Edisi lagi kangen Malang
Malang, bukan saja bicara hujan dan mendung sehari2,ia juga kota yang tersenyum saat rinai hujan membasahi nya, membuat anganmu jadi terjaga, sesaat realita adalah kisah lainnya.
Malang, tidak saja kota yang makin hari makin pesolek, hingga kemacetan jadi pemandangan biasa. Kota ini mirip perempuan saat akhir pekan beribu lelaki memadati jalanannya hanya sekedar menikmati rindu yang tertahan seminggu.
Malang mirip seorang ibu yang menampung kerinduan anak2nya sehingga kuliner merajalela tak bisa menampung rasa lapar dan selalu ada, apapun saja.
Kemacetan disepanjang barisan pohon tua yang makin berkurang ditebang karena keserakahan, mengurangi keindahannya seolah itu mirip jerawat yang harus hilang.
Semoga kelak ia tetap gadis muda dengan penuh pesona, pohon yang rindang, hawa yang segar, bukan menjadi wanita pesolek namun kehilangan inner beauty nya
#Malang_♥U
Tidak ada komentar:
Posting Komentar