Senin, 09 September 2019

BJ Habibie

BJ Habibie

Membaca curhatan BJ Habibie di fb,  andai benar di sisa umur beliau sekarang merasa kesepian bikin trenyuh, meskipun saya ga percaya.  Seorang Bacharuddin Jusuf Habibie di anugerahi kecerdasan lebih sehingga ada istilah berotak Jerman berhati Mekah, kesepian di sisa umur beliau,  jujur agak tidak masuk akal. Ilmu pengetahuan telah mengantarkannya pada gerbang  kekhusyukan beliau menemui rahman rahim Nya. Sebab sejauh jauh ilmu pengetahuan dan membuat penemuan bagi kemudahan umat manusia,  sang penemu pasti akan mentok pada satu hal : ada sang Maha dibalik semuanya.

Sebagai manusia,  usia memang perlahan akan membuat badan wadag kita ringkih.  Fungsi organ yang makin menurun,  metabolisme yang melambat, menimbulkan sakit disana sini. Namun jangan tanya masalah kalbu,  jiwa,  akan semakin bersemangat dan muda,  sebab disuruh atau tidak,  dicari atau menghindar,  semua jiwa manusia akan merindukan Tuhannya,  merindukan kampung ke abadian tempat dia kembali.  Hal yang terkait "kesuksesan " di dunia hanya pemandangan sebentar mirip kita melihat sunset saat travelling,  tidak selamanya. Bukankah hidup di dunia mengikuti siklus : Tiada - meng-ada - meniada. 

Lahir di dunia karena memang sebelumnya tiada,  menapaki jejak hidup meraih karir, jabatan kuasa, harta adalah proses meng-ada, puncak perjalanan manusia akhirnya akan turun merasakan proses meniada. Kala dipuncak2 kehidupan,  manusia mulai merasa dan mencari kesejatian, hidup yang benar2 hidup: "menyadari disini hanya sementara". Disaat berada di puncak itulah BJ Habibie saya yakin menemukan cahaya.

Bagi beliau,  kesepian bukanlah kepedihan , ia adalah ruang tempat bercengkerama dengan Tuhan nya,  ruang rindu kata letto.  Baginya,  istri anak,  adalah fragment hidup yang pernah mampir,  datang lalu pergi untuk kelak bisa berkumpul kembali.  Dari cara beliau menuangkan cinta pada almarhumah ibu Ainun,  saya tahu,  siapa BJ Habibie yang sebenarnya : hidup hanyalah potongan2 waktu yang harus diisi dengan kebaikan,  dan kebaikan yang paling indah tiada lain hanyalah cinta.  Saat itu menjadi keseharian , sakit hanya cara Tuhan menunjukkan kemesraan pada nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar