Sabtu, 15 Desember 2012

catatan akhir pekan


"kesedihan, kegembiraan, kesuksesan, kegagalan, pujian, cacian, semuanya akan bernasib seperti pecahan salju yang jatuh ke danau. Beberapa saat memang menimbulkan guncangan di permukaan air, tapi tidak lama kemudian menghilang; Gede Prama "

Saya tidak begitu paham makna guru yang sejatinya, apakah ia yang mengajarkan sesuatu, berupa sosok, orang atau bisa apa saja seperti burung, batu atau angin. Dalam perjalanan hidup baru tersadar sekarang, betapa banyak "guru" yang menyayangi saya sehingga mereka mengajarkan sesuatu tanpa saya sadar kalau mereka telah memberi. Misal, saat diri ini masih merangkak dalam memahami kehidupan, hampir selama 4 tahun bergaul dengan seseorang yang tiap ketemu selalu bercerita tentang IM dan YANG. Awalnya agak sedikit bingung mengapa beliau selalu membicarakan ini. Makna harfiahnya beliau bilang Im negatif Yang positif, bisa juga dingin dan panas. Namun di akhir pertemuan sebelum saya pindah beliau bilang makna filosofinya adalah keseimbangan, balance. Saat itu saya hanya bisa mengangguk-angguk tanda tak mengerti.

Yang kedua adalah guru yang memberi saya kemarahan, bagaimana bukan kemarahan, sosok yang selalu maunya sendiri (sehingga beliau saya ganti namanya jadi Maudi) selalu menuntut apa yang menurutnya benar. Sehingga saat bergerak diluar pakem, semprotan kata-kata dari kebun binatang Surabaya keluar semua. Awalnya bikin dongkol, karena sering di fetakompli, namun akhirnya paham kalau ia lakukan karena ketidak mampuannya mengendalikan situasi. Saya menjadi trenyuh dan kasihan, darinya saya mengerti makna sabar dan toleran.

Guru yang lain adalah ketika menemui kabut dijalan menuju arah Bromo dari probolinggo, tiba-tiba siang yang panas menjadi sejuk sesaat kabut turun begitu ringannya menutupi jalan sehingga saya putuskan berhenti sejenak karena terhalang. Kabut putih itu menerpa wajah dengan ringan dan saya menghirupnya dalam-dalam, ada kesejukan. Entah bagaimana kabut putih itu kemudian pelan hilang dengan meninggalkan jejak titik air menempel di dedaunan. Sesaat tertegun dengan eksotika itu karena saya belajar satu hal, keindahan.

Sampai jauh berjalan hari ini saya selalu belajar untuk melihat segala hal dari titik yang berbeda, kesimpulannya, kehidupan akan selalu menemui baik-buruk, tawa-lara, sedih-bahagia, kemarahan dll, namun semuanya akan selalu bergerak seimbang, sedih pasti akan ada akhirnya, bahagia ada batasnya, saat dirangkai dalam sebuah kalimat, semuanya telah berjalan dalam keseimbangan dan sempurna. Bicara sempurna hanya satu kata yang menemaninya : indah,,,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar