Setelah dipikir2, apapun yang sedang, akan dan pernah kita beli, tanah, emas, permata, rumah baru, mobil mewah, jam tangan mahal, pendidikan anak di sekolah top hanyalah "membeli suasana", bukan barang itu sendiri. Sesaat lega namun akhirnya menjadi biasa.
Membeli suasana, ujungnya di rasa atau roso kata orang Jawa atau kebutuhan di dalam (inner need) yang mengejawantah jadi hal2 diatas dan.....berujung jadi beban pikiran (akal). Logika kita ini investasi tapi pikiran kita mengatakan jangan sampai hilang.
Begitu seterusnya siklus ini berputar dan makin cepat sampai kita tidak melihat, anak kita makin membesar, orang tua kita makin merenta, keduanya butuh perhatian tapi kita abai karena mengejar inner need alias roso alias membeli suasana.
Dan,,,,, kaget saat kita lagi di remang2 cahaya (bisa di kamar hotel, lampu diskotik, cafe) dibisiki : hai,,,, jiwa yang tenang,,,, . Asset, portofolio investasi, semua suasana yang pernah kita beli, ternyata hanya penggoda buat melupakan Nya. Lantas dimana Dia sepanjang umur kita? entah kenapa saat itu tiba2 kangen surga 😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar