Kamis, 17 Juli 2014

Kang Bejo mencari Tuhan


Karena kelelahan dari pagi sampai siang di sawah, kang Bejo istirahat di gubuknya, seperti terlelap saat sadar tahu-tahu sudah mendekati ashar, kang Bejo buru-buru ambil air wudhu untuk shalat dhuhur, di pancuran. Baru saja ambil wudhu tiba-tiba ada seekor semut didekatnya berusaha berenang ke tepi menghindari genangan air, kang Bejo merasa kasihan, maka dicarinya ranting dengan perlahan di angkatnya semut itu ke tepian. Begitu selesai terdengan kumandang adzan ashar, kang Bejo tertegun : Tuhan maapkan atas kelalaian hamba.

Malamnya setelah tarawih di mushala kang Bejo dengan masygul menceritakan yang dialaminya pada mbah Kasan guru ngajinya, dijawab dengan senyum : Jo,,,apapun kelalaian kamu tetap ada konsekwensinya (tambah galau kang Bejo), tapi tidak semua orang memiliki mata seperti kamu. "maksudnya gimana mbah?". Kalau orang lain mungkin tidak akan melihat mata batinnya kalau ada semut menghindari air genangan bekas wudhu, cuek terhadap semut kecil hanya demi mempertahankan ego diri. "gak ngerti mbah" kang Bejo memelas. Gini Jo,,,karena keburu waktu buat menyegerakan shalat, dia bisa jadi melihat semut itu ,namun cuek karena pertimbangan kepentingan diri sendiri. Sedangkan mata batinmu melihat dan kasihan sehingga kamu hentikan wudhu untuk menolong semut kecil biar gak mati tenggelam meskipun akhirnya dhuhurmu hilang. Mudah-mudahan Tuhan mengampuni kelalaian itu Jo,,,Tidak banyak orang bisa seperti kamu, kebanyakan mereka  egois dalam berketuhanan.

Ada tipe manusia yang merasa Tuhan miliknya sendiri sehingga saat menghadapNya harus face to face secara imaginer, terang mbah Kasan,  kepentingan diri sendiri jadi prioritas. Padahal manusia adalah pemimpin bukan saja untuk manusia tapi juga alam hewan bahkan semut kecil tadi. Ada manusia yang nenyegerakan kepentingan dirinya namun melambatkan urusan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak.Tuhan ada dalam setiap kesempatan termasuk dalam hal kecil seperti kamu tadi siang. Kalau mata batinmu awas alias peka, Tuhan hadir pada kejadian semut kecil itu Jo,,,namun sekali lagi kebanyakan tidak menyadarinya. Mata kang Bejo berkaca-kaca mendengar uraian mbah Kasan, ada semacam kedamaian yang terasa mengena dihatinya, telah lama dia mencari rasa itu, baru kali ini menemukannya, semacam sengatan spiritual, dengan lirih kang Bejo bilang : Gusti,,hamba orang yang pandir selalu bimbing hamba dalam ketidak tahuan, hamba hanya ingin menemuiMu dalam kedamaian.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar