Senin, 28 Desember 2020

DU*

Catenaccio budidaya udang

Proses pendekatan biosecurity pada budidaya udang,  mirip proses security approach jaman orba. Problem pendekatan security adalah menempatkan "entitas" yang bersifat pathogen berhadapan dengan udang sebagai subyek.

Udang vs pathogen memberi ruang dengan menciptakan dikotomi kalah-menang,  untung-rugi dsb.  Dan perlombaan seperti ini sudah berlangsung hampir selama 40 tahun (dengan asumsi budidaya udang dimulai tahun 1980). Hingga hari ini kita masih berkutat dengan kondisi yang sama,  penyakit masih tetap ada,  bahkan varian barunya bermunculan. Pertanyaannya sampai kapan? 

Saat vibrio kita anggap sebagai musuh yang harus kita tekan,  vibrio akan 
merancang dirinya untuk bertahan dalam kondisi tekanan ekstrim,  dan perlombaan terus berlanjut sampai sekarang.

Bagaimana kalau kita rundingan dengan vibrio duduk satu meja,  negoisasi win-win solution,  anggap saja vibrio jadi sahabat yang akan membunyikan alarm/alert saat kondisi kualitas perairan mulai turun,  atau manajemen pakan kita buruk. 

Pertanyaannya kenapa harus vibrio? Sebab vibrio menjadi pintu masuk semua problema permasalahan beberapa penyakit,  sehingga penting mengetahui karakter,  habitat, sifat, dan strategi serangnya (total football 3-4-2,atau catenaccio 4-4-2). Pola bertahan dari serangan vibrio berarti harus memberi ruang pada bakteri ini dengan menciptakan lingkungan yang baik pada bakteri lain dengan ikut pola quorumsensing.

Persaingan secara nutrisi perlu diciptakan karena cukup soft dibanding pemakaian bahan kimia.  Lagian kalau pola persaingan nutrisi,  vibrio tidak akan sakit hati,  dan akan gentle mengakui kekalahannya.  Dalam istilah bola,  pertahanan yang baik adalah penyerangan yang terorganisir mirip total football,  seperti team Belanda dan Jerman,  bukan pakai cara team inggris yang melambungkan bola langsung ke depan gawang lawan. 
*dukun_urang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar