Minggu, 01 Agustus 2010

unmeaning talk

Semalam,,,entah kenapa tiba-tiba terdampar di sudut restoran cepat saji, mata yang lapar tak segan menyergap setiap urutan menu yang mengepungku. Begitu banyak manusia "lapar"malam ini,,,hanya satu yang bisa dikatakan: sesak. Yaa,,,yaa mereka teramat lapar dan dahaga,,,ketika gaya hidup menjadi ukuran sebuah kata : eksistensi,,,menyedihkan, karena tidak saja tua, muda, bahkan anak kecil pun menjadi bagian itu. Malam itu di sebuah mall, begitu banyak mata yang terlihat berbinar,cahaya yang berpendar indah, hentakan live musik band lokal, namun tak bisa sembunyikan satu hal : kemurungan
Begitu banyak manusia malam itu menyembunyikan kepedihan, kemurungan, seolah dengan hadir disini, semuanya akan hilang,,,hmm,,,yang terlihat hanya sebuah keputus asaan tentang memahami makna hidup, kesakitan secara emosional,,,mereka tumpahkan dengan membeli dan membeli seolah ini bisa meringankan,,,Yup,,memang bisa,,,namun hanya kenikmatan sesaat, sementara, seperti onani dan masturbasi.
Entah kenapa, manusia modern semakin terikat dengan hal beginian, seolah tanpanya ia kehilangan diri mereka, tatkala ukuran sukses bergeser dari kematangan pribadi, mental menjadi seberapa besar mereka menjadi bagian gaya hidup ini. Hedonis??,,,ehmmm entahlah,,,ini bergeser menjadi produk kultural yang makin mengasingkan mereka (termasuk aku). Ukuran sukses kadang diukur oleh seberapa pencapaian hidup dengan meletakkannya pada benda seperti rumah bagus, mobil bagus, barang bagus, yang kebablasan melebihi fungsi awalnya uhh,,,
Malam itu,,,begitu tumpah ruah manusia di sebuah mall dengan membawa kepedihan dan kemurungan masing-masing,,,entah sampai kapan mereka menyadari kekeliruan ini,,,ada hal yang hilang,,,cinta,,,ruh yang telah ada dalam diri namun entah kemana ia,,,mungkin sembunyi didalam sana karena malu telah disalah pahami untuk hal yang sia-sia.
Lamat-lamat,,,live musik terdengar sebuah lagu Geisha:,,,ku tak mengerti cintaa,,, (ahhhh,,,,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar