Rabu, 25 Juli 2018

Re-intro

Di serambi itu angin hanya bergulir lemah,  saat sore mengisyaratkan kalau dirimu  beranjak pergi,  bukan menangisi keadaan namun karena keabadian tak bisa ditemui dengan begini,  katamu.
Jadi aku pun termangu saat lembaran puisi menoreh di buku harian dan betapa kata2 itu menghujam,  bukankah ini semacam intro,  ketika badan letih mencari kemana mana,  hakikat diri terbang tercantol entah dimana?.  Bukankah pernah kau bilang,  jangan ditangisi keadaanmu disini,  kamu menulisnya di bait puisi,  keabadian hanya rumah sejati,  sisanya ilusi.
Jadi,  sore ini kamu tersenyum tipis serta menatap awan sebentar lagi memerah sebelum gelap datang,  tiba2 berbisik: alangkah indahnya ketika awan itu bergegas pulang seolah tahu malam adalah peraduan keabadian.  Aku hanya bengong setelah tahu,  dimana kata2 itu kau simpan,,,,,,
Dimana katamu? Aku bilang ada di gemerlip Bintang,  dan kamu tertawa seolah te akannya benar jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar