Kamis, 10 Desember 2020

Obituari

Saat tubuhmu merenta,  usiamu hanya tambahan angka,  engkau dikuasakan Nya untuk memutar waktu masa lalu.  Dirimu menjadi kekanakan,  tangisanmu mirip anak kecil kehilangan permen.  Diam mu ngambek karena tak kebagian mainan. 

Kau selalu menceritakan masa lalu sembari menatap ketakutan masa depan
Kenapa begitu,,,,? Sebab yang nampak di depanmu adalah kematian,  teringat dosa yang belum kau taubatkan,  teringat ketika muda tenagamu kau sia2kan,  kekuasaan yang kau pegang hanya  menyengsarakan,  semua harta kau peroleh dari sudut remang2.

Kadang di masa tuamu terdiam, menyesal tanpa tahu kemana mengadu.  Hanya yang kau tahu kesalahan telah menggunung dari masa lalu. Tiba2 kematian begitu menakutkan,  nuranimu menggedor2 bagaimana kelak dirimu menghadapi penghakiman.

Tidurmu tak tentram,  tatapanmu hanya melihat fragment masa lalu saat kepentingan mengacuhkan keadilan,  dan kematian2 kecil ternyata sudah ada sejak dirimu bugar. 
Menangislah pemuh penyesalan meminta ampunan pada orang yang kau nafikan tapi telah mendahuluimu menghadap Tuhan.  Tak sempat bertemu buat meminta maaf kecuali bertemu di keabadian
Ketakutan2mu begitu menghantui dengan sesal sampai hilang akal. Dirimu berteriak mamun tak terdengar. 

(Sesaat dokter yang merawatmu hanya menggeleng,  tangis pecah keluargamu, betapa menyiksa,  mati enggan hidup tak mau,  awal perjalanan mu pulang menuju keabadian begitu sesak,  dan semua terisak) 
#obituari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar