Sabtu, 18 Juni 2016

Jelang subuh


Saya teramat paham jika hidup seseorang akan membawa bebannya sendiri, ada yang membawa beban itu sepanjang hidupnya dengan menggendongnya. Ada yang melepaskannya dengan berusaha memahami bahwa hidup hanyalah sekedar perjalanan pulang sehingga oleh-oleh yang dibawa hanya cerita indah. Ada juga yang berusaha membawa harta pangkat dan kehidupan dunia untuk dibawa pulang. Apapun yang dibawa tetap boleh saja selama jiwa dan pikiran tetap bahagia.

Mirip lagu anak-anak, disini senang disana senang dimana-mana hatiku senang. Hidup buat mereka selalu sama, tetap happy, kuncinya anak-anak tidak pernah merencanakan hidupnya, dibiarkan mengalir sehingga unsur kejutan menjadi hal yang dinanti karena membuat mereka terperangah lantas berteriak senang. Jadi kembali ketika kita terbebani oleh kehidupan, ada yang berusaha menghindar, ada yang pasrah bahkan ada yang bersembunyi. Namun sebagaimana kita tahu, hidup pasti akan memberi beban, pertanyaannya untuk apa?.

Mungkin ilustrasi ini bisa menjawabnya : syahdan dua pendekar shaolin turun gunung, satu masih muda yang satunya lebih tua. Ketika di sebuah lembah bertemu sungai, tidak ada perahu dan tidak ada jalan lain kecuali menyeberanginya. Saat hendak siap-siap tiba-tiba seorang wanita muda minta tolong untuk diseberangkan juga, tanpa banyak cakap, pendekar yang lebih tua menggendongnya sampai di sebrang kemudian berpisah. Selang beberapa jam yang muda berkata: kakak bukankah ajaran kita melarang bersentuhan dengan wanita. Yang lebih tua pun menjawab: wanita itu sudah berlalu dari tadi, namun kamu masih saja menggendongnya dalam pikiranmu,,,
#jelangsubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar