Minggu, 07 Maret 2010

my dialog 2 ( a reflection my life? i dont know)

w
ibu...aku ingin lanjutkan
sayangkah Tuhan padaku
dimana esensinya dalam realita?

W
anakku...pertanyaan itu sia-sia
sederhana saja jawabnya
ia ada dalam dirimu
begitu dekat sehingga engkau tak merasakannya
ketika dirimu mencintai dan menyayangi seseorang
pernahkah rindumu sedemikian dalam
kepada siapa rindu itu kau sampaikan, pada dia?
bukan sayang...bukan...ia refleksi kerinduanmu padaNya
cinta,,,yang dicari-cari sedemikian berarti
sebenarnya perjalanan spiritual
ia berjalan ke dalam, bukan ke luar

w
aku gak ngerti ?
mengapa cinta jadi semacam perjalanan spiritual?

W
anakku...kenapa dirimu selalu memotret ini dengan mata biasa
lihat dengan mata hatimu, dengan kepekaan hatimu
andai hari ini kau menyayangi seseorang
hilangkan segala macam kemelekatan
karena begitu angin waktu meniupnya
ia akan menghilang berganti dengan tangisan
andai kau memandangnya sebagai wujud cintamu padaNya
siapapun dia, dirimu, akan kemana dan bagaimana akhirnya
ia berakhir di kedamaian, kebahagiaan
tak cukup kata untuk melukiskannya
karena Dia begitu dekat, teramat dekat...sayang
sehingga hanya tangisan bahagia yang akan kau luapkan

w : ibu...apakah dia mengerti ?
W : siapa ?
w : dia
W : entahlah, tanyakan saja padanya
w : itu yang aku tak bisa
W : kenapa ?
w : keberanianku hanya sebatas asa
W : mudah-mudahan dia mengerti sayang, karena dia teramat pintar
waktu jua akan membuatnya memahami, kemana hidup ini berjalan
saat hidup mengujinya dengan sayatan tajam

w : ibu...apa makna sepi dan kehilangan
W :kenapa kau tanyakan itu ?
w : entahlah, pada saat tertentu aku pernah merasakannya
seperti perasaan hampa dan terasa menakutkan

W
anakku...bersyukurlah engkau pernah merasakannya
dirimu telah tiba diujung sebuah makna cinta
ketika tiba-tiba ia menjadi pudar dan kau menatapnya nanar
ketika waktu seolah berhenti berganti kehampaan
ketika ego sedemikian besar namun dirimu tak berdaya
kenapa engkau takut akan sebuah kehilangan sayang...
kenapa engkau takut sepi menyergapmu di ujung jalan
ia hanya pembatas sebelum melangkah di jalan kasih sayang

w
tapi kenapa aku sedih bila mengingatnya ibu...?
rasanya seperti sebuah panah menancap di hatiku
rasanya perih, entah apa aku tak tahu

W
anakku sayang...
ketika hidup mengharuskan dirimu lewati jalan itu
Tuhan coba menguji cintamu pada kehidupan
ketulusan, atau tendensi bertopeng kejujuran
Beliau akan menemuimu di ujung makna itu
saat kau terkapar, kelak kau akan mengulanginya lagi
saat kau tersenyum, Tuhan akan membuatmu besar
jangan takut anakku, jangan takut dengan makna kehilangan
ia hanya jalan menuju gerbang keheningan
belajarlah melihat dengan kelembutan
karena dirimu akan tahu betapa Tuhan mengasihimu
dengan ketulusan yang tak dapat kau bayangkan

w
ibu... andai jalan ini bukan sebuah kebetulan
apa yang harus kulakukan sekarang ?

W
percaya, hanya percaya, ketika dirimu memahami cinta
dengan kelembutan, ia tak akan menghilang sayang
kalau ini sebuah jalan kebaikan, untuk dirimu, dirinya
wajah kebaikan itu akan memancar hingga waktu tak terbataskan
yang bisa kau lakukan sekarang, hanya percaya
Tuhan tidak membuat kehidupan ini sia-sia









Tidak ada komentar:

Posting Komentar