Rabu, 29 Juni 2016

Pojok waktu


Marah#
Yang namanya marah sudah jarang saya lakukan, paling memarahi diri sendiri, memarahi kegoblokan saya yang ga peka terhadap situasi. Namun kalu energi marah hari ini keluar lagi untuk orang lain, ada sebabnya: 1. Kenaifan yang berkepanjangan sehingga berpotensi menafikan orang lain. 2. Egoisme yang akut sehingga orang lain berpotensi dipandang rendah. 3. Wawasan yang teramat sempit sehingga dunia dipandang dari kacamata yang kecil bahkan limit.

Menghadapi hal demikian saya bisa marah karena kasihan saja mengapa dunia yang indah seperti: nasi pecel pinggir jalan yg enak, penjual dawet yang selalu tersenyum semanis dawetnya, atau tukang parkir kembang jepun yang bisa diajak bercanda dengan me-mlesetkan sedikit bahasa madura saya yang kagok, akan jadi tak terlihat dan mengancam ego. Saya marah ketika talenta di hilangkan karena pendapat yang tak sama. Ujung-ujungnya jadi nyesel juga energi marah saya keluar, karena mungkin mereka masih bertumbuh sebatas kemampuan, namun kalau itu sudah menghambat,,,,saya seh membenarkan diri,,,pasti akan marah,,,

Makanya saya tanya dengan sohib saya broedin van klompen : dien,,,bulan puasa marah membatalkan puasa ga? jawabnya : enggaklah broken wing,,,kecuali ente marah sambil nyruput es degan,,,saya pun mengangguk lega,,,(nyaman bener sohib saya yang satu ini )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar