Minggu, 12 April 2020

Paku

Kisah paku,,,, 
Aku hanya sebuah besi runcing sebagai penguat sambungan kayu,  dirumah,  di jalan2, dipohon2 bahkan dari tempat2 elit hingga pojokan kumuh  prostitusi.  Perjalananku panjang penuh kisah mengikuti pasang surut sebuah negeri. Menjadi saksi betapa tusukanku menjadikan negeri itu sejahtera,  atau carut marut mirip luka menganga. 

Aku hanya sebuah paku,  tidak saja tempat menggantung foto Bintang film idola di kamar lusuh atau mewah,  juga diperlukan untuk menggantung foto pembesar negeri di kantor2 dan istana, aku juga tempat menggantungkan harapan masa depan saat dipakai menusuk kertas suara. Dibutuhkan di pohon2  gambar calon anggota legislatif,  disudut2 jalan gambar calon2 pemimpin negeri ini,  dan aku berusaha menopang kuat seolah hanya alam yang akan merobohkannya. 

Aku hanya sebuah paku tapi pantang menjadi palsu,  saat tertentu,  aku di beri keleluasaan untuk menentukan negeri,  salah tusuk orang memaki, tatkala  menang aku segera disimpan dilaci. Kadang tutup mata saat ada di ruang gelap menusuk kepentingan dalam langkah yang orang bilang kecurangan. Aku tetap saja paku, tak bisa disalahkan karena itu,  sebab aku tak palsu. 

Aku sebuah paku dengan kisah perjalanan panjang. Kelak saat kesadaran manusia tentang peradaban demokrasi mencapai puncaknya, mungkin aku tiada, tergantikan oleh lainnya namun tetap saja akan tersimpan pada laci2 sejarah, bersama dengan kebencian, aroma tangisan dan kekalahan,  perjalanan dari sebuah peradaban manusia, yang ditentukan olehku : paku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar