Senin, 14 Juli 2014

Kupu kecil yang indah


Di sebuah saluran BBC saya melihat bagaimana seorang yang sangat muda dengan usia dibawah 25 tahun telah menjadi pebisnis dengan omzet jutaan pound. Acara tersebut bukan mengisahkan mengapa mereka menjadi seperti itu tapi menceritakan sisi dari mereka dengan membantu usaha yang hampir bangkrut yang dimiliki oleh orang yang usianya 2 kali lipat. Yang menarik bagaimana orang tua dimentori anak muda tentu ada penolakan, namun harus melihat fakta bahwa anak muda ini mempunyai bisnis yang bagus bernilai tinggi . Saya tidak ingin bercerita bagaimana acara ini berjalan, namun  bagaimana anak semuda itu telah memiliki bisnis yang begitu besar. Yang membuat saya takjub ada beberapa hal yang melekat pada anak muda ini.

Pertama, mereka begitu santun dan rendah hati sehingga orang tidak akan menyangka ia anak muda luar biasa. Kedua, mereka begitu fokus dengan pekerjaan, sekaligus pekerja keras. Ketiga. mereka melihat dari sisi yang tidak biasa di luar pakem alias out of box. Keempat, rasa tanggung jawab dan konsisten dengan pekerjaan. Gabungan ke empat ini membuat mereka seperti bukan anak muda usia belia, apalagi  mereka memulai bisnisnya umur 14 tahunan alias kelas 2 SMP. Buat saya ini seperti kupu kecil nan cantik ditengah belantara. Jarang sekali ada anak muda memiliki gabungan sifat tersebut. Dari cara bicara, mengutarakan pendapat, pikiran visi ke depan dan memecahkan masalah dengan pendekatan yang humanis bukan agresif membuat mereka lain dari yang lain.

Saya hanya ingin mengatakan, kupu yang kecil dan indah memang jarang, namun ia bisa dijadikan cermin pada anak muda lainnya, betapa definisi sukses bukanlah apa yang terjadi hari ini, tapi sebuah proses panjang. Saya yakin, mereka sebelum sampai ke puncak pasti menemui banyak kegagalan, cara mereka menemukan jalan keluar, konsistensi dan semangat yang membuat mereka sampai di puncak.  Dengan bantuan teknologi yang pesat membuat anak-anak muda ini menjadi dimudahkan. Sementara di belahan lain, banyak anak muda memiliki kesempatan yang sama namun gagal berproses bukan karena tidak bisa namun tidak tahan dengan proses yang keras, maunya instan. Bahkan ada yang mencoba menikmati masa  muda dengan hal yang tidak membangun diri malah membiarkan waktu melewatinya tanpa peduli kelak akan menjadi apa. Entahlah kalau melihat cara anak-anak muda sebelum usia 30 telah di puncak saya bisa melihat bagaimana anak muda yang lain ke depannya hanya dengan membandingkan proses mereka. Benar seperti yang pernah saya baca, anak-anak muda dengan usia 30 an yang akan memimpin dunia ini.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar