Sabtu, 17 Agustus 2013

Anomali


Yang namanya bahagia saya fikir ia seperti air mengalir dan harus di alirkan agar ia bisa masuk dalam aliran darah dan memberikan sinyal pada otak untuk menskresi hormon endorphine, saat itu secara sekejap ada perasaan luar biasa, gabungan antara rasa senang dan kedamaian. Secara berseloroh sahabat saya bilang bahagia seperti hentakan orgasme dan ejakulasi,,,hahaha,,masih bisa diperdebatkan memang, namun juga tak salah. Dalam tindakan, kadang bahagia adalah hal sepele buat orang lain namun  krusial buat diri sendiri. Misal ortu merasakan bahagia kalau anaknya yang tersebar di beberapa kota bisa kumpul waktu hari raya sehingga 2 minggu sebelum lebaran, satu persatu di telpon untuk memastikan kehadirannya, dan hampir tiap 3 hari sekali ditelpon. Awalnya memang agak mengundang tanya dan mengganggu, namun saya sadar itu momen bahagia buatnya.

Persepsi bahagia pun berubah seiring waktu, dulu diawal karir, saya mengira bahagia datang bila memiliki apapun, seperti karir bagus, punya rumah dan mobil, bisa makan apapun, (saat itu rumah masih ngontrak, kemana-mana naik angkot, makan dibatasi budget, namun setelah itu terlampaui bahkan beberapa makanan malah menjadi pantangan karena kolesterol yang gampang ngelunjak) akhirnya paham bahwa bahagia adalah hal yang sederhana, sesederhana bernafas. Ini hanya masalah kemauan dan persepsi, artinya dalam kondisi yang pedihpun ada jejak bahagia disana. Saya pahami ini setelah mengalami bantingan hidup akibat salah mendefinisikan makna bahagia. Misal, ada perasaan bahagia saat bangun tidur mendengar suara cicit burung dari pohon yang saya tanam di depan rumah plus secangkir kopi di udara yang dingin. Dan entah kenapa saya bisa begitu bahagia saat melihat orang tersayang menangis, dari mata yang berbinar menjadi berair, saya sering melihat itu saat anak saya menangis.Jadi bahagia bukanlah hal yang perlu di alirkan, namun ia telah ada, tinggal kita mau menangkapnya. Apakah itu anomali?entahlah,,,

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana mungkin bahagia semudah bernafas, terlalu menyederhanakan masalah? hmm,,, buat saya memang sederhana, karena bahagia bukanlah keadaan namun serangkaian sikap, bahkan saat kita merasakan kesedihan dengan momen tertentu ada bahagia disana. Butuh waktu buat mengerti itu, dan saya banyak belajar menghilangkan kemarahan, kebencian dan diganti dengan rasa menyayangi, pada sesama, lingkungan terlebih pada orang tersayang, akan membuka pemahaman lain tentang bahagia. Jadi kalau suatu saat anda bangun pagi tiba-tiba merasakan syukur teramat mendalam, rasa yang aneh dan anda seperti melambung, hati-hati anda masuk pintu gerbang anomali tentang bahagia,,,good luck :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar