Minggu, 27 Oktober 2013

raindrop


Dalam bayang terhalang rinai hujan
berlarian dengan dekap tangan menahan dingin yang tak hilang
tetesannya tak henti seperti berdegum mengguncang hati
tak tahu mana tetes hujan, mana tetes air mata
dan kaki telanjang hanya bisa menyeret sisa langkah
yang pelan pasti segera menjauh dari sirna
dan dirimu menyeringai bahagia

Hujan bulan ini seperti menggambar matahari dalam kanvas kelam
sesungguhnya bukan hal tabu bukan,,,
mendung pagi hari, hujan siang hari menguburkan semua sedih
menjadi dingin dan senyum pun menyambut
karena engkau tahu hari-hari ke depan seperti apa
yang pasti semua sempurna (pelan dirimu menggumam)

Jadi dirimu mencoba mencari saat ini ada dimana
makrokosmos pengembaraanmu seperti telah usai
mendapati engkau dalam hujan lebat dan tersenyum
karena terlihat wajahmu di setiap tetesannya
sungguh baru kali ini kamu terlihat begitu bahagianya 

Jumat, 25 Oktober 2013

Belajar menemukan cinta(belajar menjadi manusia)

Seberapa lama kita terasing dengan ikatan aku-kamu
sebuah sekat yang tidak saja membuat entitas diri makin berjarak
lantas dengan mudah kita mengucapkannya demi atas nama cinta,,
ahhh,,,semenjak kapan mahluk cinta berdiam dalam kutub berbeda
atau jangan-jangan ia hanya mengaku-aku saja demi makna

Bukankah kita sudah terlalu lelah berjalan hanya untuk tahu
cinta yang selama ini kita pahami beda ternyata menghasilkan lara
dan kita menghibur diri dengan menempelkan segala yang dipunya
semua adalah cinta (sambil dirimu melukai satu sama lain)
aneh bukan,,,ternyata cinta yang kita sangka menghasilkan banyak air mata

Sudah saatnya menghilangkan makna apapun
kita hanya perlu belajar menjadi manusia
telanjang apa adanya, kembali menjadi tiada
saat itu kita akan tahu cinta yang sebenarnya
(bukankah arti cinta sebenarnya membuat orang lain bahagia)

Senin, 21 Oktober 2013

waktu,,,selalu tentang itu

"kita tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa merubah cara memandangnya" Gede Prama

pada dentang keberapa kita tersadar
ternyata waktu telah meninggalkan kita dengan merubah semua penggalan memori
menjadi potongan mozaik, anehnya itu mengacak jejak masa lalu
dan menjadi sepenuhnya tahu itu bukan kebetulan
seperti mainan yang harus kita selesaikan sebelum tenggat mengingat
ada bagian yang harus diingat sepanjang jaman
dan kau menyebutnya cinta

bukankah pernah mencoba mengacuhkannya
dan kita merasa muda, itu jalan yang terbaik bukan
ya,,ya,,mengabaikan waktu seperti membuat kita abadi
jarak menjadi sejentikan jari,,,dan kita terheran kenapa bisa begini
hanya dalam gumam perlahan terucap : indahhh,,,
perlahan putaran waktu seperti terhenti seolah tak mengenal esok dan kemarin
hanya mengenal hari ini, cinta dan sebuah bisikkan :
"kita tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa merubah cara memandangnya"





Rabu, 16 Oktober 2013

re-intro (love is pathway)

waktu mungkin tak bisa memberi tahu tentang rahasia hakikat dirinya
jadi kalau itu benar adanya, kenapa tak melangkah dengan mengabaikannya
menghilang sejenak dari guratan alurnya
berjalan dengan keheningan seolah tak akan ada apa-apa
menggenggam segenap asa kalau semua jadi milik kita
mengalir seolah tak ada ujungnya
menuju kemana? jangan tanyakan itu
karena sama saja menanyakan pada sang waktu

jadi berjalan dengan apa?
mungkin mulai hari ini kita harus percaya
hidup hanya menyusun kepingan puzzle bernama cinta
tak harus seperti apa, tak harus kelak menjadi apa
sebab cinta memiliki jalannya sendiri,,,












Minggu, 06 Oktober 2013

ujung waktu

di ujung waktu
kelak kita akan bertemu
dengan gurat senyum seperti saat bertemu
kedua mata indah seperti bayi yang tak berdosa
seolah mengisyaratkan itu bau surga
menunggu disana dengan ucapan indah
cinta tak mungkin dikalahkan jarak dan masa

Kamis, 03 Oktober 2013

if i can turn back the time

hidup memang tak bisa lepas dari kenang
ia yang menguatkan jiwa dan memahami
kalau keindahan apapun warnanya
entah tawa bahagia dan sedu sedan tangis kesedihan
tetap saja menjadi bagian indah kehidupan

kadang kita selalu menginginkan keindahan itu
menjadi bagian hidup diri selamanya
kadang kita ingin kesalahan masa lalu
bisa dirubah dengan memutar waktu
menjadikannya seperti yang kita mau

namun sebagaimana hidup bertutur
waktu hanya selalu menatap ke depan
masa lalu akan menjadi catatan terbaik yang pernah dilalui
kita melangkah dengan memahami
kalau sejauh-jauh berjalan
ia bermuara pada  cinta dan kasih sayang





Rabu, 02 Oktober 2013

when i met her (life corner)

Sore itu cuaca mendung pertanda hujan segera turun, saya menyusuri jalanan seperti ditakdirkan untuk menemui nya. Hidup memang punya cara yang unik untuk menemukan ritme keseimbangan. Keseimbangan yang  dimaksud adalah, ketika hidup begitu keras, ada sudut kelembutan disana, dan anehnya kelembutan itu menjadi hal kontradiksi dengan kerasnya. Sebut saja namanya Pinkan, gadis remaja yang seharusnya tengah bergembira bersama teman dan komunitas, dan memang itu yang dilakukan hari ini. Bedanya kalau yang lain bercanda dengan teman sekolahnya, ia bercanda dengan,,,bayinya. Diusia 17 tahun dia telah menjadi ibu bagi bayi lucu berumur 10 bulan karena suatu kecerobohan sehingga hamil diluar nikah. Beruntung pacarnya mau menikahinya, sehingga jadilah mereka pasangan yang berbahagia.

Bahagia? nanti dulu, ini perjalanan yang membuat hatinya hancur tanpa semua orang tahu, hatinya teriris dan menangis bukan karena perbuatan yang telah disesalinya. Namun stigma yang menempel sampai hari ini susah dihilangkan. Stigma sebagai gadis pencemar keluarga sehingga apapun keruwetan hidup dari keluarganya seperti memperoleh jalan keluar,,,Pinkan penyebabnya. Berbagai hukuman telah dijalaninya dengan ikhlas, sekolah yang putus, diasingkan hanya untuk menghindari omongan tetangga, jatah hidup yang serba kekurangan sehingga untuk makan pun harus berhemat. Keluarga besarnya mestinya cukup mampu kalau hanya untuk itu. Dan sore itu tangisnya ambrol seperti tak bisa ditahan saat masalah kecil yang tak dilakukannya, dia di cap pembawa sial. Buat anak remaja seperti Pinkan, dia tak kunjung mengerti kenapa semua kesalahan selalu ditimpakan padanya. Dan hanya bisa berucap "bundaaa,,," dengan terisak seperti menemukan oase seraya kepalanya menempel dibahu seolah hanya saya satu-satunya yang mengerti galau hatinya. Sudahhh Pinkan ga boleh nangis terus, ada bunda disini, kalau sedih kasihan baby-nya, nanti asi bisa berhenti. Hanya itu yang bisa terucap untuk menghiburnya. Ada perasaan trenyuh karena selama ini mencari sosok ibu namun tak didapatkannya.

Selalu waktu menjadi hal yang mudah untuk disematkan atas kesalahan masa lalu. Kita teramat royal untuk membuat kerangka salah-benar pada seseorang berdasar masa lalu. Hidup memiliki kearifan, ia ingin kita hanya maju ke depan, bukan ke belakang, namun kelemahan diri ini dimasa lalu menjadi alasan sebagai kambing hitam atas ketidak berdayaan masa kini. Bukankah tak adil saat remaja seperti Pinkan menerima beban yang tak mungkin dilewatinya. Menjadi ibu dari putranya saja sudah teramat lelah masih dihukum dengan sebutan yang menyakitkan. Saya hanya bisa memeluknya sebelum  kembali, masih terngiang : aku ikut bunda saja,,,hmmm,,,nanti sayang jangan sekarang, bayimu terlalu lemah untuk mengarungi perjalanan ini, kelak bunda pasti akan menjemput mu, percaya bunda sayang. Dia pun mengangguk, ada kilatan kecil di bola matanya, seperti menemukan harapan kalau kelak dia akan diterima utuh apa adanya.