Rabu, 18 Juli 2012

mall spiritual


Seharian ini saya banyak menerima ucapan selamat menunaikan ibadah puasa yang disertai (ini yang membuat saya terharu) maaf lahir batin. Entah kenapa beberapa tahun belakangan ini ucapan selamat berpuasa selalu disertai dengan permintaan maaf. Biar lebih ikhlas puasanya, demikian sahabat saya yang saya tanya. Tapi apapun alasannya, saya merasa banyak sahabat merasakan gairah luar biasa menyambut puasa. Seolah ada semacam sengatan spiritual disana.

Buat saya puasa memang memiliki makna yang sama dengan orang lain, hanya kadang agak sedikit nyleneh membayangkan puasa seperti masuk mall. Mall sebagai pusat keindahan panca indera menjadi daya tarik tersendiri buat mencuci mata. Bukankah di Mall kita dimanjakan dengan segala hal mulai dari makanan, kebutuhan raga hingga asesoris lainnya.Pusat ego yang tertata ditambah dengan lampu yang sedemikian memanjakan mata telah membuat semua begitu indah. Demikian juga dengan puasa, ini seperti memasuki mall spiritual.Mall spiritual telah menjadi sedemikian menarik di awalnya. Ada banyak keindahan yang membuat mata hati sedemikian termanjakan sehingga tidak ada yang dapat dilakukan kecuali menangis. Ada banyak diskon khusus yang diberikan Tuhan untuk menghapus semua kesalahan masa lalu dan masa depan. Ada "undian langsung" yang diberikan Tuhan bagi yang memenangkannya dengan kehidupan yang damai didunia dan setelahnya.

Seperti mall sebenarnya, orang yang masuk selalu membawa semua beban batin dan berharap akan sedikit meringankan bahkan menghilangkan semua keruwetan kehidupan. Hampir sama dengan mall spiritual, ada banyak ekspetasi, harapan dan beban batin yang telah lama menggunung. Harapan akan kehidupan yang mendamaikan dan menentramkan. Namun sebagaimana mall yang sebenarnya, banyak pengunjung mall spiritual hanya sekedar window shopping, sekedar melihat, tidak membeli apa yang ditawarkan Tuhan.(padahal uang yang diperlukan membeli sebenarnya hanya keikhlasan dan ketaatan). Sehingga setelah keluar dari sana yang tampak hanya kelelahan semata bukan kedamaian yang menentramkan. Setelah itu, 11 bulan berikutnya kembali semula, berkelahi dengan diri sendiri.

Jadi apakah saya akan gegap gempita memasuki mall spiritual ini? ahh,,,saya hanya orang udik yang tak pantas memasuki mall besar bernama mall spiritual. Buat saya puasa cukuplah menjadi kubangan spiritual saja, selebihnya tidak berani berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar