Minggu, 23 Maret 2014

gadis kecilku


matanya hanya menatapku tanpa seucap kata
namun mampu menusuk dengan tanya : kenapa
kenapa waktu menjadi tak seperti biasanya
saat aku terdiam menerka apa yang dimauinya
perlahan buliran air mata mulai mengalir dari kelopak
dan tanpa sadar sebuah tawa renyahku tiba-tiba terloncat dari mulut
teramat fatal, seperti menghina makin keras tangisannya
tak ada mantra untuk menghentikan tangisanmu
tak ada bujukan yang bisa mendiamkan suara pekak itu

kamu tahu sayang,,,
tak ada maksud membuatmu menangis sekeras itu
tak juga menertawakan melihat gigi ompongmu
ini hanya salah paham yang tak bisa dimengerti orang dewasa sepertiku
ini jarak usia dalam memahami sesuatu aku dan kamu
jadi ketika engkau meminta suatu hal yang tak bisa dipenuhi
kamu tahu cara membuatku beranjak dengan menangis sekeras-kerasnya
bukan cara yang elok kan sayaangg 
memaksa membeli kesukaanmu tengah malam ketika semua telah terlelap

namun inilah hidup bukan
ketika waktu hanya lipatan kecil di sebuah kanvas raksasa bernama cinta
hidup hanya miliki arti saat semua berjalan dalam kelokan cinta
kamu tahu semua itu menjelma jadi lukisan indah
apapun kesedihan dan kegembiraan semua tertoreh disana
ada sudut kecil di kanan bawah yang harus kau baca sayang
disana tertulis kata : kau masih gadis kecilku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar