Minggu, 30 Desember 2018

Tahun baru

Tahun bari enaknya di rumah apa main kembang api,,,,?

Dalam peradaban barat,  pergantian tahun baru selalu dirayakan dengan kemeriahan,  pertunjukan musik,  pesta kembang api dsb.  Menurut saya ini merujuk pada kebudayaan penghormatan pada pergantian musim,  dan panen melimpah.  Entah kapan terjadinya sekarang pergantian tahun baru yang awalnya banyak dilakukan oleh para petani sebagai syukur atas kelimpahan,  menjadi produk ekonomi kapital yang menjanjikan.  Sebagaimana sebuah produk yang menjanjikan,  ia akan dipoles dan dikemas sedemikian rupa baik dari struktur sejarah yang dibangun,  psikologi,  dan doktrin bahwa ini menjadi budaya baru, sehingga itu akan di ekspor ke semua penjuru termasuk Indonesia. 

Susahnya,  sejak awal kita ini ambigu,  enggan meninggalkan tradisi lama,  ragu menggapai peradaban baru. Sehingga apapun yang berasal dari barat akan ditelan mentah kayak makan sushi. Dan hari ini kemeriahan tahun bari justru terjadi di pusat2 kapital baru yang sejalan dengan pertumbuhan penduduk,  mangsa empuk bagi pemasar.

Sebagaimana kita tahu ada ekses dari penetrasi peradaban baru (baru tak harus sejalan dengan ethic yang digaungkan pilsuf barat seperti plato atau aristoteles) . Ini murni target sasaran market,  ini murni bicara untung rugi,  jadi jauhkan ekses etika,  tak dikenal itu.

Namun kita tahu,  peradaban barat telah mencapai puncaknya,  keunggulan teknologi tak makin menghangatkan,  malah membuat keterasingan alienasi,  mirip puncak anak krakatau yang runtuh tak sanggup menyangga badannya,  keruntuhan peradaban barat sudah terasa dengan banyaknya timur dikenalkan disana.  Kearifan budaya timur yang menempatkan materi dengan bijak,  peradaban timur yang mendekap alam sebagai saudara bukan di eksploitasi,  makin intens di sono.

Di amerika,  generasi mudanya lagi trend disana menolak sex pranikah.  Artinya sex pranikah sudah ndeso disono.  Mereka melihat gelombang etika telah menjadi "agama" baru,  meskipun ini mirip kondisi kita di Indonesia hanya kebalikannya.  Prinsipnya mereka meninggalkan budaya lama menyongsong budaya baru.

Jadi,  siapa tahu kelak ada jejak budaya kita di amerika disana,  misal gamelan, keroncongan, dangdutan,  bahkan anak2 mudanya seneng melekan sambil main gaple.  Atau anak2 perempuannya bukan lagi nge-mall,  tapi belajar masak,  njahit,  atau malah main dakon.  Saat pergantian tahun baru cukup dirumah,  ketika ditanya kenapa?  Mereka jawab its new wave because budaya dari kakek nenek mereka  sudah oldschool, alias ndeso. Dan mereka pun menjadi lebih superior karena lihat  ke ndesoan kita masih merayakan tahun baru dengan main kembang api,,,,,, 😂😂😂😂.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar