Rabu, 13 Januari 2010

Realism of late

I
Inang-inang sayang
kemana engkau gerangan
lihatlah anak-anak berlarian telanjang
menerabas diantara bunga ilalang
bergerak di lorong-lorong jaman
menjemput cintamu tak kunjung datang
seolah kehilangan adalah mahluk amat menyakitkan
menangkap esensimu
serasa menjebak bayangan
biarlah petak umpet yang kau mainkan
jadi permainan anak-anak yang menggembirakan
seraya menyumpalinya dengan segebok harapan
akan keindahan dari akhir waktu yang terbentang
seraya berkilah kalau dunia ini teramat lelah
untuk sekedar berbohong tentang hati yang kalah

Inang-inang sayang
kemana engkau gerangan
anak-anak kita pucat pasi
memandangi hidup teramat pasrah
menenggak khamer kehidupan
limbung d peradaban
mabuk mengharap cinta sejatimu
lantas mencarinya di sudut kemunafikan
seolah tak sanggup untuk belajar
menanti harapanmu teramat sabar
tenggelam di lautan artifisial
jadikan diri kosmetika jaman
yang teramat tawar
bergerak dari kehampaan demi kehampaan

Inang-inang sayang
kemana engkau gerangan
hati ini lelah menapak jejakmu
seolah engau lenyap di genggaman
dalam sekelebatan hilang tersisa kesakitan
mengejarmu ke sudut penjuru
terengah-engah nafas memburu
berharap kekalahan dan kekalahan
berakhir dengan mengutukmu dari waktu ke waktu
sembari merinduimu tak jemu
lihat tangisan anak jaman
terseok lihat mereka di persimpangan
tangisannya terasa belati yang terhujam
berharap dirimu datang dengan dendam
memekik tanpa suara
"habislah kita habislah kita"
lantas rubuh di kelokan bimbang

(050705)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar