Senin, 07 Desember 2020

Late post

Late post

Naaak,,,,, kehidupan mungkin akan makin tak menemui kemesraan andai dirimu tahu.  Semua berkisah tentang pencapaian2 kehidupan bertolok ukur materi. Kesanggupan mengingat Nya pun dilandasi transaksional belaka,  bahkan dalam setiap doa.  Mencari Tuhan makin lama makin mahal,  beribu orang berdoa hanya untuk meminta dikabulkan dalam urusan duniawi,  namun lupa meminta ampunan di jalan kehidupan keabadian . 

Andai kau mengalaminya, keniscayaan hanya dipahami semu, bahkan makin saling  tak memahami satu sama lain. Esok dipandang dengan was was seolah ia kabut yang tak akan pergi.  Sukses di ukur hanya pencapaian tertentu, seberapa banyak,  seberapa tinggi,  tak masalah walau harus menggadaikan nurani. 

Kamu tahu,  di pojok2 jaman,  sang waskita memandang dengan nelangsa,  betapa anak manusia berlari tanpa henti hingga detak jantung terengah memandangi tubuh yang perlahan alami artropi.  Inikah jaman dimana kepintaran melebihi kerendah hatian.  Kuasa dipakai untuk diri sendiri,  bukan untuk mendamaikan sesama.  

(Tiba2 terdengar anak2 kecil berteriak sambil berlari,  ahhh anak2 yang meramaikan mushala, rupanya magrib hampir tiba,,,,,,ketiduran sudah terlampau biasa).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar