Kamis, 07 Maret 2019

Jejak digital

Jejak digital
Yuk ngelanjutin tentang sosmed. Sore ini kita bahas yang namanya jejak digital (digital track), istilah baru ketika sosmed mulai ramai di angkasa.  Tak ada padanannya kecuali yang paling mendekati adalah jejak rekam (track record).

Jadi begini soddharrra soddhara,,,, saat anda membuat status,  kemudian status tersebut anda hapus,  apakah sudah hilang menjadi debu? no,,, no,,, no,,, gak semudah itu karena sosmed ini ibarat sistem,  apapun yang ditulis, atau yang dihapus,  ia masih tersimpan di pusat bank datanya facebook,  jadi kelihatannya hilang dilayar,  tapi sesungguhnya ia tidak hilang,,,,, bingung to,,,,,,.

Wes ngene ae (gini aja)  gampangannya : kalau anda punya perhiasan,  buku catatan penting dan very2 penting,  anda mungkin punya pikiran menyimpannya di bank dengan menyewa  safety box. Setiap tulisan yang anda buat,  anda simpan di safety box,  demikian juga bila ada yang dihapus.  Pihak bank akan mencatat tanggal sekian anda datang nulis bla bla bla. Tanggal sekian anda datang menghapus bala bla bla.  Semua tercatat dengan rapi.

Di dunia Maya,  safety box ini bernama alamat akun anda yang disebut IP(internet protocol, dan anda memiliki alamat IP berupa deretan angka yang khas. Jadi saat anda membuat kesalahan katakanlah menyebut asu kirik kodok cebong,,,,,, dan seluruh warga kebun binatang, untuk mengungkapkan kekesalan pada seseorang,  kemudian orang itu gak terima dan anda membela diri kalau tidak menyebutkan itu dengan menghapusnya. Masalah sudah selesai? Mbotenn,,,,, karena jejak digital yang sudah dihapus dapat dibuka dan treng treng,,,,, tulisan itu masih ada lengkap dengan jam, hari, detik, dimana menulisnya, pake hape apa tank top,,,,, upss lap top,,, 😁. Inilah yang disebut jejak digital dan anda tidak bisa menghapusnya kecuali menutup akun dan minggat dari dunia maya.

Jejak digital inilah yang tak semua dimengerti,  jangankan orang awam,  pesohor, artis,  pejabat,  kadang gak tahu sampsi mereka jatuh karena jejak digital, sakitnya,,,,,, jatuh karena apa yang ditulisnya. Makanya saya sering ingatkan untuk bijak dalam bermedsos.  Jangankan tulisan yang mengandung hate speech alias ujaran kebencian.  Kita meng-unggah foto2 anak kita yang lucu2 saja sudah bisa dijadikan para predator untuk berniat jahat.

Hari ini, tanpa disadari hidup kita sangat tergantung teknologi.  Sehari tanpa hape,  tanpa melihat wa,  tanpa melihat twitter,  seperti kehilangan daya. Istilah simbion (simbiosis biologi ontologi)  merujuk pada gabungan separuh mahluk hidup,  separo mesin cerdas,  seperti melekat pada kita. Ketergantungan manusia sekarang pada teknologi yang diwakili oleh hape,  memang memudahkan namun juga seperti tercerabut dari habitat alami nya. Mau tidak mau, kelak anak cucu kita yang akan memasuki atmosfer ini,  tugas kita adalah memberinya pemahaman,  apapun namanya,  teknologi secanggih itu,  kita tetaplah manusia,,,,,, yang punya kepekaan rasa,,,,,, teknologi harusnya memudahkan bukan menyusahkan.

Tetiba lamat2 terdengar lagu lama : "woo,, woo,,,aku,,,, hanya ingin kau tahu,,,,
besarnya cintakuu,,,,,,
tngginya khayalku bersamamu,,,,,, "
Apa kelak robot dengan kecerdasan artificial bisa merasakan lagu ini yo,,, lagu lama tapi lupa judulnya,,,,, 😁😁😁

Tidak ada komentar:

Posting Komentar