Senin, 02 Juni 2014

perempuan dan kata-kata


angin benar tak memberi kasihan
melekuk tubuhnya diterpa tanpa alasan untuk siapa
seolah dirinya terjebak dalam bingkai kata
dan menangislah ia berurai 
mericau tentang rindu yang tanggal di pelupuk pelangi
dia tahu angin yang menghempaskannya 
dan rindu itu pun pergi tanpa tanya

kepada siapa mengadu? aku hanya perempuan yang tertelikung waktu, katanya
merangkaklah sembari punguti sisa asa yang meremah
berharap hujan datang karena itu yang diinginkan
aku akan merebah ke tanah menyambutnya, katanya
sambil memejam mengingat langit mana yang menolongnya
dan meliuklah tubuhnya diterpa angin sebelum isakan terakhirnya
kemudian sunyi memeluknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar