Selasa, 09 September 2014

rumah dan "rumah" kita

Ketika pergi sejauh-jauh yang kita rindui hanya rumah
Saat tenggelam dalam bahagia kita ingin membaginya di rumah
Ketika pedih menghampiri kita selalu ingin menghapusnya di rumah

Bukankah rumah selalu menerima kita apa adanya
Bukankah rumah selalu menyediakan dirinya tanpa jeda
Kita menangis rumah menjadi tempat membasuhnya
Kita bahagia rumah menyediakan gempita

Ada yang membangun rumah beralas tahta
Sebagian lain dengan tumpukan materi tak ada habisnya
Ada yang  membangun labirin didalamnya tanpa tahu kenapa
Ada yang mengira rumah adalah tumpukan ego belaka

Jadi rumah sejati yang bagaimana?
Rumah sejati itu beralas fana
Atap dan temboknya tiada
Pintu dan jendelanya istiqamah
Berpagar syukur dan tafakur
Semua menunduk dalam tawaduk
Kalau segala hanya milikNya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar