Rabu, 06 Juli 2016

Puasa, lebaran dan rest area


Puasa dan lebaran rest area kita
Kalau diibaratkan hidup adalah perjalanan, saya lebih mengibaratkan hidup mirp berjalan di jalan tol, karena begitu berjalan ia tak akan pernah kembali sebelum keluar gate, hidup juga demikian, tak akan oernah lagi kembali. Jika jalan tol banyak memiliki lajur, minimal 3, lajur kanan, tengah dan kiri, dimana lajur kanan untuk mendahului dan lajur cepat, lajur kiri untuk jalur lambat dan kendaraan besar. Hidup juga demikian, kalau anda ingun cepat sampai anda harus masuk lajur kanan (dikonotasikan kebaikan). Jalannya,,,kita tahu sebenarnya lempeng-lempeng saja, namun kita kadang selalu bergerak ke kiri ke kanan pengen cepet sampai (sukses dalam hidup, apapun persepsi dan definisi anda tentang sukses di kehidupan ini), mungkin ini yang namanya iman naik turun hehee,,,bahkan ada yang masuk bahu jalan segala (hobi saya kalau ke kantor kelihatan mau telat,,,hehehe).

Kehidupan yang selalu bergerak maju, dikejar keinginan, apalagi kalau "mobil" disamping kita jalannya cepet, bisa panas hati pengen balapan hahaa,,kalau kita mampu tak masalah, kalau tidak bisa runyam dengan berujung kecelakaan. Nahh pangkal kecelakaan biasanya tubuh terlalu penat, capek sehingga kita butuh rehat dengan berhenti di rest area. Puasa, adalah rest area kehidupan kita, disana seluruh panca indera diistirahatkan, seluruh batin kita yang lelah di recovery. Sebulan dalam setahun kita masuk rest area agar setelahnya tubuh dan ruhani kita menjadi fresh. Puasa tidak saja membuat badan berjarak dengan egoisme, batin juga diasah menjadi lebih waskita. Puasa adalah rest area paling baik yang harus kita temui. Puasa alah rest area yang Tuhan sediakan sebelum kembali berpacu pulang menemuiNya.

Jadi kalau di dua per tiga puasa, semua sudah sibuk dengan lebaran, mirip anda tidur baru terlelap di rest area, tiba-tiba dibangunkan satpam, dongkol gak? hehehe,,,. Bukan saja tidak fresh namun juga mwmbawa beban lelah yang tak hilang. Hari raya lebaran, buat saya mirip dengan gate keluar dari rest area, dari pintu itu kita tahu, kemana akan masuk jalan tol kembali, mau melipir ke kiri dulu sambil nyalakan sein untuk kasih kode kita masuk lajur kanan, atau lihat situasi. Puasa yang dilanjutkan dengan lebaran yang gegap gempita mirip mau masuk jalan tol mobil sudah digeber dulu gasnya seolah ga sabar pengen cepet sampai,,,yakin pengen cepet sampai?

Lebaran buat saya adalah transisi, ibarat di rest area sebelum jalan, mungkin kita cuci muka dulu, kalau perlu pipis :-D, siapkan bekal minuman atau makanan ringan. Dalam hidup, siapkan hati yang lapang, basuh dengan keikhlasan dan syukur, lihat tanda-tanda alias rambu dengan kerendahan hati (dengan takbir, tahmid dan tahlil ) sebingga saat kita kembali ke lajur kehidupan, menjadi lebih sabar, santun, elegan, tidak saling merendahkan yang lain, tidak saling menafikan yang lain gara-gara mobil kebidupan kita butut. Karena yang dinilai sebenarnya bukan seberapa cepat kita sampai, namun anda di jalan tol ugal-ugalan gak, suka memaki yang lain gak. Jadi kalau hari ini lebaran kita lakukan dengan gegap gempita menyambut kemenangan (kapan kita bertanding dan dengan siapa), jangan-jangan sebenarnya kita tidak mampir ke rest area, kalau toh a disana, tidak benar-benar kita manfaatkan untuk recovery ruhani kita, entahlah itu kembali ke pribadi masing-masing. Selamat hari raya idul fitri, gate sebelum kita berpacu dengan waktu, dan ssebelum sampai dirumah keabadian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar