Rabu, 29 Desember 2021

Kelak

"Kelak kita akan temui tua"
Apa yang diharap saat kita menua,  ketika tubuh tak sekuat dulu, mata rabun tak setajam dulu,  langkah kaki goyah tak gagah. Tangan gemetaran dan bersandar pada tongkat,  gigi hilang satu persatu sehingga makan bukanlah hal menyenangkan tapi menyiksa. 

Apa yang diharap saat kita menua,  ketika anak mulai dewasa,  meninggalkan kita menemui kehidupannya sendiri,  datang setahun sekali bukan rindu tapi dogma berbakti yang buatnya itu keterpaksaan sehingga saat kita salah sedikit,  bentakan datang. 

Dan kita pun menyesali semua kesalahan masa lalu,  menukar waktu dengan kesenangan semu,  mencari harta tak ada habisnya begitu menua,  anak2 kita bertengkar memperebutkan nya. 

Tiba2 kita akrab dengan kata Tuhan,  hal yang asing dulu.  Tiba2 kita merindukan sahabat  tapi sayang mereka telah pergi ke haribaan Nya. Kita akrab dengan kesepian,  hati kosong, dan mulai mengalir air mata dari sudut dengan gemetar,  betapa waktu telah disia- siakan sempurna. 

Kelak kita akan menemui tua,  belajarlah sesuatu sekarang agar nanti tidak menyesalinya
#selamat_mengakhiri_tahun


Jumat, 24 Desember 2021

Ojo

Ojo dadi wong jujur,  ajur
Ojo dadi wong ikhlas, melas
Ojo dadi wong asor, ndlosor
Ojo dadi wong sukur, mumur
Ojo dadi wong kalah, salah
Ojo dadi wong welas, melas
Ojo dadi wong iman, ra kumanan
Ojo dadi wong mlarat, sekarat
Ojo dadi wong susah,  bubrah
Yen donya isine wong ngono kui, kiamat sak- kal teko neng umat,
sing eling bakal Slamet 
mergo pangerten yen dunyo  sak isine mung sampiran
bakal ilang sakwise budal tekan kuburan. 
#ki_jogosuloyo


Senin, 20 Desember 2021

Selamat datang tamu saya

Saya tidak terkejut ketika hari-hari ini banyak tamu mendatangi saya, tamu yang terhormat itu bernama kesedihan. Hanya saya sendiri tidak tahu mengapa saya menerimanya dengan ketakziman, menjadikannya tamu yang penuh hormat,,,padahal, sebelumnya saya akan menolak sebelum sampai depan pintu. Aneh memang dengan perubahan ini, bukannya mau bangga berteman kesedihan,,, namun saya hanya mau mencoba seperti yang ada di buku, kerennya saya jadi kelinci percobaan untuk diri sendiri. Buku itu bilang, apapun kesedihan adalah vitamin yang menguatkan jiwa,,,

Saat itu datang,,,saya terguncang, sampai tidak tidur semalaman sibuk menemani sang tamu sambil bertanya-tanya seperti apakah wajah kesedihan. Awalnya menakutkan,,, sungguh menakutkan, sempat diri ini terlempar,,, namun pelan saya biasakan dengannya,,, ternyata meskipun masih sedikit ragu,,, saya bisa berjabatan tangan. Walau saya belum yakin apakah ia esok akan melumat saya sampai habis tetesan air mata,,, tapi saya menjadi tentram karena dibalik wajahnya yang menakutkan sesungguhnya tersimpan sisi bernama keikhlasan

Saya tersadar, ternyata yang membuat wajah kesedihan menjadi menakutkan karena tergambar dari pikiran. Karena saya dipaksa untuk bertahan dari ego tentang masa depan yang buram. Bukan sok mau menerima,,,namun saya hanya berusaha untuk tidak menghindar, saya hanya mencari dimana arti totalitas kepasrahan pada Tuhan saat nalar dan logika hanya bagian terkecil dari sebuah perjalanan yang bernama kehidupan. Saya memang belum menemukan makna vitamin jiwa dari kesedihan, mungkin esok setelah berlalunya waktu, atau setelah ia pamit untuk pergi dan berpesan suatu saat akan datang lagi

.Jadi apa lagi yang harus saya katakan kecuali: selamat datang kesedihan,,,dan itu saya ucapkan dengan senyum paling manis


Minggu, 19 Desember 2021

Refleksi

Hidupmu...adalalah saat dimensi ruang dan waktu melebur mu menjadi satu dan bertasbih menyebut nama Nya dalam syukur, ikhlas dan tawaduk

Saat itu emgkau bukanlah entitas bernama manusia namun penggalan paling kecil dari pendar cahaya Nya, lantas kesombonganmu serakahmu, hutangmu, untuk siapa?

Berendah hatilah dalam kebimbangan,bersyukurlah dalam kekurangan,ikhlaslah dalam kepedihan, sebab ia  titik2 cahaya saat kelak menyadarinya

Jadi...hidupmu bukanlah untuk menjadi sesuatu namun untuk menjadikan sesuatu, hidupmu bukanlah untuk drimu sendiri, namun untuk seluruh kehidupan itu sendiri

Saat dirimu memasuki kondisi itu, kalimat yang pertama di ucap adalah : thanks enough is enough


Senin, 06 Desember 2021

Episode lalu

Kita pernah berjalan di tengah rinai hujan, agar air mata yang menetes terpupus seolah ilusi semata.  Kita pernah terbahak saat sepasang burung bercumbu tersentak saat seekor kucing mendekati. Beribu kali kita melihat airmata,  tawa dan berakhir dengan senyuman. 

Bukankah perjalanan telah sedemikian jauh dan kita percaya ada pergantian siklus sedih-senang mirip siang malam,  dikotomi yang melekat kemanapun kita melangkah,  bahkan pernah kita hampir menyerah, namun teringat Adinda mengharap kita kembali bersama,  itu yang menguatkan,  dan sepakat apapun itu sebentuk : cinta...