Kamis, 09 Februari 2012

Suatu hari di"sini"


Suatu kebetulan atau tidak, selalu saja bertemu dengan sebuah komunitas yang melawan arus mainstream. Tiba-tiba mendapati diri ini terlarut disana, bukan hal yang menyesakkan, buat saya malah menyegarkan. Bertemu dengan orang sempalan, begitu saya sering menyebut komunitas ini, karena pemikirannya aneh menurut sebagian banyak orang, mampu mengobrak-abrik bingkai pemikiran yang terlanjur lama menjadi patron. Sehingga dalam ranah orang kebanyakan disebut aneh. Namun begitu masuk kedalam, ke-anehan itu sirna menjadi semacam pencerahan buat pemikiran saya yang kolot.

Bayangkan, kumpulan yang tidak sengaja terbentuk hanya karena mereka memiliki permasalahan yang sama akhirnya menjadi arena diskusi yang cukup mengasyikkan. Pengikutnya? sebut saja mantan Gambler, yang mencoba melihat kekayaan dari perhitungan statistik dan pola acak sehingga bisa mengambil kesimpulan bagaimana bisa kaya hanya dengan probabilitas 49%. Ada seorang mantan dosen dengan studi psikologi namun kesasar menjadi pengusaha, sehingga setiap pencapaian dan progress selalu ditilik dari psikologi manusia. Ada seorang pragmatis, hanya karena SD tidak lulus namun bisa memaparkan analisa SWOT untuk memetakan bagaimana pertumbuhan dicapai dengan maksimal. Ada mantan crosser yang bisa menganalisa setiap parameter secara detail dan bisa mem-proyeksikan pertumbuhan hanya dengan sekali "klik". Lantas apa anehnya? bukan saja karena latar belakangnya beragam, namun mereka "jernih" melihat sebuah persoalan. Misal, mereka selalu menyikapi setiap kegagalan dengan tawa lebar, dan setiap keberhasilan dengan wajah tawar. Atau lain waktu berdebat habis-habisan hanya karena pengandaian: andai matahari bisa di setting panas yang diperlukan niscaya mereka bisa mempercepat proses evolusi.

Bukan itu saja yang membuat saya kesengsem, namun cara mereka memandang kehidupan membuat saya jatuh cinta dengan komunitas ini. Tanpa memandang kepercayaan dan agama yang mereka anut, satu hal, kehidupan ini hanya untuk memberi dan memberi. Sehingga peran apapun yang diberikan oleh Tuhan saat ini, buat mereka hanya untuk mengabdi pada kehidupan sedangkan materi, kekayaan yang dimiliki hanya sebuah kendaraan untuk mendekat padaNya. Saya takjub, karena di jaman yang makin materialistis sekarang ini, mereka yang saya kenal ada di puncak kehidupan memiliki kesadaran berbeda dengan kebanyakan. Kerja keras mencapai sukses buat mereka hanya penghayatan sebuah peran, tidak selalu dipedulikan hasil akhirnya, karena menurut mereka, sukses bukanlah sebuah pencapaian melainkan sebuah perjalanan, dan itu telah di setting semenjak awal. saya bingung mendengarnya.

Wing,,,begitu mereka berkata, hidup kamu hari ini, esok atau kemarin ibarat sebuah alur film, amat tergantung dengan skenario yang kamu buat. Mau happy ending, sad ending itu telah diketahui sejak awal, kamu tinggal melakoninya. Kalau hidup ini ingin berakhir bahagia, sejak awal skenarionya dibuat bahagia, demikian sebaliknya. Begitu selesai dibuat, lakoni skenario itu dengan penghayatan dan improvisasi, jalan apapun yang dilalui, sedih, senang hanya fragment dari grand skenario yang kamu buat. Bukankah keindahan seni hidup ada disana, artis kehidupan yang hebat tahu itu, makanya jangan cengeng dan kekanak-kanakan. Jalani saja dengan penghayatan, saat kamu menangis-menangislah, tertawa-tertawalah, jangan berlebihan saat dipuncak dan di bawah, tetaplah anggun dan santun menghadapi itu, karena dimata kehidupan dirimu akan terlihat menawan.

Ya,,ya,,ya,,bicara masalah maqom, saya tahu mereka ada dimana, dan sebagaimana artis kehidupan yang memiliki sebutan, mereka memberi nama buat saya: sayap patah, broken wings, dan saya merasa terhormat dengan sebutan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar