Senin, 10 Januari 2011

siapa bilang,,,lelaki itu per(k)asa,,,


Sebenarnya saya ingin bertanya sama Tuhan,,,kenapa saya harus jadi lelaki,,,apakah secara random genetis memang ditakdirkan menjadi lelaki? apakah memang saya secara sengaja dijadikan lelaki untuk sebuah tugas tertentu,,,sebab nyatanya jadi lelaki,,,mahluk superior di muka bumi ini ternyata malah menjadi mengikat, kadang mengekang,,,apapun namanya. Tuhan memang belum menjawab pertanyaan ini, namun faktanya,,,stereotype lelaki membuat kesulitan sendiri buat saya

Siapa bilang lelaki lebih kuat dari wanita,,, gak percaya,,,? ajak saja mereka jalan di Mall, suruh mereka menenteng belanjaan sambil memelototi barang di etalase,,,dijamin hanya satu jam kaki mereka akan melepuh kalau tidak, mulut mulai menggumam dengan kata-kata tak jelas artinya. Sampai sekarang saya yang mungkin mewakili mereka, kadang terheran-heran kenapa wanita sedemikian tahan ber jam-jam berdiri, berjalan kesana kemari sambil memelototi barang yang akhirnya tak terbeli, atau lupa apa yang sebenarnya akan dibeli, namun tak kelihatan lelah sedikitpun.

Lebih susah lagi lelaki terlanjur di cap harus tegar, pantang menangis, gak boleh cengeng, kepala harus tetap tegak setiap menerima masalah. Saat bulir air mata ada di kelopak, pantang untuk menangis,,,hal yang tak berlaku untuk wanita. Anehnya di saat lain, lelaki juga dituntut harus sedemikian romantisnya untuk wanita, kalau perlu sedikit melankolis dan puitis ketika berbicara masalah cinta,,,:-). Padahal lelaki juga ingin menangis, ingin diam dan susah untuk sekedar berkata "i love you" bukan tidak mau, tapi memang begitu. Kenapa kalau memang bisa, wanita dulu yang bilang i love you,,,toh bukan dosa mengatakannya.

Siapa bilang lelaki bukan perasa? malah lebih perasa dan sensitif, siapa bilang lelaki egois,,dia malah lebih toleran, bahkan akan merasa lebih sakit ketika setiap tindakannya malah menjadikan orang lain menjadi tak berdaya. Bukankah puisi yang paling indah, simfoni yang paling merdu lahir dari lelaki yang perasa, bukankah masakan yang paling enak lahir dari jari-jari yang perkasa. Jadi mulai hari ini jangan salah pahami lelaki dengan semua atribut superiornya karena tuntutan itu malah menyakitinya :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar