahh,,, hidup memang menoreh banyak kenangan tentang masa lalu saat hujan kembali mengguyur kota ini dan aku tak menyesal menemuimu dengan celoteh cadel sembari bershalawat : alohuakbal shogilo,,,,,(entah kenapa anak itu akhirnya dipanggil ello)

Jumat, 02 Maret 2018

Pak No,my local barista(obituari)

Kalau saya datang ke tuban, pasti tahu apa yang diperbuat, yaitu membuat kopi hitam tanpa gula atau gulanya sedikit, saya  bilang kopi nggereng alias kopi angger ireng(asal hitam). Dia melayani saya hampir lebih 10 tahun. Orangnya lugu, buta huruf tapi punya hape, dan hafal nomor telpon keluarga di luar kepala. Jangan tanya ketulusannya, entah kenapa orang dengan kekurangan gak bisa baca tulis, tulus menjalani hidup, sampe saya iri dengannya, kepasrahannya luar biasa. He is my barista dan orang baik seperti dia Allah teramat sayang padanya, sehingga kemarin diperkenankan "pulang" kembali ke rumah Nya. Entah kenapa orang2 baik selalu dipanggil terlebih dahulu 😥😥.

Semoga Allah ridha menerima  perjuangannya selama mengarungi hidup, menafkahi anak istri dengan kerja keras di balik senyum lugu. Ajal memang jadi rahasiaNya, dengan melihat cara dia memandang hidup yang teramat sederhana, seolah memberi pesan mendekatlah pada Ku tanpa apapun (harta,pangkat,dan atribut keduniawian lainnya) cukup ketulusanmu,,,,
Selamat jalan pak No, moga Allah berkenan menerimamu di sisiNya
#obituari

Sabtu, 24 Februari 2018

Sore menengok langit

kita pernah berjalan suatu ketika berdua menyusuri hujan dengan sebuah penggal lagu yang lupa dari ingatan, namun tetesnya begitu mengena dan tersirat untuk janji bersama membesarkan anak kita dengan kidung dan puisi. bahkan tergelak saat tahu "senyuman Tuhan" membuat kita ketagihan dengan kenaifan2 kecil seperti membaca langit sore seperti melihat gumpalan eskrim dan saat malam tiba melihat bintang, kita menatapnya tanpa henti seolah bertanya kenapa kedipannya begitu mempesona. Dan kita tanpa sadar menangis saat daun luruh karena angin, begitu eksotikanya. Lantas tertawa kenapa begitu naifnya menagisinya toh kelak dia kembali menjadi tunas. Dan saking asiknya jadi tak perduli dengan apa yang kita peroleh, acuh dengan pencapaian yang terasa nisbi dibanding dengan sejuknya angin berbisik seolah bilang : " kalau dari awal sebenarnya kita tak punya apa-apa, kenapa harus menyesali kehilangan kecil di dunia yang memang kita tak pernah memilikinya "
#soremenengoklangit

Jumat, 23 Februari 2018

Broedin side

5-10 tahun lagi negeri ini akan dipenuhi oleh genetasi pintar namun attitudenya kurang, pelajaran budi pekerti seolah hanya ilusi. Anginnya mulai terasa sekarang. Meski masih semriwing, gejalanya sudah ada, kenapa? Ohhhh mungkin karena  nyontoh orang tua biologisnya, atau orang tua masyarakatnya, orang tua bangsanya, atau mungkin orang tua negaranya,,,,,hasil pendidikan kita selama inikah?ahhhh saya ga mungkin menyalahkan.
Pendidikan kita sudah bagus kok, kalau ada kekurangan disana sini maklumlah. Atau mungkin pendidikan keagamaan? Ahh itu juga bukannn,,,nanti di cap intoleransi. Kalau semua bukan lantas apa yang salah,,,,,ahaaaa,,,,,begini saja,,,

Salahkan penjajah yang melakukan pembodohan secara mental hingga harus merubah bagian struktur DNA bangsa kita menjadi bangsa dengan mental kekurangan,silau dengan kekayaan dan materi, padahal kekayaan alam ini bisa jadi modal memakmurkan semuanya, tapi ahhh sudahlah, kita kembali ke topik awal saja.

Kebanyakan bergaul dengan mbah google ga baik loh, jadi manja, semua info bisa didapat instan dan yang saya takut, kebiasaan instan muncul saat masuk ke  dunia kerja. Ga mau dari awal, maunya langsung jadi manager tapi enggan tanggung jawab, dan yang ga nguatinnn kepintarannya di pakai untuk ngeles sehingga kadang saya tanya kenapa ga buka les privat.  Apa karena di kasih contoh sama mbah google yaa,,, sebab disono jika yang dicari ga ada, langsung keluar tulisan :"sambungan internet anda error". Pertanyaannya, apakah mereka2 ini yang akan memimpin negeri ini esok? Saya yakin ko enggak, saya masih percaya, perjalanan negeri ini dipenuhi hal tak terduga, satriyo piningit misalnya. Hari ini ko saya yakin, anak muda yang kelak jadi sangit alias satriyo piningit, masih di pingit jaman.

Cirinya gampang, mereka lagi sibuk belajar, apa saja, mulai dari ilmu filsafat, ekonomi,psikologi hingga puisi 😂😂. Ga suka menonjol meski mainnya juga di kafe dan mall. Pandangannya visioner sehingga dipikir anak indigo. Gagasannya nyleneh untuk jamannya alias CJDW. Meskipun bosan dengan carut marut yang dibikin orang tuanya, mereka tidak revolusioner bahkan sopan santunnya,,,,,bukan main dengan orang tua. Tidak akan menjawab kalau tak ditanya. Apakah mereka sudah masuk dunia kerja? Yaaa,,,beberapa saya pernah menemuinya hanya dengan memandang dan tersenyum(maklum tunggal ilmu heehee,,,).  Hanya dengan awarness yang bagus tahu keberadaan mereka. Mengisi berbagai tingkatan pekerjaan dari yang rendah sampai  menengah, mereka tak terlihat dengan mata wadag, stealth, unvisible. Sampai pada saatnya mirip superman, akan membuka baju pembungkusnya, melaju membawa negeri ini menuju takdirnya.

Oh ya sedangkan mereka yang instan-man pada kemana? Maaf kate nih ye bukannya mendahului, saya dibisikin salah satu dari mereka : maafkan ane broken wing, mereka akan jadi sampah peradaban. " hah,,,,saya kaget". Napa kaget gitu broken wing, ane bilang apa adanya. " ana ane,,,,ente orang arab ye" kate saye. " mbuh kandani ga percoyo yowes. "Loh kok malih suroboyoan" gitu saya lirik,,,jiammmput sing ngomong broedin van klompen,,,,gayamu dien dien kemelipen,,,,tapi ups tiba2tersadar siapa tahu satriyo piningit tersebut bernama broedin van klompen. Buru2 saya cium tangannya dengan takzim, tapi segera ditarik, tapi saya tetep nekat saya tarik dan ciumin bertubi2, sampai kepala saya di jitak sama majalah bekas. Saat mendongak broedin mendelik : lapo ngambung2 tangane bojoku." Iyaa mas broken kok tiba2 cium tangannya mbak sari". Oalah tibake mau tangane syaripah to,,,pantes mambu brambang mbek trasi,,,,,ayam sori mbak sari,,,,dien aku ngimpi. " memang ngimpi opo mas brok?" Ngimpi opo sampe ngambungi tangane bojoku. Anuu,,,dien,,,ngimpi cium tangane nabi khidir,jawab saya sekenanya. Masya Allah sing temen mas bro,,,,terloncat broedin terus tanganku di saut diambungi sampek ledeh sambil menggumam : barakaloh,,,barakaloh,,,
Heeeheee,,,,,,,😂😂😂😂

Rabu, 07 Februari 2018

Anak kolong


Dibanding mungkin temen yang pernah jadi anak kolong, saya merasa jadi anak kolong beneran. Sebagai anak tentara berpangkat prajurit, sering di tinggal tugas, paham betul bagaimana menjadi anak tentara berpangkat bintara. Rumah tipe kecil dengan barak memanjang dengan supplai air dan listrik yang dibiayai negara. Entah karena kesibukan ortu waktu saya kecil, jadi main kemana diumbar.

Kalau yang lain dibelikan mainan mobil mobilan, kapal kapalan yang kadang membuat sedikit iri kenapa saya ga dibelikan seperti itu (umur 5 tahun sudah ngerti iri coba😂) tapi bukan berarti mainan saya ga asik. Kompleks barak tentara biasanya dekat dengan garasi sehingga saya main tank beneran, truk reo yang besar, atau jeep tentara merek dodge buatan amrik, gaz buatan rusia.

Atau lain kali main petak umpet di garasi kendaraan yang rusak, sembunyi di kolong mobil, atau naik perahu karet, atau lain kali cari magnet dari tumpukan kendaraan. Masa kecil yang indah. Entahlah apa itu yang membuat behavior saya sedikit kayak soldier meskipun ga jadi tentara. Di didik dengan nasionalisme yang kental, namun juga sebagian romantis, membuat cara pandang saya keras dan pragmatis jika melihat ketidak adilan.

Artinya apa? Entahlah kadang dalam rekonstruksi diri, faktor itu yang membentuk saya hari ini. Kenangan kecil bagaimana dengan senangnya masuk ke dalam tank yang gelap teriak2 dengan teman yang lain  seolah membidik dengan meriam berteriak dor dor. Di didik untuk tidak boleh mengeluh, menangis terhadap kesakitan dan kekurangan hidup, namun menangis jika melihat kesewenang2an, menbentuk diri ini agak rapuh namun sekaligus rigid.

Pagi ini

Tanpa disadari semua orang memiliki tatto di dahinya, hanya tidak terlihat, hanya orang yang peka dapat melihatnya, tatto tersebut berbunyi : i'm VIP(very importan person)

Saya adalah orang penting di mata anda, demikian kira kira maksutnya. Demi memenuhi hal diatas banyak orang mau mengorbankan segalanya, ada yang berjalan di tataran ke ilmuan untuk diakui orang pintar dan alim, ada yang di jalan kebendaan untuk diakui orang kaya, bahkan ada yang menjual harga diri untuk diakui saya ada.

Pertanyaannya adalah, sepenting itu kah hingga harus digapai dengan mengorbankan sisi humanis kita. Ada banyak yang hilang saat kita melalui waktu yang sebentar ini, usia balita,remaja, dewasa dan menua tiba tiba tersadar ada banyak hal yang belum dilakukan kecuali memenuhi keinginan yang tiada habisnya.

Di barat, ketika kekayaan membuat alienasi, banyak orang kaya disana menjadi filantropi, terlepas apapun tujuannya, menyisihkan sebagian harta untuk sisi kemanusiaan membuat wajah manusia berubah, menyisihkan waktu untuk jadi voluntir pekerja sosial bisa merasakan ketulusan yang didapat. Kebaikan/kindness memang menumbuhkan cinta dimana mana. Sejarah pernah bercerita, ketamakan dan kesombongan memang merusak dunia, namun dengan cinta, dunia diperbaiki untuk jadi tempat tinggal yang layak bagi anak cucu kita.

Jadi cobalah menyisihkan waktu untuk membuat kebaikan dalam hal kecil apapun, mirip menanam bunga, kapan mekarnya biarkan waktu yang melakukannya. Jika belum bisa, jangan menambah penderitaan untuk diri sendiri dan orang lain, sembuhkan diri sendiri dengan senyum senyum dan senyum. Jika itu dilakukan setiap saat, keajaiban akan menghampiri,,,,,no need to say but done immediately
#morningwithsoundofbird

Sabtu, 03 Februari 2018

Morning with ,,,,,

Ketika hidup mulai direnggut oleh waktu dan berhitung mundur dimulai saat kita menghirup nafas pertama kali di dunia, sunyi jeda sesaat dan tangisan pertama menandai perjalanan sendiri untuk kembali. Kita memulainya dengan pemahaman dan meng-eja satu per satu berbagai nama dan makna.

Usia, bukanlah angka namun terminal waktu dengan moment yang mengharuskan kita berjalan kemana. Dan kita pun disibukkan dengan permainan : naik turun ego mirip roller coaster dan menjadi paham bagaimana diakui ego, harus jadi ini jadi itu, mencapai ini dan itu. Lantas kita klaim keberhasilan adalah puncak sukses hidup itu sendiri.

Namun cara memahami hidup tanpa memahami makna mati, mirip memahami istri dari kecantikan raga, kegagalan kemana kita melangkah akhirnya memastikan bahwa kehidupan dunia hanya akhir tanpa ada apa apa setelahnya. Di sudut kalbu, kita makin terasing dengan diri, usia makin bertambah makin disibukkan pencarian makna hidup itu apa. Kita mengira kehidupan adalah memiliki segalanya di dunia, dan minta dengan sebutan kaya.

Namun sebagaimana kita tahu, kekayaan kita hanya segenggam kepalan tangan, makin di genggam makin meluruh. Karena jika definisi memiliki segalanya di dunia, berarti kita tak harus menggenggam namun mendekap kehidupan, bukan mengepal tapi membuka kepalan, menengadah sembari selaraskan denyut jantungmu dengan denyyt semesta.

Dan diujung pengembaraanmu, panggilan kalbumu makin menyiksa, kematian begitu menakutkan karena sesal akan yang kamu peroleh ternyata sia sia belaka. Rintihan sesalmu lewat air mata menyisakan cahaya, hidup bukanlah mencari tapi memberi. Saat denting panggilan waktumu segera tiba, sesalmu makin menjadi, ternyata sang Maha begitu santun, segala kesalahanmu akan dibawa ke hadapan Nya untuk ditanya: kemana saja cinta Ku engkay bawa, AKU tak menginginkan apapun jua kecuali kecintaanmu pada Ku.

Linangan sesal yang menyesakkan ternyata cinta Nya diabaikan kau tak sanggup mendengar bisikan lembut : Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah
irji’ii ilaa Rabbiki
raadhiyatan mardhiyyah
Fadkhulii fii ‘ibaadii
wadkhulii jannatii

“Hai jiwa yang tenang
Kembalilah kamu kepada Tuhanmu
dengan hati puas lagi diridhai
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu
Maka masuklah ke dalam surga-Ku"

#morningwith,,,,

Jumat, 26 Januari 2018

Rumah kerinduan

Apa saya ini gembeng ya, tiap mengingat yang namanya true love, mata saya pasti menggenang. Bayangkan semua momen yang baik pasti menyublim dalam benak, menertawai kebodohan demi kebodohan jika Tuhan teramat menyayangi kita namun dengan angkuhnya terkadang kita siwak.

Jadi penyadaran itu teramat lama, uang sekolahnya teramat mahal, sehingga dalam hidup, pernah dikirimi bidadari kecil yang menjadi guru hidup dengan mengajarkan : yang baik itu baik, tempatnya baik dan yang jelek kelak akan menjadi baik dan tempatnya juga baik. Tidak ada air kotor, yang ada air terkotori. Ia mengajari makna cinta tanpa syarat, keikhlasan yang paling dalam.

Dan guru saya tidak lama mengajari ini, hanya 6 tahun sebelum balik kesana, sebuah tempat dimana haru biru kesakitan hilang dalam lautan cintaNya. Orang bisa saja menyebutnya surga, atau nirwana, saya menyebutnya rumah kerinduan, tempat dimana adinda menanti saya dan mamanya dengan penuh harap. Itulah sebabnya, saya menganalogikan tempat yang baik harus ditempuh baik pula, dijalani dengan laku baik, sehingga kadang saya dan mamanya adinda menjadi acuh dengan apa yang kami dapat, acuh untuk menjadi apa, tapi concern akan berlabuh kemana akhirnya perjalanan ini.  Dan kami yakin semua perjalanan akan berakhir di rumah kerinduan. Sehingga perjalanan ini kami sebut "jalan sunyi" sebuah awal dan akhir yang berujung sama yaitu sunyi
#forsabtupahing