Jumat, 15 Februari 2019

Roy,,,,,


Namanya Roy,  usia sekitaran 28-30 an,  ciri anak milenial terlihat dari namanya yang keren, namun nama keren tidak selalu berbanding lurus untuk urusan karir. Karir?  ya karir,  mungkin jika dibanding dengan Roy2 lainnya di kota lain dia memulai karir dengan mencari "uang halal" katanya;  dia sebagai ojol.  Jangan bayangkan dengan ojol seperti di Malang atau Surabaya.

Tiapa hari  harus menempuh antara 30-40 km dari rumahnya ke tempat mangkalnya di Situbondo,  sedang rumahnya daerah arak2 Bondowoso.  Kenapa gak narik di Bondowoso saja yang berjarak 10 km dari rumahnya? Sepi pak,  katanya.  Tanpa bermaksud mengecilkan,  Situbondo juga kota kecil,  dari aspek geliat ekonomi mungkin kalah bersaing dengan kota sekitar seperti bondowosa, Banyuwangi atau probolinggo. Apalagi, jangan bandingkan dengan Jember yang lebih besar.

Yang saya garis bawahi adalah banyak Roy2 lainnya dengan usia produktif sedang berjuang  mencari uang halal ditengah kecilnya peluang yang ada dan hanya ini kesempatannya. Mereka fokus dengan hari ini, sehingga ikhlas dengan yang terjadi esok,  atau bahkan sejam dua jam ke depan. Hanya asa yang dibawa kalau hari ini bisa pulang ke rumah dengan uang yang saya taksir tidak sampai 100 rb bahkan mungkin lebih kecil lagi.

Jangan tanya pada mereka hiruk pikuk pilpres dengan saling memaki,  mencela dan istilah buruk yang menafikan akal sehat.  Roy dan kawan2nya seprofesi tidak memikirkan itu,  mereka berharap satu hal agar profesinya layak unuk hidup dia dan keluarga. "Kasih saya bintang lima ya pak" itu saja harapan mereka, sebagai tanda prestasi buat Roy atas jasa layanannya.  Jangankan lima,  kalo bisa 1000 pasti saya kasih mas Roy,  semoga anda tetap berkhidmat sengan karirmu dan selalu dilindungi Tuhan di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar