Rabu, 07 Februari 2018

Anak kolong


Dibanding mungkin temen yang pernah jadi anak kolong, saya merasa jadi anak kolong beneran. Sebagai anak tentara berpangkat prajurit, sering di tinggal tugas, paham betul bagaimana menjadi anak tentara berpangkat bintara. Rumah tipe kecil dengan barak memanjang dengan supplai air dan listrik yang dibiayai negara. Entah karena kesibukan ortu waktu saya kecil, jadi main kemana diumbar.

Kalau yang lain dibelikan mainan mobil mobilan, kapal kapalan yang kadang membuat sedikit iri kenapa saya ga dibelikan seperti itu (umur 5 tahun sudah ngerti iri coba😂) tapi bukan berarti mainan saya ga asik. Kompleks barak tentara biasanya dekat dengan garasi sehingga saya main tank beneran, truk reo yang besar, atau jeep tentara merek dodge buatan amrik, gaz buatan rusia.

Atau lain kali main petak umpet di garasi kendaraan yang rusak, sembunyi di kolong mobil, atau naik perahu karet, atau lain kali cari magnet dari tumpukan kendaraan. Masa kecil yang indah. Entahlah apa itu yang membuat behavior saya sedikit kayak soldier meskipun ga jadi tentara. Di didik dengan nasionalisme yang kental, namun juga sebagian romantis, membuat cara pandang saya keras dan pragmatis jika melihat ketidak adilan.

Artinya apa? Entahlah kadang dalam rekonstruksi diri, faktor itu yang membentuk saya hari ini. Kenangan kecil bagaimana dengan senangnya masuk ke dalam tank yang gelap teriak2 dengan teman yang lain  seolah membidik dengan meriam berteriak dor dor. Di didik untuk tidak boleh mengeluh, menangis terhadap kesakitan dan kekurangan hidup, namun menangis jika melihat kesewenang2an, menbentuk diri ini agak rapuh namun sekaligus rigid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar