Kamis, 09 Juni 2011

sunyi, pintu masuk ke rumahNya


semula,,,
saya paling membenci sepi
ada rasa hampa, kosong, ketidak teraturan,
waktu seperti menghimpit dada ini
dan anehnya waktu menjadi tidak bergerak
perasaan yang tidak nyaman ini
membuat saya teramat membenci sepi

perasaan ini berubah
ketika beberapa waktu lalu
saya sempat melihat kematian
yaa,,,saya bilang kematian
ketika melihat daun yang menguning terlepas dari tangkainya
begitu indah melayang di udara perlahan sebelum menyentuh bumi
saya menangkap ada keheningan, ada sunyi sesaat

begitu membekas momen itu,,,
akhirnya dengan pemahaman yang subyektif berkesimpulan
sepi, sunyi, hening adalah bahasa terindah Tuhan
tempat paling mesra untuk menjumpaiNya
tidak dengan gegap gempita

sepi, hening, sunyi
kata yang dulu sempat dihindari
dan selalu saja mengikuti kemana pergi
membuat saya tersadar sekaligus beruntung
disana saya menemukan pintu masuk rumahNya
semacam koridor
buat mengendapkan luka, sedih, gembira atau apa saja
tempat kita melepas kata doa, harapan dan pinta
berdiri menghadapNya dengan membawa tubuh kotor
dan tak malu telanjang dihadapanNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar