Selasa, 02 Maret 2010

lirih

aku menyapaMu di keheningan
mengapa Engkau diam saja
hanya lirih Engkau berkata
engkau kemana wing...
sekian lama Aku menantimu
mengharap engkau merajuk
berharap engkau menangis dan tertunduk
menanti kata-katamu
menunggumu dalam sepi dan sunyi
namun tak Ku temui
engkau hanya diam
kenapa wing...
apa Aku telah engkau duakan
bersahabat dengan nisbi kehidupan

Ah...Tuhan...
junjungan hamba yang teramat Besar
hamba tak mungkin meninggalkanMu
hanya untuk sebuah kenisbian
hanya hati hamba tak sanggup buat merajuk padaMu
untuk hal kecil begini
sebab dirimu terlalu Agung
menuntaskan diriku yang lemah ini
apa aku pantas mohon pertolonganMu

wing...
Aku amat dekat, teramat dekat
aku bisa mengerti
gundahmu, gembiramu
sebab kehidupan selalu berbisik padaKu
engkau kemana selama ini wing...
aku kangen dengan bisikan mesramu
meskipun engkau telah lelah jauh berjalan
aku akan selalu menantimu wing...
seperti kekasih yang lama merinduimu
berharap engkau datang dengan senyuman
memeluk kehidupan dengan cinta yang dalam

wing...
apapun hari ini engkau berjalan
Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum
bukankah engkau telah bilang
kemanapun engkau masuk pusaran kehidupan
terjebak dalam sekat angan dan keinginan
engkau hanya akan mengadu padaKu
Aku rindu itu wing...
kalau hari ini dirimu menyayangi seseorang
jarak dan waktu yang membuatmu gundah
perbedaan yang membuatmu ragu melangkah
dan kau pun meratapinya di sudut malam
seraya bertanya: apakah ini pendar cintaKu
kenapa kau ragukan itu wing...kenapa?

ketika seseorang mencoba menyatukan hati
dengan ketulusan dan keikhlasan
kau coba menafsirkannya itu cinta
bukankah engkau telah tahu, kenapa selalu bertanya
cinta, mahluk yang Aku ciptakan
bukan untuk diratapi
bukan wing...engkau salah besar
ia hanya perlu dijalani dengan rendah hati
ia hanya perlu ditampakkan dengan kebersahajaan
engkau tak perlu tahu
apakah dirimu menerimanya
dengan takaran yang sama
jangan wing...jangan lakukan
bila ada sebutir debu dalam keikhlasan
kau akan terjebak dengan cinta artifisial

kalau hari ini engkau menyayanginya
sayangi dia dengan ketulusan
kalau engkau mengasihinya
sayangi dia dengan kelembutan
kelak saat nanti waktunya tiba
engkau dan dia akan mengerti
apa arti cinta sejati
ketika bahagia, menjadi keseharian semata
ketika mimpimu, mimpinya
menjadi hal yang nyata
engkaupun akan tersungkur dihadapanKu
seraya berkata
Yaa..Tuhan...kekasih hatiku
aku hanya bisa berbisik lirih dihadapanMu
inikah makna pendar cintaMu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar