Selasa, 01 Februari 2022

Jalan pedang vs jalan sunyi

Ibarat pendekar kebanyakan orang dalam laku hidupnya menempuh jalan pedang (kepintaran,  kekayaan,  kekuasaan). Bagus selama bisa mengolah untuk kemaslahatan,  capek terutama akan selalu berhadapan dengan pertempuran/perkelahian(karir, persaingan yg sengit dsb) tanpa akhir,  tinggal menunggu dua hal,  kalah atau menang.

Saya termasuk orang yang kalah dalam pertempuran2 di masa lalu,  aslinya tidak tega jika untuk mencari sesuap nasi (dan segenggam berlian 😁) harus menafikan saudara2 sy sendiri. Rela dengan sendirinya memberi kepala untuk di pukul biar yg memukul merasakan aroma kemenangan.  Rela di fetakompli asal yg memfetakompli merasakan kebahagiaan. 

Saya memilih menepi menghindari (walau di goblok2 an) masuk ke pasar2 keramaian terutama karena ketidak tegaan dengan persaingan yang membuat pilu. Di satu waktu akhirnya bisa menemui Gurpan yang membimbing masuk di jalan sunyi,  ketemunya juga di mall... 😁 saat ngaji (ngamati jiwa) istilah saya buat  melepas lelah....  😁😁.

Hampir lebih satu dasawarsa ngaji jalan sunyi sama beliau dan dipastikan tidak lulus, sehingga harus selalu mengulang dan mengulang.  Pernah saya tanya : gur saya kok ga lulus apa saya yang goblok atau gurunya yang pekok. 
Gurpan hanya tertawa sambil kasih kode leher digorok artinya baru lulus kalau saya sudah death.... (asem... batin saya guru kok ndongakno murid e ketam). Begitulah sekian lama saya gak jumpai beliau semalam ketemu dalam mimpi,  anehnya ngajak bernyanyi : "disini senang disana senang dimana2 hatiku senang...."
Saya terbangun dan merenung :(opo menehhh,,,,,,acarane gurpan iki) 
Btw love you gurpan.... 😍😍




Tidak ada komentar:

Posting Komentar