Kamis, 23 Juli 2020

Sebuah catatan

Aneh juga, jamaah insomniyah yang telah lama saya tinggalkan memanggil lagi hanya sekedar menjumpai pekatnya malam.  Dulu saya selalu menemani Gurpan melawati malam hanya untuk memandangi cahaya bintang hingga pagi,  bahkan tatkala mendung menghilangkan cahayanya dia memaksa saya memandang dengan imajinasi.  Sambil menggerutu alias misuh (dalam hati tentunya)  saya pandangi langit dengan mendung menjuntai sembari membayangkan dibaliknya ada kerlip bintang. 

Hari ini saya sadar, ada pelajaran yang ingin Gurpan sampaikan,  gelap hanya cara melatih kepekaan. Dibalik gelap ada cahaya yang tak bisa dilihat dengan mata biasa namun mata batin.  Gelap, kata Gurpan,  bisa saja mewakili kebuntuan, keputus-asaan, kecemasan madesu atau apapun istilahnya namun dia bilang dibalik itu kamu bisa temukan cahaya (jalan keluar ) harapan.

Dia lanjutkan,  saat kamu terus menyusurinya mata batin kamu akan semakin peka dan peka sampai pada suatu titik,  tidak ada beda antara terang dan gelap semua terang benderang.  Itu adalah cara sang maha Cinta menemui mu dengan pendar cahaya. 

Saat Gurpan ngomong begitu dulu saya  melongo blass gak ngerti. Dan apa yang dulu dibilang benar,  tak kuasa meleleh air mata sambil mbatin misuhi dia,  **u tenan,, saya alami sengatan spiritiual. Dan…klunting dia wapri : "broken wing selamat kamu memasuki jalan yang paliiing sunyi". Dan saya hanya bisa jawab dengan emoticon : 😭

#catatan_jamaah_insomniyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar