Sabtu, 15 Oktober 2016

Nine to eleven

Larut ketika malam bersiap dengan sepenggal pengalaman yang menyita tenaga setelah siangnya bergelut dengan semua makalah dan resume, bicara tentang strategi, berakhir dengan seberapa dalam seseorang diukur kesungguhannya kalau bukan dengan kejujuran.

Banyak yang telah lama menghadapi medan pertempuran kehidupan kehilangan pegangan dan keyakinan untuk apa pertempuran ini? prajurit yang terseok kehilangan motivasi, kehilangan gairah untuk menyongsong esok dengan gelegar pertempuran yang lebih besar karena mereka sibuk bertempur dengan diri sendiri.

Prajurit muda yang semestinya masih punya idealisme namun tanggal di tengah laju jaman yang menafikan kejujuran dan ketangguhan, mereka lah yang kalah sebelum berperang akan teronggok di sudut hidup jadi sampah peradaban sembari bertanya apa yang salah

Dunia adakah milik mereka yang sabar, bukan serakah,  dunia adalah milik orang yang ikhlas bukan yang loba. Dunia mirip dengan pohon, bergerak dalam diam, mirip dengan air mewakili kelenturan dan mengalir. Dunia juga lebih menyukai kelembutan evolusi, bukan kecepatan revolusi. Dunia memilih keseimbangan dikotomi bukan bandul yang berat sebelah.

Andai mereka ada, dimanakah tempatnya sekarang. Mereka sedang bergerak dalam diam, berkarya tanpa pengakuan, berjibaku untuk kebaikan dan keindahan.  Menyusuri ikhlas demi sebuah tugas mulia yaitu penghambaan padaNya, pendar cahayaNya hingga kelak mereka meniada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar