Minggu, 19 Agustus 2012

menjadi sempurna dalam tiada

Semalam saat mata terkantuk tiba-tiba Gurpan datang, saya hampir saja meloncat menahan tawa karena cara berpakainnya seperti seorang penari darwish, tarian rumi. Namun saya teramat paham kalau apa yang dipakai Gurpan pasti ada maksudnya, hanya saya menahan tawa karena pakainnya kedodoran sampai harus tersandung. Jangan ketawa , ga ada yang lucu, aku sengaja berpakaian ini hanya ingin merasakan sentuhan ilahi lewat tarian ini" demikian Gurpan memulai percakapan. Saya teramat paham karena di penghujung puasa, beliau muncul setelah sebulan menghilang, Pasti dan yakin saya selalu ditanya tanya apa yang dilakukan selama puasa.

"broken wing, setelah sebulan apa yang kamu dapat dari puasa kamu?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala, karena bingung apa yang mau dikatakan. Maaf Gurpan, sekali lagi maaf, saya hanya dapatkan lapar dan dahaga doank selama puasa. "hahaha,,,bagus bagus aku suka kepolosan kamu, jawaban yang sudah saya perkirakan". ''yang bener Gurpan, jawaban beginian dibilang bagus, mulai deh ngejek"
"terus kalau puasa dapetnya nahan lapar dan dahaga, pengalaman apa yang berkesan buat kamu
" nunggu maghrib Gurpan" jawab saya sekenanya
"hahahaha,,,,begitu polosnya kamu broken wing, tapi kamu udah bener tuh" maksudnya Gur?
"begini bro, puasa yang dimulai dari matahari terbit sampai terbenam, umpama dibalik dari matahari terbenam sampe terbit gimana? puasa pasti menyenangkan bukan,,,heheheh?"
"betul-betul Gur, kenapa Tuhan menitahkan seperti itu?"
Bro,,,puasa adalah proses latihan manusia menjadi sempurna, seperti ulat yang menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu yang indah. Puasa mirip perjalanan hidup manusia, lahir kemudian berakhir di kematian, terbit kemudian tenggelam. Jangan remehkan proses ini bro karena selama kamu berpuasa kamu alami pergulatan mental antara kepatuhan dirimu kepada Tuhan dengan godaan ego.Sama saat kamu dilahirkan dari tiada, kemudian meng-ada sebelum akhirnya menunggu maghrib dalam ketiadaan, ada banyak pergulatan dalam hidup kamu. Jadi wajar kalau maghrib adalah hal yang kamu tunggu, karena kamu terlepas dari hal yang diharamkan. Bukankah maghrib adalah lambang kematian dalam siklus kehidupan. jadi kenapa manusia takut bukan gembira seperti kamu menunggu maghrib.

Saya hanya bisa melongo, ada-ada saja Gurpan."Gur kalau proses sempurna seperti ulat menjadi kupu, manusia menjadi sempurna dengan puasa, dimana letak kesempurnaan itu? kalau kupu kan jelas keindahannya memang sempurna .
"hehehehehe,,,ente makin cerdas aja bro, kesempurnaan manusia adalah kesadaran kalau manusia meniada dihadapanNya,,,ngerti bro?,,kagak Gur,,,
manusia itu mahluk tiada, hanya karena DIA meniupkan ruh dalam gumpalan daging sehingga kamu bisa mengolah dunia ini menjadi sempurna. Dan seperti air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, ente harus selalu merendah se-rendah-rendahnya agar ilmuNya selalu mengalir. Hanya dengan ilmu yang diperolehNya kamu mendapat kemudahan hidup di dunia ini sampai kamu menyelesaikan tugas di dunia ini dengan meniada. Proses kecil ini ada dalam puasa, jadi kalau kamu sekedar menahan lapar dan dahaga dan kamu menunggu maghrib semua dilakukan dengan ikhlas, mudah-mudahan kamu bisa mengambil hikmah darinya bro,,,(entah kenapa saya lihat mata Gurpan berkaca-kaca jarang-jarang seperti itu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar