Jumat, 06 Januari 2012

Re-sol-u-si (2-5-u-7)

Awalnya saya pikir ini sejenis makanan sebangsa risoles dengan taste yang lain sehingga namanya juga beda (seperti jagung dengan pop corn). Baru tahu ternyata ini semacam kata serapan dari "sono". Entah sejak kapan kata resolusi selalu bergandengan dengan tahun baru. Hampir semua orang yang tampil di televisi, mulai dari menteri, artis selalu menyebut kata yang satu ini. Karena terlanjur tumpah seperti banjir seolah menjadi kurang afdol tanpa berucap kata ini pada pergantian tahun. Kata memang bisa menjadi alat yang ampuh buat menunjukkan citra diri.

Penasaran saya lihat makna resolusi di Kamus Besar Bahasa Indonesia (kerennya akhirnya terpaksa pasang widget itu di blog :-D,,) ternyata lebih kurang maknanya semacam keputusan bulat terhadap suatu pendapat dalam rapat. Lantas apa hubungannya dengan tahun baru? ini yang agak bingung, mungkin semacam kebulatan tekad diri sendiri untuk mencapai sesuatu di tahun yang baru,,,sah saja (apa boleh buat). Banyak hal yang bisa di-resolusikan tergantung situasi, kondisi, jabatan dan kapasitas diri (disingkat sikonjari,,,hehehe) . Kalau setingkat menteri, gubernur resolusi-nya bagaimana meningkatkan pelayanan kepada rakyat, bagaimana mengatasi banjir yang datang hampir tiap tahun (padahal tahun kemarin resolusinya sama, tapi banjir tetap berkunjung juga). Ada yang ber-resolusi tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin (entah apa yang dimaksud lebih baik), bahkan ada yang detail, tahun ini saya harus nikah sama si A (yang tidak diketahui, si A punya resolusi menikah dengan yang lain).

Jadi gegap gempita tahun baru harus selalu diikuti dengan resolusi, kalau tidak, tahun baru hanya sekumpulan waktu yang madesu (masa depan suram). Padahal dengan madesu inilah muncul lowongan pekerjaan baru, yaitu peramal yang bisa melihat masa depan, mulai tingkat desa sampai sekaliber nasional. Karena rata-rata yang datang ingin masa depan kehidupannya lebih baik, rejekinya tambah gede, banyak saran diberikan peramal yang harus diperhatikan, misal pintu tidak boleh menghadap arah tertentu, posisi dapur juga harus dirubah (yang lebih menggelikan saya pernah menemui agar rejeki lancar, arah dan posisi,,,maaf senggama juga harus tertentu).

Apapun resolusi yang dibuat semua orang, inti sebenarnya memiliki impian. Sebagaimana impian tentu harus indah, tidak mungkin memiliki mimpi yang buruk. Ada korelasi antara masa depan dengan impian, sama-sama tak bisa di jamah, dipeluk erat sehingga orang harus rela mengeluarkan kocek hanya untuk bisa mengintip masa depannya, terlepas nanti menjadi nyata atau tidak, minimal ada sugesti kalau masa depan yang diintip lewat orang lain (peramal) membuat lega. Hanya dengan punya mimpi manusia bertahan , sebab ada semacam harapan disana. Jadi bermimpi, impian, resolusi, apapun namanya bukan hal yang salah.Bukankah hari ini sebenarnya adalah mimpi hari kemarin, dan esok adalah mimpi hari ini. Jadi,,, kemarin, hari ini dan esok sebenarnya adalah mimpi dan kita hidup bersama di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar