Rabu, 19 Desember 2012

Nyanyian sunyi di jalan sunyi*

"seorang sahabat yang membuka jendela jiwanya tahu, kesedihan hanya gerbang spiritual yang terbuka; Gede Prama"

Saya mengenal kata sunyi secara intens telah lama, kata yang wajib dihindari karena selalu berkenaan dengan kesepian. Kata itu begitu menempel sehingga wajah ini tiba-tiba menjadi kosong hanya dengan sebuah perjalanan yang mengharuskan kehilangan persahabatan atau kematian. Itu dulu saat pikiran masih disibukkan dengan pencapaian-pencapaian "absurd" yang ujung-ujungnya kering kerontang.
Beruntung saya mengenal pejalan ke dalam, inner journey yang melihat sunyi adalah gerbang masuk menuju saya mengibaratkan "pulang".

Jalan sunyi, itu kata pertama mengenal sunyi dari sudut yang berbeda, entah kenapa Emha mengistilahkan ini, cukup lama mencari makna kata ini yang akhirnya seiiring waktu pelan dan pasti saya menemukan makna untuk diri sendiri. Benar memang, kata tak bisa mewakili hakikat seluruh maknanya. Jalan sunyi, bisa juga perjalanan ke dalam yang harus dilakukan sendiri, mungkin juga jalan yang tak semua orang melaluinya, karena mengisyaratkan salah satunya memeluk kepedihan dan bahagia sama mesranya, bisa? hmmm berat awalnya.

Nyanyian sunyi, kata sunyi kedua yang saya temukan dalam perjalanan, sempat bingung juga, bukankah yang namanya nyayian mesti bersuara, tapi ini sunyi, Gede Prama mengisyaratkan nyanyian sunyi ibarat sebuah pohon, dari luar terlhat tak bergerak dan diam, namun sesungguhnya dia bekerja membuat daun, bunga, buah diperuntukkan bukan untuk diri sendiri tapi orang lain dan pohon selalu konsisten untuk bergerak ke atas, menuju : cahaya.
 Jalan sunyi, nyanyian sunyi, perjalanan kembali menuju rumah, perjalanan pulang yang ditulis oleh dua orang yang  berbeda, lain  tempat, era dan jaman, namun memiliki kesamaan kalau sebaik-baik manusia adalah orang yang bisa pulang untuk menemukan rumah sejatinya. Nyanyian sunyi di jalan sunyi,,,hmmm

*terinspirasi dari tulisan Emha Ainun Najib dan Gede Prama




Sabtu, 15 Desember 2012

catatan akhir pekan


"kesedihan, kegembiraan, kesuksesan, kegagalan, pujian, cacian, semuanya akan bernasib seperti pecahan salju yang jatuh ke danau. Beberapa saat memang menimbulkan guncangan di permukaan air, tapi tidak lama kemudian menghilang; Gede Prama "

Saya tidak begitu paham makna guru yang sejatinya, apakah ia yang mengajarkan sesuatu, berupa sosok, orang atau bisa apa saja seperti burung, batu atau angin. Dalam perjalanan hidup baru tersadar sekarang, betapa banyak "guru" yang menyayangi saya sehingga mereka mengajarkan sesuatu tanpa saya sadar kalau mereka telah memberi. Misal, saat diri ini masih merangkak dalam memahami kehidupan, hampir selama 4 tahun bergaul dengan seseorang yang tiap ketemu selalu bercerita tentang IM dan YANG. Awalnya agak sedikit bingung mengapa beliau selalu membicarakan ini. Makna harfiahnya beliau bilang Im negatif Yang positif, bisa juga dingin dan panas. Namun di akhir pertemuan sebelum saya pindah beliau bilang makna filosofinya adalah keseimbangan, balance. Saat itu saya hanya bisa mengangguk-angguk tanda tak mengerti.

Yang kedua adalah guru yang memberi saya kemarahan, bagaimana bukan kemarahan, sosok yang selalu maunya sendiri (sehingga beliau saya ganti namanya jadi Maudi) selalu menuntut apa yang menurutnya benar. Sehingga saat bergerak diluar pakem, semprotan kata-kata dari kebun binatang Surabaya keluar semua. Awalnya bikin dongkol, karena sering di fetakompli, namun akhirnya paham kalau ia lakukan karena ketidak mampuannya mengendalikan situasi. Saya menjadi trenyuh dan kasihan, darinya saya mengerti makna sabar dan toleran.

Guru yang lain adalah ketika menemui kabut dijalan menuju arah Bromo dari probolinggo, tiba-tiba siang yang panas menjadi sejuk sesaat kabut turun begitu ringannya menutupi jalan sehingga saya putuskan berhenti sejenak karena terhalang. Kabut putih itu menerpa wajah dengan ringan dan saya menghirupnya dalam-dalam, ada kesejukan. Entah bagaimana kabut putih itu kemudian pelan hilang dengan meninggalkan jejak titik air menempel di dedaunan. Sesaat tertegun dengan eksotika itu karena saya belajar satu hal, keindahan.

Sampai jauh berjalan hari ini saya selalu belajar untuk melihat segala hal dari titik yang berbeda, kesimpulannya, kehidupan akan selalu menemui baik-buruk, tawa-lara, sedih-bahagia, kemarahan dll, namun semuanya akan selalu bergerak seimbang, sedih pasti akan ada akhirnya, bahagia ada batasnya, saat dirangkai dalam sebuah kalimat, semuanya telah berjalan dalam keseimbangan dan sempurna. Bicara sempurna hanya satu kata yang menemaninya : indah,,,



Sabtu, 08 Desember 2012

dancing with tired


kalau boleh
hidup ingin dibingkai dalam kanvas putih
cukup satu kanvas saja
didalamnya hanya ada coretan merah melingkar
selebihnya satu bulatan kecil warna hitam di tengah
biarkan matamu nanar menari nari mengelilinginya
bukankah  disana kebahagiaan tinggal
dan kita cukup mensyukurinya
menari dengan lelah
buatku itu indah








Kamis, 06 Desember 2012

itulah gunanya menyiangi


Hujan mulai saja hadir seperti menampakkan esensinya sendiri, hari ini sempat lewati persawahan dan padi yang mulai rata hijau hampir sejauh mata semuanya sama dengan alur memanjang pematang seperti garis berwarna gelap. Saat saya memandangi semua dengan kagum, tiba-tiba seseorang memanggil:"broken wing,,sini". Ahhh,,,saya terharu,,teramat terharu,,sekian bulan tak menemuinya, hari ini saya menjumpai gurpan, memakai caping petani." Gurpan,,,lama banget"hanya itu yang bisa saya ucapkan, selebihnya hanya tenggorokan tersekat menahan haru, entah apa rasanya tak bisa diucapkan.
"sini wing,,,lama kan aku gak nemui kamu, aku hanya ingin menyepi sebentar menjadi petani"
saya beringsiut menuju gubuk tempat gurpan duduk, tak ada yang bisa saya lakukan kecuali hanya menyalaminya dengan kehangatan.

"wing,,,gimana kabarmu?"
"alhamdulilah sehat Gur,,Gurpan sendiri?"
"teramat baik wing, udara sawah telah membuatku seperti melipat waktu"
"maksudnya gimana gur?"
"winngg,,,dalam perjalananku selama ini aku hanya ingin memahami seperti apa hidup yang mengakrabi waktu"
(ini,,,mulai jalan menanjak,,,ga bisa nyampe nalar)
"terus apa yang didapat darinya Gur"saya mulai bingung tapi sok ngerti
:"kamu lihat sawah itu, membentang dari barat ke timur semuanya hijau warna padi, lihat dari akarnya terus ke atas, lihat juga udaranya".,,,hah,,,mana bisa udara dilihat gurpan?
"bisa kamu simpulkan broken wing?" saya hanya menggeleng
"satu kata saja, tanya pada hatimu",,,indah gurpan
"yaa,,,secara esensi semua akan berakhir kesana, kamu bisa lihat detailnya wing" saya pun menggeleng
" apa hubungannya antara kehidupan, waktu, sawah dan padi Gur?"
"hmm,,,siklus padi dimulai dengan mengolah sawah, menebar bibit, memberi pupuk, menyiangi sampai berakhir dengan panen, apakah semua itu dilakukan bersamaan"
"hahaha,,,kalau itu sih tahu Gur,,,ada-ada saja" muka saya ketawa lebar, namun mendadak menciut karena gurpan menatap saya tajam.
"ya,,ya,,gur semua memiliki waktunya sendiri-sendiri"
" wing andai sawah adalah kehidupan, tugas kita adalah menebar benih mimpi di waktu kemarin, sekarang dan esok",,,hah,,,terus
"apapun mimpi yang kamu tanam kemarin, hari ini atau mungkin esok, kelak akan tumbuh menjadi 'padi' pada waktunya, apapun mimpi, harapan entah baik atau tidak, optimis apa prasangka, adalah mimpi-mimpi yang telah lama tertanam dalam kehidupan sawah kita, kelak akan menjadi padi dalam diri ini"

"Gur kalau nanamnya pesimis, mimpi buruk, kan jadi buruk juga nantinya?"
"hmm kamu lihat petani itu, gak ada yang menanam rumput terus berharap tumbuh padi bukan,,,"
"ahhh,,,gur yang nanam padi aja masih bisa tumbuh rumput,,,tuh lihat disana"
"itulah kenapa harus menyiangi wing, dalam hidup bentuk-bentuk kesedihan, musibah, tangis lara, adalah cara agar batin menjadi lebih jernih, mirip petani yang menyiangi padinya"
"semua telah ada pada tempatnya masing-masing wing, kemarin tak berhak hidup di hari ini, hari ini tak mungkin menyusul esok, namun memiliki persamaan, tempat menaruh mimpi kita, makanya tanam mimpi yang baik, benih yang bagus, gak mungkin menyiangi kalau padinya belum tumbuh, gak mungkin panen kalau benihnya belum ditebar, semua memiliki tempatnya masing-masing",,,,saya mengangguk-angguk,, pusing.
"gurpan ujung dari semua ini apa? kalau nanam padi panennya padi, nanam mimpi apa panennya?"
"hmmm apa yang kamu kejar selama hidup ini wing?" kebahagiaan Gur,,,jawab saya mantap
"Apa unsur utama dalam kebahagiaan?" ,,,,kedamaian Gur,,,sekali lagi mantap
"kalau kebahagiaan unsur utamanya kedamaian, esensi kedamaian yang kamu tahu apa wing" saya pun celingukan,,,,gak tahu Gurpan,,nyerah saya.
"kebaikan,,,,wing,,,kebaikan,,,benih padi akan tumbuh jadi padi, mimpi yang baik akan jadi kebaikan"
"wahhhhh berat Gurpan,,saya kadang masih suka membaur dengan keburukan"
"itulah gunanya menyiangi wing,,,kebaikan yang berbelok keburukan akan disiangi agar kembali"
" ya,,ya,,paham Gur,,,semua kebaikan akan berakhir dengan keindahan, bahkan keburukan yang kita pahami dengan tangisan kalau kita tahu sebenarnya sebentuk keindahan, semuanya akan berakhir indah, panen padi hidup kita adalah keindahan, bukan begitu Gur" hahahahaha,,,gurpan tertawa seperti menggema ke persawahan dan entah apa saya salah lihat, daun padi yang baru tumbuh seperti tertunduk mengamini,,,aneh,,,








Minggu, 02 Desember 2012

kuadran

         
                 I
esok bisakah berani berucap janji
dengan menengadahkan tangan ke langit
lantas menggenggamnya dengan kepalan
seraya berucap, kemarin, hari ini dan kemarin
hanya jalan-jalan tempat menaruh mimpi

                  II
mimpi yang mana
bukan mimpi yang sama bukan,,
karena perjalanan bukanlah menuju
tapi kembali
jadi jangan terlalu berat meggendong kemarin

                III
hmm,,kemarin dan esok
bukankah disana harap dikepalkan
bukankah hari ini mimpi kemarin
esok adalah mimpi hari ini
jadi yang mana harus diletakkan
bila semua hanya nisbi

               IV
ya,,ya,,ya,,bila nisbi hanya makna yang dangkal
tak ada yang harus dinalar dengan kata bukan
semua telah sempurna jadi cukuplah pahami dengan diam
karena bukankah logika terlalu naif
buat memahamiNya

tepi sunyi


deru nafas
seperti hilang di angin lekang
memahami cinta seperti menari-nari memeluk matahari yang tenggelam sebelum waktunya
bulirnya seperti angin hangat tertiup sunyi
dimana setiap jiwa yang hilang ingin kembali
bertemu ditepi padang abadi
tenpat damai hanya dimengerti dengan rendah hati

sirna


detik yang melayang
tertangkap oleh genggaman
sesaat  hembusan nafas
serupa takdir tersisih di ujung jaman
aku tahu kemana harus kembali
menuju tiada
tempat awal dan akhir sirna

Rabu, 28 November 2012

kesedihan berwajah indah*


suatu hari,,,
mungkin engkau akan  menemukan waktu dengan wajah murung
ia hanya bisa mendekap dan menekuk kaki dalam genggaman pedih
bukankah tak seharusnya hari indah dirayakan dengan muram
atau lain kali kemuraman tak cukup disesali dengan air mata
dengan nada terisak waktu berkata terbata-bata,,,,
ketika hidup hanya mengulang kesalahan yang sama
dimana kedamaian berjanji menemuinya

ahh,,,selalu saja kedamaian dicari saat perih mengiris hati
berapa lama batin meminta untuk dimengerti
kalau untuk mencuci semua kotoran tak perlu kesenangan di luar sana
telah berulang kali batin meminta kesedihan mampir menemuinya
hanya agar bisa menemukan wajah kedamaian di dalamnya
(kelak ketika waktu menanyakan hal yang sama,,,batin membisikkan sebuah rahasia)
saat kesedihan menghampiri,,,biarkan menyingkap sisi gelapmu
biarkan membersihkan semua daki hidup
niscaya akan kau lihat kesedihan tak selalu muram
wajah aslinya adalah keindahan

(*)kesedihan, kesakitan, musibah, apapun bentuknya, sebenarnya datang untuk mencuci kotoran batin kita , saat akhirnya kita tahu, kesedihan dan musibah berubah wajah menjadi indah; Gede Prama



Jumat, 23 November 2012

rumah musim panas


Hujan,, memang belum tuntas menunuaikan tugas
namun tanah basah seperti memberi aroma masa lalu
saat akhir waktu menyambangi rumah musim panas
bukankah itu yang sering dikhayalkan
tempat menyimpan semua angan di laci impian
masih sukakah hari ini kesana?

Hujan memang belum segera berlalu
namun betapa selalu merinduinya
tempat  debu berterbangan dijalan setapak yang gersang
lain kali menyusuri padang hanya buat melihat seekor kupu bercumbu
atau malam yang panas berbaring untuk melihat bintang
untuk itukah semua rindu ini tertahan?

Berdoa saja kelak  jadi tempat peristirahatan panjang
agar semua harapan, kehilangan, kebahagiaan menyatu 
hingga keheningan berpelukan dengan kesempurnaan
niscaya jejakNya bisa kau temukan dalam diam

Jumat, 09 November 2012

mengukir

 dan,,kamu mengukir senja, aku mengukir matahari
esoknya kamu membuat kanvas matahari terbit
aku coba menyaputnya dengan jingga sisa kemarin
lantas siapa yang jadi diri, siapa yang jadi bayangnya
bukankah sebuah janji akan ada tenggatnya
ufuk berkata dan mulai bertutur tentang kehidupan sebenarnya
katanya sejauh berjalan hanya akan kembali ke peraduan panjang

dan,,kamu mengukir pagi aku meletakkan tetesan  embun
pada daun yang berharap awal hari akan memberi bahagia
saat ditanya itu,,,yang tersisa hanya sunyi,,,tak ada jawaban pasti bukan
karena hidup sebenarnya hanya perlu keanggunan dan rendah hati
bukan perkara meng-ada atau menjadi
kalau tak ingin terjebak dalam labirin keinginan tanpa henti
coba tanya pada mentari atau pagi dimana letak hidup sejati
niscaya jawabannya hanya diam
(tak diperlukan sebuah jawaban bukan,,,saat engkau berjanji untuk menjadi pendarNya)



Rabu, 07 November 2012

akoe dan kamoe


kita telah berjalan untuk waktu yang tak ditentukan bukan
pernah mengalami kelokan dan liku yang tak saja menguras air mata
terlampau sering bercanda dengan kebahagiaan dan ternyata berlalu begitu saja
pernah kita tenggelam didalamnya dengan menggapai mimpi tersisa
bukannya engkau meratap, malah terbahak seraya berkata:
kamu terlampau lelah jalani hidup yang teramat indah
saya terhenyak lantas bertanya dengan kata kenapa?
kemarin di puncak tawa, hari ini nadir yang menyapa
bukankah itu indah,
kamu tau saya terdiam tak mengerti

bukankah pernah berkata, kita terlampau cepat berjalan melintasi jaman
sehingga tak sempat melihat ke dalam
ahh,,bukankah engkau berucap karena selalu saja tertinggal di padang
tempat kita pernah berjanji ditengah hari bersama sembahyang
selalu saja engkau tercecer di belakang lantas saat matahari mulai turun
engkau tersungut menghitam dan pelan menjadi gelap dan,,,hilang
saat bintang datang dirimu bertanya: kemana engkau tadi
mulai saya harus merunut satu-satu dengan rinci agar dirimu diam

jadi,,,
siapa dirimu tadi (saya terkaget-kaget)
mestinya saya bertanya siapa engkau
dan mulailah berdebat tentang siapa saya dan kamu
ketika lelah,,,tiba-tiba kita tertawa
bukankah tak penting siapa saya siapa kamu
kita hanyalah setitik debu dalam kosmos pengembaraan waktu
menanti untuk kembali
menuju sang maha sunyi


Selasa, 30 Oktober 2012

memberi, memberi dan memberi


Sore berjalan begitu lambat, jam 5 matahari masih begitu terik seolah enggan untuk kembali ke peraduan. Setelah seharian bertemu dengan banyak orang, saya seperti orang yang sedang dipanah dewi amor, bukan satu panah bahkan banyak, beribu-ribu panah cinta begitu lembut menghujam hati. Bisa dibayangkan seperti mengalami trance. Apa pasalnya? saya tidak tahu apakah tadi hari yang salah, karena sedari pagi hingga sore bertemu beberapa sahabat yang mengungkapkan perasaan cinta mereka. Ada sahabat yang merasa terhormat karena celotehan putri mereka yang kelas nol besar terpasang pada status sosial media saya. Buat sahabat itu sebuah kejutan yang menyenangkan. Padahal celotehan itu saya pasang karena memang menyukai putri mereka yang lucu dan spontan.

Sahabat lain menemukan gairah dalam pekerjaan setelah sempat patah arang  menemukan cara terbaik dengan menggabungkan kondisi yang ada dan berhasil. Buat sahabat, itu kelegaan dan membahagiakan. Untuk merayakannya dilakukan dengan,,,cukup makan mie instant., sederhana tapi penuh cinta.
Sorenya tiba-tiba seorang teman SMP telpon menanyakan kabar , dia bilang lama mencari saya dan menemukannya dari buku alumni, mengharukan karena harus mengingat-ingat wajahnya setelah sekian tahun. Baru ingat setelahnya karena saat SMP dia anak yang paling rapi dan dandy. Potongan rambutnya meniru gaya Fariz RM dibelah tengah, buat ukuran anak smp jaman itu.sudah jadi idola gadis-gadis. Yang lucu saya berusaha mati-matian menirukan gaya rambutnya dan,,,tidak mungkin berhasil dengan rambut keriting linggis alias runcing ke atas . Rasanya aneh ketika ditarik ke masa lalu, membahagiakan, dan ada warna cinta saat mengingatnya.

Banyak cara orang mengekspresikan kebahagiaan dan cintanya, namun apa yang baru saya alami hari ini dengan beberapa sahabat, seperti setitik embun ditengah kemarau panjang. Makin menguatkan keyakinan: kalau Tuhan mengisyaratkan tidak diperlukan jalan berliku untuk menemukan kebahagiaan dan cinta sejati, yang harus dilakukan cukup dengan memberi, memberi dan memberi



Jumat, 26 Oktober 2012

sore itu


hujan di malang
seperti menaruh semua harapan pada musim yang hilang
terlalu lama menanti titik air menyejukkan hati yang lekang
pelan dan pasti tanah yang basah memberi aroma
menarik masa lalu dan masa depan jadi satu
dejavu ahh,,,romantisme yang selalu menjadi rindu

hujan di malang
terlalu indah dilewatkan dengan  mimpi
tentang esok yang menanti pagi dan dititipkan pada sang sunyi
bila nyata , realita atau nisbi dan maya kembali dengan mesra
hmm,,, biarkan hujan menangkapnya dengan segenggam
niscaya


Selasa, 23 Oktober 2012

bulir yang tertinggal


dijalan setapak debu selalu menyingkir ke atas
jalan yang mulai merekah , tak mampu menahan,,
betapa kemarau telah membuatnya menjadi bagian yang legam
dan membakar
seberapa lama menunggu bulir hujan yang terlalu lama hilang
entah kemana asanya, mungkin menyublim menjadi tangis yang senyap

jadi bukankah sesal seperti menabur kemarau di terik matahari
mengharap hujan akan tiba dan menyisakan satu bulir saja
cukup,,? tidak,,,hidup tak kan mengizinkan harapan yang berbalut putus asa
tak mungkin karena ia tak menyukainya

jadi, kalau hujan yang dinanti, sementara kemarau hanya memberi perih
kepada siapa lagi berharap?
ahhh,,,bukan seperti itu akhirnya,,
bukankah disengatan kemarau panjang  apapun
ada pagi yang indah dengan bulir embun yang tertinggal?
buatku itu cukup

(ketika rasa memiliki-dimiliki, cinta-benci, rindu-dendam, masa lalu-masa depan,  menjadi serpihan-serpihan nisbi, memilikiMu seperti bulir embun yang tersisa, yang tertinggal, dan itu terlalu cukup buat meninggalkan damai)
Akhir Oktober yang panas di Tuban


Senin, 22 Oktober 2012

memberimu tiada


saat kata tak satupun merampungkan cerita apa makna hidup
bahkan kalimat sepanjang apapun tak bisa menjelaskan arti tiada
,,,hanya ketakutan dan dirimu mengira ketidak adilan apalagi
menangislah dipersimpangan waktu
bukankah dengan begitu bahagia menjadi nyata
dan,,,aneh bukan,,,
kesedihan yang dihayati bisa menelikung jadi bahagia

kalaupun pagi yang kau harap tak jua datang dengan sekeping anggun
tak akan terasa hambar karena masa depan yang ditulis dengan aksara suci
hanya kalimat yang berkisah tentang kebahagiaan sejati
mirip kidung yang berdendang dengan angin senyap
hati pasti tergagap, pertanda apa ini
ini bukan pertanda, ini hanya penanda
bersukurlah saat hidup memberimu tiada
karena itu pintu masuk rumahNya
(dan kau tak perlu bersusah payah mengetuk pintuNya)

Selasa, 16 Oktober 2012

bertanyalah pada sang empu kehidupan (waktu)


kalau disudut kehidupan engkau terperangkap labirin semu
tergagap dirimu bertanya tentang : KELAK
kalau tiap tetesan bahagia yang kau harap hanya luka yang didapat
beranikah mempertanyakan ini salah siapa ?
kalau derap langkah hari ini makin menjauhkanmu dari cahaya
siapkah engkau kembali tertatih hanya untuk menemukan kejernihan

kepada siapa semua jawaban itu agar menghilangkan bimbang ?
kepada angin, awan, hujan, matahari atau embun yang makin hari terus melembut ?
tanyakan pada siapa, apa atau pada asa terakhir kalau itu satu-satunya yang kau punya
niscaya mereka hanya tersenyum dan mengangguk
selebihnya diam

lantas kemana ?
bertanyalah pada waktu, ia akan menunjukkan bagaimana menjadi bijaksana
menerima yang buruk dan indah sama mesranya
mengajari apapun hidupmu dimasa lalu hari ini dan esok
(andai semua itu jadi sesal dan engkau menyeringai hambar)
tetap saja akan tumbuh menjadi kuntum bunga
karena hidup terlalu menyayangimu hingga saat kemarahannya di ambang
ia akan menumpahkannya pada sang empu kehidupan
waktu


Sabtu, 06 Oktober 2012

kidung rahasia


Gusti,,,
setiap tetesan peluh yang hamba sanggupi untuk sebuah janji padaMu
tak semua  langkah menjejak pasti,,,selebihnya kadang kabur
seperti warta tiba, saat senja menghampiri gerbang sudut kota
hanya berupa kabar burung menempel dinding kota yang,,,
warnanya  telah lama memutih kehilangan asa
pasi dan diam
itu yang hamba rasakan
namun anehnya membuat bahagia

Gusti,,,
kerelaan hamba hanya untuk dihaturkan
dari ikhlas yang membayang hingga dusta yang mengiris di persimpangan
Engkau tetap saja memberi senyum seolah ini hanya mainan anak kecil
menang kalah hanya hiasan, bukan untuk ditertawai terlebih ditangisi
Engkau hanya dawuh: urip mung sak dermo mampir ngombe
bukankah ini hanya  teka teki tentang cara menyebut terbaik namaMu
di senja yang tak jua lekang,,,hamba bimbang, mencari dimana letak sejati cinta
seperti yang pernah Engkau lantunkan dalam kidung rahasia :
kelak semua yang fana bakal abadi
yang salah seleh yang baik menjadi baik
dan Gusti tansah sanjang : AKU ora sare




Rabu, 03 Oktober 2012

tidak perlu sukses buat jalani hidup ini


Begitu saya buat status tersebut,,,banyak sahabat yang sms dengan kata:,,,mulai kumat,,,Saya hanya ketawa, karena sebenarnya buat menjalani hidup ini gak perlu sukses, ukuran sukses memang masih bisa diperdebatkan, tapi seyakinnya akan identik kemapanan. Buat saya itu manusiawi sekaligus menjebak hehehe,,,.  Manusiawi karena siapa yang mau hidup dalam ancaman ketidak pastian, namun menjebak kalau akhirnya hidup jadi mandek  Konon, saat nenek moyang kita hidup dengan berburu, ancaman ketidak pastian adalah saat kekurangan makanan , sehingga harus mengumpulkan makanan sebanyak banyaknya. Anehnya DNA itu diwariskan pada manusia modern dan ketidak pastian itu bukan kekurangan makanan, namun hal lain, dan ini bias.

Jadi apa pasal sukses dengan kehidupan? ada sebuah cerita, seorang petani di daerah Bali Utara bengong saat seorang turis terkagum-kagum dengan patung buatannya sehingga turis ini menawarkan menjadi pemasar hasil karyanya. Turis itu bilang kalau patung buatannya punya nilai seni tinggi dan menjamin petani ini bisa sukses ke depannya.Yang membuat petani itu pusing ketika ditanya sudah berapa lama jadi seniman ? Padahal petani itu membuat patung hanya buat mengisi waktu senggang setelah pulang dari sawah, sehingga definisi seniman menjadi asing buatnya. . Berangkat ke sawah, membuat patung adalah ritme kehidupan dalam pengabdiannya kepada Tuhan.Apa yang dilakukannya sudah menjadi nafas hidup keseharian sehingga saat dipetakan dengan sebutan seniman sama saja dia ditanya : bapak bernafas menghirup udara yaa,,

Dalam kerangka spiritual, petani itu melakukan semuanya tanpa tanya, tak peduli akan bagaimana kelak hasilnya, semua dilakukan dengan diam, hanya bekerja dan bekerja. Kebahagiaannya bukan terletak dari hasil, namun proses yang dilakukan dengan santun dan anggun. Sukses buat dia bukanlah seberapa banyak yang bisa dihasilkan, namun seberapa intens kedamaiannya "bercengkerama" dengan Tuhan dalam menjalani kehidupan. Saat itu terjadi, definisi sukses tak diperlukan lagi.





Senin, 01 Oktober 2012

cepatlah kembali sayang


cepatlah kembali sayang
keharibaan hamba yang tenang
bermain  akan ada batasnya
tak elok engkau menganyam kegetiran demi kegetiran
tak bagus juga engkau merenda tawa berlebihan
kalau hujan segera datang tiba-tiba
kemana akan berteduh kecuali menyayangiNya

cepatlah kembali sayang
terlalu lama rindu ini jadi dendam
berjalan sepanjang waktu hanya untuk mencari
bermain-main dengan kehidupan tanpa henti
bukan langkah yang bijak kalau engkau sadari
bila menunda kekalahan akan menyakitkan
kelak,,, kemana akan mengadu kalau bukan pada sang waktu
tempat semua berpulang dalam sunyi syahdu



Kamis, 27 September 2012

bermainlah dengan senja


aha,,
bermainlah dengan senja
bukan karena pagi selalu menyela tidur panjangmu
hingga berusaha mencarinya seperti menangkap bayangan
engkau coba mengadu, kenapa enggan menemuimu
pagi tertawa, prasangka apa lagi yang kau bawa
aku hanyalah kisah waktu yang tak bisa jadi abadi, katanya
dirimu tak mungkin menemuiku untuk menemuiNya
kalau engkau menginginkan perjalanan panjang
tanyakan pada senja, dia akan menjawabnya

aha,,,
kamu selalu saja berkilah senja selalu lambat datangnya
kemudian bercerita kalau ia menemuimu dengan membawa ketakutan
seolah menjadi ancaman dibalik keelokannya
lantas cerita selalu berakhir dengan membandingkan
senja selalu membawa gelap setelahnya
dan itu cukup membuatmu pucat pasi

berhentilah untuk membisikkan pagi dengan kata cinta
menyanjungnya dengan tatapan mesra, sebab ia tak memerlukannya
kenapa tak coba menjadi intim dengan senja
sebab akan memberimu pelajaran hidup paling berharga
kalau pagi adalah nisbi dan keabadian diletakkan setelahnya



Selasa, 25 September 2012

kemarau ini akan segera berlalu sayang,,,*


mungkin angin kering itu tak bisa menepiskan hasrat
ibu akan tetap melangkah demi kamu nak,,,
(aku hanya bisa menatap ibu yang bibirnya kering dan kelu)
kemarin mungkin kita lewati dengan sedikit perih
hari ini ibu lihat angin berlalu seperti akan membawa hujan
semoga ini harapan yang tak terlewatkan
bukankah kita telah lama menunggunya
(ibu tersenyum, aku tahu bibirnya terluka menahan betapa hidup telah menggores batinnya)
mari sayang hilangkan sedikit penat dengan mulai berjalan ke depan
jangan menoleh karena keindahan akan terlewat saat dirimu menengok
(ibu menggenggam erat tangan kecilku dengan hangat, meski aku tahu tubuhnya telah penat)

yaa,, kemarau ini akan segera berlalu sayang,,
ibu yakin itu,,,(ibu menatapku dengan senyum, entah apa makna senyum itu)
esok kamu akan menemui  gembira, biarkan tak usah berteduh
karena hujan akan segera tiba, biarkan membasahi kita
(aku tahu itu diucapkannya sembari menahan tangis)
kamu masih hafal doa yang ibu ajarkan sayang,,,
(aku mengangguk)
mari kita lantunkan perlahan (ibu kemudian melafalkannya)
Tuhan pasti mendengar doa kita gadis kecilku
percaya Tuhan tak pernah tidur sedetikpun
(entah kenapa aku yang menahan tangis, rambutnya yang mulai kaku karena lekat debu,
debu yang melekat di wajahnya seperti bedak menjadi penanda seberapa lama luka itu ada)

pasti kemarau ini akan segera berlalu sayang,,,
ibu yakin itu,,,
(ibu mengucapnya terbata-bata seolah mengatakannya bukan buatku)

*suatu hari di akhir september di Tuban






Selasa, 18 September 2012

memberimu lupa


laut begitu tenang sore itu, riak ombak hanya seperti alun yang memilin harap
mirip jejak kaki yang menapak dalam di pasir putih membentuk silhuete
saat dipandang dari jauh seperti mengular mengikuti garis pantai dan perlahan,,,
sebagian jejaknya hilang lembut tersapu air laut seolah hendak berpesan:
saat kau hanya menafikan kemarin dan menyembunyikan ketakutan
aku akan memberimu lupa,,,
semuanya?
semuanya,,,apapun itu,,seperti genggaman telapak kaki yang menyentuh pasir
kemudian meluruh sesaat alun yang lembut menggelitik kakimu
menghilangkan jejaknya

jadi ini perkara apa?
ahh,,bukankah engkau telah lupa, kenapa harus bertanya pula
mirip dengan hujan yang membasuh wajah tangismu bukan,,,
kau tak bisa bedakan mana air mata dan titik hujan 
maksudnya?
ahhh,,,tangisan bukan kecengengan juga bukan pertanda lemah
ia hanya moment untuk menatap resah dengan cara tak biasa
biarkan saja bila masa lalu bercerita tentang sejarah
toh telah lupa (demikian kata yang terucap)
lantas,,,akan kemana setelahnya?
hmmm,,,kamu lihat kemana sang ufuk pergi saat bintang segera menyambangi?
tak tahu,,
dia hanya singgah sebentar sebelum pergi menuju gerbang sunyi
(apakah ia akan kembali?)
engkau bertanya padaku?
yaaa,,pada siapa lagi
tidak,,,ia hanya masuk pada syak wasangka yang gembira
dimana itu?
tempat ia menemukan Tuhannya
jawabanmu membingungkanku
tempat semua kedamaian hanya dipahami dengan meletakkan dirimu
dalam ikhlas yang sebenarnya

jadi,,,engkau telah memberinya lupa?
yaa,,dia bukan yang kemarin
terus apa katanya?
 itu hal yang teramat bijaksana
dimana dan siapa dia sekarang ?
diatidak kemana-mana dan bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, entitas tak bernama
dia hanya dia




Kamis, 13 September 2012

of the body into the soul


sebuah cadik
tak akan sempurna mengayuh di ombak senyap
ia hanya butuh berkawan angin
lantas mengajak menari ombak yang  pendiam
meliuk tinggi rendah disela kelembutan awan
yang memandangi dengan nada heran
sejak kapan ombak menari penuh penghayatan
sebab bukankah terkadang ia tak bisa melihat diri sendiri
tak pernah bisa berkaca dengan kedalaman
melihat hidup dengan mata terbuka, bukan dengan mata hati

sebuah cadik
menjadi bermakna bukan karena tempat dimana ia berlabuh
namun seberapa tahan melihat alun tiba-tiba dipenuhi kemarahan
kemana coba,,,
bukankah itu selalu yang ditanya
yaa,,,selalu saja ombak menerka kemana perginya
pernah suatu saat sang ombak bertanya:
kenapa tak diam saja saat musim barat hampir tiba
berlabuh di teluk dimana airnya bening dipenuhi pasir yang makin hari,,,
menawan seperti mata gadis kecil yang meminta sepotong permen kesukaannya

kamu tahu,,,
demikian ombak suatu hari bercerita
ia pernah mendengar, kemanapun cadik pergi
melewati gunung ombak yang tinggi
melewati angin yang tiba-tiba menghampiri buritan
ketakutannya bukan hempasan yang membuatnya tenggelam
namun bila tiba-tiba ombak menjadi senyap, buatnya itu kematian
sebab tenggelam baginya tempat rumah berpulang
berpulang di kedalaman dimana sang jiwa menemukan hidupnya
(awan termangu heran mendengar ombak bercerita, baginya apapun yang tampak dari atas sana, semuanya penuh eksotika)

Selasa, 04 September 2012

filosofi rujak cingur

saya temukan serpihan masa lalu dalam berkas bernama: kenangan
dengan rasa ingin tahu saya buka kembali lembarnya satu demi satu
entah kenapa, selalu saja setiap fragment hidup tak bisa lepas tarikan emosinya
ada jejak tawa dan membuat senyum simpul seolah itu terjadi baru saja
ada jejak keringnya tangis, terlihat dari mata yang terlihat bengap
selalu mengingat kenapa itu sempat terjadi,,dan akhirnya harus tahu
tak semua kesalahan itu pantas disandang diri sendiri
(setiap kepedihan selalu saja saya yang paling pantas disalahkan)
namun apapun semua itu selalu memiliki kemiripan yang sama
rasa terluka, rasa bahagia, memiliki siklus hidup yang terpola
tumpukan kepedihan memang seperti sampah yang harus dibuang jauh-jauh
agar baunya tidak menginduksi hari ini dan masa depan
sedangkan bahagia kalau bisa menjadi sebuah keabadian sampai masa depan

namun sebagaimana kita tahu,,,
terlalu sering kita hidup dari tumpukan sampah kepedihan masa lalu
bukan bagaimana cara membuangnya jauh-jauh dan emoh menemuinya lagi
namun bagaimana cara memfermentasikannya hingga menjadi pupuk jiwa
bukan menghilangkannya karena tak akan bisa selama masih ada bahagia
namun bagaimana caranya menjadi "sludge" yang berguna
saya hanya sadar saat semua kenang yang tak bisa hilang (apapun warnanya)
akan coba kembali melukisnya dengan campuran warna yang beda
ternyata bermain dengan warna dramatis begitu mengasyikkan
(saya beruntung kecengengan akhirnya menemukan tempatnya hahaa,,,)
dan ini mirip dengan filosofi rujak cingur:
ada bagian-bagian rujak berasa pahit, sepah, dan asam, hal  yang tidak kita sukai, saat mencampurnya dengan takaran yang pas hasilnya luar biasa,,,
ada bagian-bagian hidup diri ini; bahagia, sedih dan terluka, saat kita "mencampurnya" kembali menjadi pengalaman yang indah dan hasilnya luar biasa
(buat saya hidup tidak hanya sekedar menjadi apa dan kemana, tapi bagaimana menikmatinya dengan kadar kemesraan yang sama, apapun ronanya) dan itu salah satu makna cinta


Minggu, 02 September 2012

beauty sunday morning

melesat seperti awan bergerak
pergi kemana ikuti saja
bukankah sepenggal bahagia hanya bisa di gapai
dengan rasa ikhlas menerima apa adanya
semua rasa,,,(semua rasa)
seperti utas nyali memberi warna di setiap detiknya
jadi,,,kalau pagi ini memberi harap
cukuplah secangkir kafein yang menjawab
(seperti endorfin yang menguasai darah)
sumpah,,, pagi ini memberi riak bahagia
disudut hari menelisik mentari
aku terkapar senang disudutnya

Rabu, 29 Agustus 2012

di puncak sunyi

Satu
manusia,,,apapun hirarkinya,,entah di strata bawah atau strata paling tinggi,,,selalu memiliki gunungnya sendiri, demikian Gurpan memulai percakapan. Entah itu dalam pengertian harfiah atau perlambang, manusia selalu akan mencarinya, sadar atau tidak. Gunung sebagaimana kita ketahui broken wing, sesuatu yang besar, dan lebih tinggi dari kita, tempat kita menyandarkan sesuatu karena merasa ia lebih perkasa. itulah sebabnya, ada saat dalam sejarah peradaban manusia, gunung memiliki tempat terhormat.

Ada yang memiliki gunung bernama harta sehingga ia menumpuknya sampai setinggi gunung. Ada yang mencari gunung bernama pangkat dan kuasa sehingga saat di puncak, manusia semacam ini menjadi pemimpin yang perkasa. Ada yang memilih gunung beneran sehingga saat sampai di puncaknya kebingungan harus kemana lagi,,,hehehe,,,Gurpan pun terkekeh. Apapun gunung yang mereka miliki punya kesamaan
"apa tuh Gur?"
mereka menjadi kesepian, jangan pernah menyangka pemimpin, orang nomor satu di puncak, mereka nyaman disana, mereka orang paling kesepian di dunia.
"kalau penuturan gurpan seperti itu, gunung yang bagaimana yang dimiliki Gurpan?"(kena kau Gur batin saya)
"ahhh,,,kau mau bermain pancingan kata-kata dengan aku wing,,,hehehe,,apapun jenis gunungnya aku pernah disana, masalahnya bukan apa, tapi harus bagaimana saat disana"
"maksudnya Gur?"

"hmm,,,broken wing,,,aku pernah sampai di puncak sebuah perusahaan nasional, memimpin karyawan berjumlah ribuan orang, aku orang nomor satu disana,  bersinku, batukku bisa membuat bersin dan batuk perusahaan itu. Aku seperti "tuhan" bagi mereka, namun disanalah puncak kesepianku, merasa sunyi sendiri, sampai suatu kesalahan membuatku terjun bebas dari kursi puncak kekuasaan. Dan aku merasa senang karena akhirnya tahu, puncak gunung itu terasa indah kalau dilihat dari bawah, tahu kenapa di puncak gunung yang sebenarnya gersang. Aku pernah disana dan merasakan sakitnya broken wing, dan baru menyadarinya kenapa di puncak harus seperti itu.

"kenapa Gur?"
 "kelak,,dalam level apapun dirimu di puncak, pasti akan merasakan kesunyian yang luar biasa, karena siapapun orang disekeliling kamu berpotensi untuk tidak netral dan tendensius, satu-satunya "teman" yang bisa kamu percaya adalah Sang Maha Sunyi. Rasa itu adalah pintu masuk ke rumahNya, mendekatlah dalam logikaNya, mendekatlah dalam cahayaNya, masukilah rumah sejatiNya.
"Gur,,,kalau untuk masuk ke rumahNya,,ngapain pake mendaki sampe puncak segala, udah gitu pasti kedinginan disana"
"hey geblek,,,kamu pikir hidup ini flat,,datar-datar saja" bentak Gurpan  mengagetkan saya
"ya,,ya,,,Gur, hidup ini fluktuatif kadang dibawah kadang di puncak, kadang merasa sepi ditengah keramaian dan semua perasaan yang mengaduk aduk batin ini, semua berpacu dengan keinginan dan entah kenapa semakin turbulance makin kesepian diri ini"
"lantas apa yang kamu lakukan saat kondisi itu?"
"mencari pintu untuk keluar dari keruwetan itu Gur"
"ketemu?"
"hmm,,,hehehe,,,kagak, yang saya kira pintu ternyata seperti labirin waktu, dan akhirnya terjebak disana selamanya Gur"

Dua
persoalan yang teramat lazim broken wing, akhirnya kamu tahu kematian di puncak karena kedinginan diluar saat mereka mengira itu pintu keluar bukan mencari pintu ke dalam.
"lantas dimana pintu yang mengarah ke dalam Gur ?"
'tidak ada"
"hah,,,kaga ada gimana?, sebentar-sebentar, perlu diluruskan logika ente Gur, ini tadi kan ceritanya saat di puncak sunyi kita harus berteman denganNya, mencari pintu untuk memasuki rumahNya adalah jalan keluar, kenapa Gurpan bilang malah tidak ada pintu jalan keluar yang ada pintu mengarah ke dalam"
"broken wing,,kalau kedinginan diluar ya harus masuk kedalam, kamu harus cari pintu ke dalam bukan jalan keluar, sama aja bohong,,hehehe" (saya jadi bingung dengan permainan kata-kata ini).
"jadi bagaimana?" saya mulai tersudut
"pintu itu sudah ada di depan kamu, hanya kamu kebalik ngetuknya, seolah kamu pengen pintu itu terbuka, dan kamu bisa masuk ke dalam, sampe modar pun pintu itu ga akan terbuka orang kamu sudah di dalam,,,hahahah,," (ahhh,,,saya jadi ingat penggalan kalimat Rumi).
"jadi saat di puncak sunyi, gimana dong Gur biar rasa sunyi itu bisa menjadi oksigen di tiap hirupan nafas"
"jiahhh,,,gundul pacul sok pake bahasa puitis segala "
"ini serius Gur"
"meniada wing" itu aja?,,,,ya,,,dengan meniada kamu akan mejalin koneksitas denganNya, memulai komunikasi denganNya, bercakap-cakap dengan bahasaNya,
"caranya Gur?" mulailah untuk terbiasa dengan doa, kerangka doa bukanlah sesuatu yang harus meminta karena kesulitan, doa itu seperti kita berdialog denganNya. Bukankah dalam kesepian dan sunyi yang luar biasa, doa menjadi lebih intens karena gangguan sekecil apapun gak ada.
"hmmm,,,,betul juga"

Tiga
"Apa yang kamu tangkap dari uraian tadi broken wing?"
"puihhh,,,berat banget Gur,,,perlu mengeja satu-satu makna itu, pertanyaan terakhir: untuk apa Gurpan panjang lebar menguraikan hal diatas kalau sampai disini pun saya hanya mengerti sedikit"
"hahahaha,,,,maap broken wing,,,kan ente dulu pernah ngerasa kehilangan karena ditinggal orang tersayang dan ente juga berjanji kalau suatu saat pasti pengen menemuinya lagi, dalam bahasa kemaki ente bilang: cinta tak bisa dikalahkan jarak dan waktu,,,hahaha,,,preettt" (rasanya muka saya merah padam, campuran marah dan malu).
"yahhh,,,saya juga manusia Gur,,,ada kerinduan yang meyakini kalau kehidupan tidak mungkin berhenti disini"
"wiiihhhh,,,,buku apa lagi yang kamu baca bro,,hahaha,,,teori dunia paralel yaa,,,hahaha,,,"
"begini broken wing,,kamu boleh baca semua buku itu terus lakukan hal sederhana seperti yang aku bilang diatas, aku tidak tahu seberapa besar kadar kemampuanmu, tapi satu hal, saat sampai disana kamu akan menemui keindahan, sehingga apapun kata-kata alay kamu itu (karena kamu yang ucapkan) menjadi lebih maskulin saat diucapkan dengan penuh kesadaran ruhani"
"keindahan gur? mang Gurpan pernah sampai disana?" saya coba pancing emosinya
diluar dugaan Gurpan malah menjawab dengan kalem : kalau aku bisa cerita, kamu tau sendiri seperti apa hehehe,,,,
(,,,masih saja bisa ngeles), tapi jujur diatas kekurang ajaran saya , seyakinnya beliau tidak marah dan tiba-tiba saya sadar, apa yang diceritakan tentang gunung, ternyata Gurpan itu sendiri gunungnya,,,ahhh






Minggu, 19 Agustus 2012

met lebaran yaa,,,sayang

dek,,,
saat takbir tadi pagi ayah menangis karena merasa dirimu dekat
seolah tuhan membukakan jendela surga dan engkau memandang ke dunia
hanya untuk memberi senyum saat mama, ayah melantunkan takbir ini perlahan
dan kita menahan kerinduan sebagaimana cinta yang berjarak

dek,,
di utas rindu yang melintas waktu ayah hanya ingin katakan
met lebaran ya,,sayang
baik-baik disana, ayah tahu dirimu tak sendirian
ada Tuhan yang menggamitmu dengan penuh sayang

menjadi sempurna dalam tiada

Semalam saat mata terkantuk tiba-tiba Gurpan datang, saya hampir saja meloncat menahan tawa karena cara berpakainnya seperti seorang penari darwish, tarian rumi. Namun saya teramat paham kalau apa yang dipakai Gurpan pasti ada maksudnya, hanya saya menahan tawa karena pakainnya kedodoran sampai harus tersandung. Jangan ketawa , ga ada yang lucu, aku sengaja berpakaian ini hanya ingin merasakan sentuhan ilahi lewat tarian ini" demikian Gurpan memulai percakapan. Saya teramat paham karena di penghujung puasa, beliau muncul setelah sebulan menghilang, Pasti dan yakin saya selalu ditanya tanya apa yang dilakukan selama puasa.

"broken wing, setelah sebulan apa yang kamu dapat dari puasa kamu?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala, karena bingung apa yang mau dikatakan. Maaf Gurpan, sekali lagi maaf, saya hanya dapatkan lapar dan dahaga doank selama puasa. "hahaha,,,bagus bagus aku suka kepolosan kamu, jawaban yang sudah saya perkirakan". ''yang bener Gurpan, jawaban beginian dibilang bagus, mulai deh ngejek"
"terus kalau puasa dapetnya nahan lapar dan dahaga, pengalaman apa yang berkesan buat kamu
" nunggu maghrib Gurpan" jawab saya sekenanya
"hahahaha,,,,begitu polosnya kamu broken wing, tapi kamu udah bener tuh" maksudnya Gur?
"begini bro, puasa yang dimulai dari matahari terbit sampai terbenam, umpama dibalik dari matahari terbenam sampe terbit gimana? puasa pasti menyenangkan bukan,,,heheheh?"
"betul-betul Gur, kenapa Tuhan menitahkan seperti itu?"
Bro,,,puasa adalah proses latihan manusia menjadi sempurna, seperti ulat yang menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu yang indah. Puasa mirip perjalanan hidup manusia, lahir kemudian berakhir di kematian, terbit kemudian tenggelam. Jangan remehkan proses ini bro karena selama kamu berpuasa kamu alami pergulatan mental antara kepatuhan dirimu kepada Tuhan dengan godaan ego.Sama saat kamu dilahirkan dari tiada, kemudian meng-ada sebelum akhirnya menunggu maghrib dalam ketiadaan, ada banyak pergulatan dalam hidup kamu. Jadi wajar kalau maghrib adalah hal yang kamu tunggu, karena kamu terlepas dari hal yang diharamkan. Bukankah maghrib adalah lambang kematian dalam siklus kehidupan. jadi kenapa manusia takut bukan gembira seperti kamu menunggu maghrib.

Saya hanya bisa melongo, ada-ada saja Gurpan."Gur kalau proses sempurna seperti ulat menjadi kupu, manusia menjadi sempurna dengan puasa, dimana letak kesempurnaan itu? kalau kupu kan jelas keindahannya memang sempurna .
"hehehehehe,,,ente makin cerdas aja bro, kesempurnaan manusia adalah kesadaran kalau manusia meniada dihadapanNya,,,ngerti bro?,,kagak Gur,,,
manusia itu mahluk tiada, hanya karena DIA meniupkan ruh dalam gumpalan daging sehingga kamu bisa mengolah dunia ini menjadi sempurna. Dan seperti air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, ente harus selalu merendah se-rendah-rendahnya agar ilmuNya selalu mengalir. Hanya dengan ilmu yang diperolehNya kamu mendapat kemudahan hidup di dunia ini sampai kamu menyelesaikan tugas di dunia ini dengan meniada. Proses kecil ini ada dalam puasa, jadi kalau kamu sekedar menahan lapar dan dahaga dan kamu menunggu maghrib semua dilakukan dengan ikhlas, mudah-mudahan kamu bisa mengambil hikmah darinya bro,,,(entah kenapa saya lihat mata Gurpan berkaca-kaca jarang-jarang seperti itu)

Selasa, 14 Agustus 2012

episode senja yang terlupa

setiap ramadhan,
engkau selalu menungguku dengan harap
dengan perasaan cinta yang meluap

setiap ramadhan,
engkau tergagap saat terbangun malam
hanya untuk memulai hari dengan berucap
aku akan menunggumu dengan cinta

setelahnya,,,
rasa itu terlupa
cinta itu menjadi sirna
engkau kembali seolah tak berarti apa-apa
bagaimana mungkin engkau bisa menggapaiNya
mencintaiku dengan tulus saja tak bisa


Jumat, 10 Agustus 2012

mari,,,


mari,,,
mari membangun hidup dengan anggun
bukan dengan saling melukai tapi saling memberi ketulusan
bukan dengan menoreh keburukan namun memeluk keindahan
apapun putaran hidup yang membuatmu lelah
seperti gerusan keinginan yang tak habis diujung cahaya semu
itu fata morgana, mengapa membuat terpesona?

hidup bukanlah sepotong ice cream
terburu engkau menghabisinya sebelum meleleh
waktu tak akan menyukainya
karena akan membuatmu  kehilangan rasa

mari,,,
mari membangun kehidupan dengan indah
bukan dengan menghilangkan tumpukan masa lalu yang salah
hidup tak bisa dibangun seperti itu
ia hanya mau dibangun dengan meniti dan meronce satu satu
semua jejak, semua langkah, semua air mata dan semua waktu
dirimu hanya tinggal menguntainya menjadi ornamen
dan meletakkannya dalam renda ikhlas

kamu harus tahu,,,
diri ini bukan tumpukan penat yang membatu
namun ribuan lembar pengalaman yang menyatu
menjadi darah, menjadi daging,,,
jadi kalau mengira harus sirnakan masa lalu, dan menggantinya dengan hal lain
bukankah kehadiran kini karena jejak kemarin (apapun warnanya)
kenapa tidak membangun kebahagiaan hidup dengan bersahaja
(kalau engkau mengira bahagia adalah puncak kehidupan, itu salah)
ia hanya jendela kamar yang bernama cinta

(kelak kamu akan tahu keburukan apapun namanya, kebaikan apapun tempatnya, ia tetap akan menjadi bunga namun dengan aroma yang beda)







Jumat, 03 Agustus 2012

Bahagia

Menurut kamus besar bahasa indonesia bahagia berarti keadaan atau perasaan senang dan tenteram bebas dari segala yang menyusahkan.Kata itu seperti menjadi mantra dalam diri tiap manusia sehingga seberapapun besar biayanya akan digapai demi bahagia itu sendiri. Namun kata ini pun bisa menjadi kebalikannya bahkan  menjadi "penjara" bagi sebagian orang. Ada orang tua yang menyekolahkan anaknya dengan harapan saat keluar nanti dia bisa bekerja dan hidup dalam kemapanan sehingga otomatis bahagia gampang didapat. Ada orang tua yang melarang anak gadis/lelaki jadi calon menantu karena dengan kalkulasi tertentu yang namanya bahagia menjauh dan tidak akan ketemu. Ada yang pergi ke "orang pintar" demi mengintip masa depannya bahagia apa tidak. Otomatis mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, bahkan dalam mimpi, tidak ada aktifitas yang dilakukan kecuali untuk yang satu ini.

Kehidupan memang akan terus menggerus umur, kesehatan, tenaga bahkan impian dan keinginan kita. Namun sebagaimana kebahagiaan makin dicari makin lari, lelah? pasti, karena bukankah itu harga yang harus dibayar?saya akan cuplikkan apa yang ditulis Gede Prama tentang bahagia, begini :
"Siapa yang mencari kebahagiaan dalam barang, ia senantiasa dibawa lari keinginan yang terus menaik. Siapa yang mencarinya dalam uang, sering kali kebahagiaan dibawa lari dalam jumlah yang tidak pernah cukup. Siapa yang mencarinya dalam jabatan, semakin tinggi jabatannya semakin tinggi juga rasa takut kehilangan. Siapa yang mencarinya dalam keterkenalan, cepat atau lambat keterkenalan membawa onak duri. Ada duri ego, tinggi hati, harga diri sampai dengan hobi untuk sering kali menyakiti. Dalam hidup yang dipermainkan oleh keinginan, kekuatiran dan ketakutan, berhenti untuk merasa cukup dan bertemu rasa syukur, kebahagiaan berwujud menjadi kedamaian dan keabadian".(Gede Prama; kebahagiaan yang membebaskan)






s(e)piritual


Beberapa hari ini saya menemani sahabat yang menurut saya teramat baik untuk dilukai, namun dia mendapatkannya secara bertubi-tubi. Mulai di cap tidak koperatif, sampai di warnai merah karena dirasa tidak mampu melakukan tugas. Yang terakhir dan membuat trenyuh atas "ketidak mampuannya" tersebut membuat dia rela kehilangan separuh pendapatannya, tanpa melalui proses yang namanya evaluasi. Saya memang bukan ahli managemen, yang namanya Plan-Do-Evaluation mestinya merupakan hal yang jamak. Namun hal terakhir ini mungkin tak dilakukan. Dengan menahan agar matanya tidak keluar air dia hanya bisa pasrah.

Apa yang ingin saya perbincangkan adalah, gejala untuk saling menafikan orang lain saat ini seperti tak kehilangan taji (meskipun ada ramadhan). Demi kedudukan, kenyamanan, fasilitas semua rela dilakukan untuk "menghapus" seseorang. Yang membuat masygul, itu dilakukan terkadang oleh orang yang tutur katanya tidak saja lembut namun ritualnya yang membuat saya terpesona. Saya kadang berfikir kenapa Tuhan masih saja menyajikan melodrama seperti ini? sedangkan di lain tempat, sahabat yang ritualnya bisa dikategorikan subversif, sudah ngomongnya sedikit kasar, ceplas-ceplos, namun jangan ditanya, hampir sepertiga harta dan pendapatannya dicadangkan untuk menolong sesama tanpa banyak orang tahu.

Akhirnya memang ada jarak, antara spiritual dan ritual, tidak harus bergandengan, dan entah kebetulan saya menemukannya sering kali berjarak. Orang yang santun secara ritual namun berubah sebaliknya saat itu menyangkut ego diri. Sedangkan sahabat yang lain sepi secara ritual, namun kesehariannya mengagumkan, gampang menangis saat melihat penderitaan orang lain.Dan ini membuat hidupnya menjadi lebih damai seperti tidak ada beban keduniaan dalam dirinya. Saat saya tanya dia berkata:" wing,,,saya harus banyak belajar untuk menjalankan ritual keyakinan saya, dan  masih jauh dari itu. Namun tatkala kita memiliki kemampuan untuk meringankan beban orang lain, menurut saya tidak harus fasih secara ritual dulu untuk melakukannya"..Saya melongo mendengarnya, karena itu yang dikatakan khatib shalat jum'at siang tadi.

Senin, 30 Juli 2012

obituari


Tadi pagi menerima kabar duka, ada kerabat telah dipangil oleh Sang Empunya. Kematian apapun maknanya buat saya merupakan simbol kesempurnaan, yang terasa istimewa, meninggal di bulan Ramadhan. Kenapa begitu? Ramadhan adalah bulan dimana Tuhan telah men-setting kehidupan begitu bermaknanya bahkan dalam setiap hembusan nafas asal ikhlas akan diberi "hadiah" olehNya. Titik utamanya adalah ikhlas, itu saja, jadi setiap gerak, nafas,  yang kita lakukan akan menjadi istimewa di hadapanNya. Bagaimana dengan kematian di bulan Ramadhan? Saya hanya membayangkan begini: kita yang masih hidup saja diberi "hadiah" begitu banyak, apalagi yang dipanggil menghadap olehNya, tidak bisa dibayangkan betapa meluap anugerah yang diperoleh.

Kematian dan kehidupan bukanlah hal terpisah, ia melekat satu sama lain. Ingin mengerti makna hidup harus mengerti makna kematian.Jadi apakah kita harus bersedih dengan kematian? bersedih hal yang wajar saat orang yang disayangi pergi meninggalkan kita untuk waktu lama sebelum bertemu lagi disana. Bukankah terlalu sering menemui "kematian" dalam kehidupan, pergi sebelum mati, bukankah air mata kesedihan terlalu sering kita keluarkan saat masih dikelilingi orang tersayang? dan tersadar saat mereka tiba-tiba pergi.

Kalau hari ini saya menerima kabar ada kerabat meninggal di bulan ramadhan, maafkan saya kalau menerimanya dengan lega dan gembira. Menghadap BELIAU di bulan Ramadhan sudah keiistimewaan sendiri. Saya teramat yakin ini adalah wujud kasih sayang Tuhan, saya hanya bisa meneteskan air mata gembira. Buat saya itu adalah cara dipanggil Tuhan yang sempurna, tak semua orang mendapatkannya.

Kamis, 26 Juli 2012

Mushala dan Amira (ramadhan terindah yang pernah saya dapati)

Ramadhan selalu memberi ke-asyikkan sendiri buat saya, bukan saja mencoba menghindar dari "jebakan" makanan dan minuman di siang hari, namun entah kenapa mata ini menjadi lebih sensitif di bulan puasa dibanding bulan lainnya. Apapun yang dilihat mata menjadi tampak lebih detail sehingga saya berpikir jangan-jangan ini hanya "jebakan" ego semata. Saya bilang jebakan ego, karena saat tak dituruti tiba-tiba emosi naik dan siap memarahi diri sendiri dan orang lain. Untungnya saya ingat nasehat Gurpan, beliau bilang jangan menghindar pelototi saja sekalian, lihat detailnya jangan beri kesan dan komentar, pelototi saja tanpa rasa, ajaib semua hal yang terlihat indah tiba-tiba menjadi biasa saja.

Keasyikkan lain buat saya adalah tahun ini mushala dekat rumah bisa dipakai tarawih. Menjadi indah karena baru tahun ini mushala berfungsi secara utuh (dibanding tahun sebelumnya yang masih sepi) kali ini menjadi ramai dimalam hari plus dengan berisik suara anak kecil. Entah kenapa, mushala yang belum bernama ini terasa kuat tarikan auranya. Saya kebetulan agak peka dengan yang beginian, mushala ini begitu damai saat memasukinya, siang atau malam.Sehingga tarawih menjadi hal yang indah, damai dan selalu saya rindukan. Dan selalu dimana-mana (saya juga tidak tahu mengapa), keindahan mushala bertambah dengan adanya ornamen bernama : berisiknya suara anak kecil seolah Tuhan telah menakdirkan mereka untuk mengisi keindahan ini. Coba saja lihat mushala yang dihadiri orang tua tanpa anak kecil, terlihat kaku dan rigid.

Little star kali ini bernama Amira, gadis kecil berumur 2,5 tahun berceloteh menirukan suara amin dengan melengking sembari tiduran, atau lain kali berteriak gembira melihat papanya adzan dikira bernyanyi karena memegang mike.Lain kali tiba-tiba berteriak kebelet pipis dengan mimik lucu sambil berjalan dengan kaki dirapatkan karena takut ngompol di karpet. Buat saya ini keindahan ramadhan yang tidak saya temui di bulan lain. Yang tak diketahui Amira, saya menangis,,,betapa indah dan damai saat celotehnya melengking disela sela ayat suci dilantunkan. Sejujurnya ramadhan tahun ini "taste"nya memang beda dan salah satunya berkat Amira.

Rabu, 25 Juli 2012

lelaki berkerudung luka



Mungkin jejak tertatih yang terbentuk semalam
segera hilang saat matahari
pelan menerpa wajahmu

Pagi yang seharusnya memberi senyum dan sisakan damai
hanya menyiratkan silhuete kelam
ada bayang pedih saat menorehnya dengan senyum hambar

Berjalanlah sembari menyeret masa lalu
suaranya menderit kala daun kering terinjak seolah isak tanpa dosa
menuju kemana,,bukankah itu selalu kau Tanya dengan gumam

Hai lelaki berkerudung luka,,,
berceritalah tentang beribu perih yang kau bawa
bukan dengan diam dan membiarkan berjalan dengan leleh air mata

Waktu bukannya tak tega memaafkanmu
kamu hanya perlu mengerti
saat hidup mengarungi benak dengan tangis sesal

Biarkan itu mendatangimu
kamu hanya perlu sebentar
untuk meniada,,,itu saja

Jumat, 20 Juli 2012

sebuah timbangan


sebuah timbangan
ada di kiri dan di kanan
seperti pria dan wanita
laksana pagi dan malam

sebuah timbangan
hanya bermakna dengan mengayun setara
bukan berat di kiri dan di kanan
seimbang antara pikir dan perbuatan

jadi kenapa harus membandingkan masa lalu dan sekarang
mengapa menggambar langit barat lebih indah dari timur
mengapa harus bahagia dengan mengucap
keindahanmu hanya berhenti disini,,,cukup disini
(bukankah ini naif dan melelahkan)

(Komparasi atau perbandingan, menjadi indah saat diletakkan untuk membangun harapan kehidupan, namun tatkala diletakkan dalam baju cinta, isinya hanya pedih belaka, belajar menemukan kasih sayang mungkin lebih berharga daripada mengejarnya)

kemarin


kemarin,,,
memang telah hilang, namun ia yang membentuk hari ini
tempat semua lelah ditanggalkan
kalaupun berlalu menemui esok untuk meniti harapan 
bukankah ia sebentuk hari ini dengan wajah damai
jadi,,,apapun diri ini
seberat apapun berjalan dikelok waktu
yang tersisa hanya sahabat bernama hari ini
teman setia mengiringi perjalanan
menemukan tapak-tapak kearifan
sebelum melangkah menemui sang Ada
jadi mengapa harus ada penyesalan
kalau semua menjadi sirna dengan maaf
jadi kenapa harus ada dendam
kalau setiap hembusan nafas selalu bertemu
dengan bahagia sejati
di hari ini

(bahagia itu di dalam, bukan diluar, bahagia itu bukan keadaan, tapi niscaya, bahagia bukan benda tapi aura, bahagia itu cermin kedamaian diri  ikhlas menerima semua dikotomi, memelukmya dengan kemesraan yang sama saat kita tak punya apapun jua)

serpihan episode kemarin


ada detik terlewat diputaran masa
entah berapa lama tersisa asa
akhirnya aus jua, saat renta menjadi pengkhayal pengantar tidur
akan kemana menunjuk harap kalau bukan ke dalam
tempat semua pundi bijak kelak disimpan
menemani perjalanan sunyi seraya berkata :
wahai masa lalu, apapun dirimu
aku ingin berterima kasih telah menunjukkan arah
menetapkan jejak hingga aku tiba
menemukan kesejatian setelah menemui kesakitan
mendekap kehangatan wajah setelah kering air mata
tak satupun ada penyesalan
namun kearifan
semua indah dan sempurna
biarkan aku bermain di kejernihan telaga
tempat hening berawal dan berakhir
tempat menyapa kedamaian dengan anggukan
seperti menuturkan sejauh-jauh berjalan
akhirnya kembali jua kedalam
tempat sang ada
menjelma menjadi cahaya

Rabu, 18 Juli 2012

mall spiritual


Seharian ini saya banyak menerima ucapan selamat menunaikan ibadah puasa yang disertai (ini yang membuat saya terharu) maaf lahir batin. Entah kenapa beberapa tahun belakangan ini ucapan selamat berpuasa selalu disertai dengan permintaan maaf. Biar lebih ikhlas puasanya, demikian sahabat saya yang saya tanya. Tapi apapun alasannya, saya merasa banyak sahabat merasakan gairah luar biasa menyambut puasa. Seolah ada semacam sengatan spiritual disana.

Buat saya puasa memang memiliki makna yang sama dengan orang lain, hanya kadang agak sedikit nyleneh membayangkan puasa seperti masuk mall. Mall sebagai pusat keindahan panca indera menjadi daya tarik tersendiri buat mencuci mata. Bukankah di Mall kita dimanjakan dengan segala hal mulai dari makanan, kebutuhan raga hingga asesoris lainnya.Pusat ego yang tertata ditambah dengan lampu yang sedemikian memanjakan mata telah membuat semua begitu indah. Demikian juga dengan puasa, ini seperti memasuki mall spiritual.Mall spiritual telah menjadi sedemikian menarik di awalnya. Ada banyak keindahan yang membuat mata hati sedemikian termanjakan sehingga tidak ada yang dapat dilakukan kecuali menangis. Ada banyak diskon khusus yang diberikan Tuhan untuk menghapus semua kesalahan masa lalu dan masa depan. Ada "undian langsung" yang diberikan Tuhan bagi yang memenangkannya dengan kehidupan yang damai didunia dan setelahnya.

Seperti mall sebenarnya, orang yang masuk selalu membawa semua beban batin dan berharap akan sedikit meringankan bahkan menghilangkan semua keruwetan kehidupan. Hampir sama dengan mall spiritual, ada banyak ekspetasi, harapan dan beban batin yang telah lama menggunung. Harapan akan kehidupan yang mendamaikan dan menentramkan. Namun sebagaimana mall yang sebenarnya, banyak pengunjung mall spiritual hanya sekedar window shopping, sekedar melihat, tidak membeli apa yang ditawarkan Tuhan.(padahal uang yang diperlukan membeli sebenarnya hanya keikhlasan dan ketaatan). Sehingga setelah keluar dari sana yang tampak hanya kelelahan semata bukan kedamaian yang menentramkan. Setelah itu, 11 bulan berikutnya kembali semula, berkelahi dengan diri sendiri.

Jadi apakah saya akan gegap gempita memasuki mall spiritual ini? ahh,,,saya hanya orang udik yang tak pantas memasuki mall besar bernama mall spiritual. Buat saya puasa cukuplah menjadi kubangan spiritual saja, selebihnya tidak berani berharap.

Jumat, 13 Juli 2012

lentur


Terlalu biasa setiap akan menghadapi Ramadhan, Gurpan selalu menemui dan menanyai untuk kemudian menghilang sampai lebaran tiba, seolah memberi pesan bagaimana Ramadhan mestinya dilakukan. Hanya saya menangkapnya seperti sidang ujian, semacam pendadaran. Persis semalam beliau datang dengan membawa makanan kesukaan saya, pisang rebus dan kacang rebus. Saya tahu dengan dua jenis makanan ini pertanda siap begadang dengan pertanyaan sampai tengah malam.

"broken wing siap?" insya Allah Gur
aku ada 8 pertanyaan, kamu siap? siap Gur
"Pertama: apa tugas manusia saat lahir ke dunia, apa misi dan visinya?"
"tugas manusia lahir ke dunia semata-mata untuk sebuah pengabdian padaNya"
"hmmm,,,lantas selanjutnya?"
"visi manusia adalah menjadi pemimpin seluruh alam ini dengan misi memberi kesejahteraan tidak saja manusia namun seluruh alam semesta, kerennya rahmat seluruh alam",,,hehehe,,,bagus broken wing

"Pertanyaan kedua: Bagaimana mewujudkan visi misi tersebut?"
"untuk mewujudkannya manusia memiliki juklak yaitu kitab suci dan juknis yaitu teladan nabi"
"hohoho,,,,siipppp,,lantas bagaimana mengimplementasikan hal diatas,, pertanyaan ketiga"
"untuk mewujudkannya manusia senantiasa harus bisa 'membaca', menganalisa, berfikir, berbuat, dan inti semua itu adalah bekerja, bekerja dan bekerja semata-mata berkarya tanpa tendensi kecuali hanya untukNya"

"ya,,ya,,ya bukankah dengan kekuasaan penuh seperti ini bisa membuat manusia tergelincir, karena kagum dengan wewenang yang diamanatkan Tuhan, bagaimana kamu mengatasi hal ini, pertanyaan ke empat"
"suka atau tidak, manusia selalu merujuk terhadap sifatNya seperti jujur, arif, bijak bahkan sombong, serakah, megah, kaya, karena bukankah itu semua sebenarnya suci saat diletakkan pada tempatnya, hanya yang perlu disadari manusia datang dari tiada, hanya dengan kekuasaanNya ditiupkan Ruh suci menjadi meng-ada, untuk mempermudah tugas di dunia sebelum Tuhan mengambilnya kembali menjadi meniada. Keberadaan ini yang harus disadari oleh manusia"

"hahaha,,,bener broken wing,,,hanya jangan lupa manusia juga mahluk yang memiliki kelemahan, suka lupa dan gampang bangga dengan diri sendiri, sehingga kamu bisa lihat bagaimana penderitaan, kepedihan yang kamu lalui, bagaimana mengatasi hal ini, pertanyaan ke lima"
" ya,,Gur,,khilaf adalah sisi manusia yang paling alami, Tuhan ciptakan mahluk bernama lupa hanya untuk memberi kesempatan pada mahluk bernama maap. Selalu mendengarkan genta diri ini, akan membuat manusia selalu meng-ada"
"hmmm,,,genta dalam diri,,,apa maksudnya, sebuah lonceng, atau benar genta atau ini sebuah kiasan broken wing, pertanyaan ke enam?"

" Genta dalam diri adalah sebuah pengingat keberadaan diri darimana manusia berasal dan akan kemana pergi, bisa saja sebuah genta di vihara, lonceng di gereja atau suara adzan dari masjid, bahkan hembusan angin,.ini dimaksudkan agar manusia selalu on the track Gur"
"Gak semudah itu broken wing, kamu tahu tugas itu gak semudah yang dibayangkan, banyak godaan dan kendala bukan, kamu bisa melihat penderitaan umat manusia , atau saudara kamu ditempat lain yang saat ini masih berlomba dalam kemiskinan sementara yang lain berlomba dalam kemegahan, apa yang harus kamu lakukan, pertanyaan ke tujuh"

"hmmm,,,bukankah Gurpan memberi saran yang jitu untuk itu",,hah,,,masa seh,,apa tuh?
"lentur,,Gur,,lentur membuat diri ini selalu kembali dalam posisi keseimbangan" hmm,,,misalnya bro?
" makan saat lapar, minum saat haus, tidur saat mengantuk"
"hahaha,,,betul betul betul,,,nah ini pertanyaan terakhir, setelah semua pertanyaan yang aku berikan dan kamu jawab panjang lebar, apa kesimpulan dari seluruh kehidupan dengan segala tetek bengeknya dari tawa-bahagia, sedih-senang, semua dikotomi yang pernah atau belum kamu kenal?"
"kesimpulannya hanya satu kata Gur : cinta"
"hahahahaha,,,,,,,,,jawaban yang keren broken wing,,hahahaha,,,"
tawa Gurpan seperti menggema diatas langit gelap sana, entah apa arti tawa itu, hanya saya melihat tiba-tiba langit yang gelap dan berhias bintang lebih indah dan menentramkan dari biasanya.

Rabu, 11 Juli 2012

(inner journey)


"Dalam sepi-sunyi, tidak ada yang layak ditambahkan pada kehidupan. Semuanya sempurna sebagaimana adanya" (Kebahagiaan yang membebaskan; Gede Prama)

Lama tak menjumpainya, tiba-tiba saya ditepuk dari belakang, saat ditoleh ternyata yang menepuk orang dengan berpakaian serba hitam. Tentu saja kaget sekaligus gembira karena memang saya teramat kangen padanya. Seperti biasa selalu saja menertawakan kekagetan saya seraya berkata, makin lama kamu makin lugu aja bro! (bro?). Tapi saya senang, keluguan apapun persepsi orang adalah wajah suci dari kesederhanaan."ahhh,,,Gur Pan,,,kemana saja selama ini" agak aneh memang kalau sebelumnya selalu bergaya anak muda sekarang berpakain serba hitam. " Gurpan lagi berduka ko pake hitam semua?"
"gak bro, ini wujud kegembiraan, cara untuk mensyukuri kehidupan" Gak ngerti Gur
"Begini bro,,kapan hari ente kan sudah tahu, gimana sampai di gerbang sunyi, nah selanjutnya apa?"
"Ya Gur, memfungsikan semua panca indera sebagaimana mestinya, selanjutnya apa Gur?"
 "Selanjutnya kamu harus men-setting waktu yang ada dalam otak dan mental kamu"
"hah,,maksudnya gimana?" tumben kali ini Gurpan sabar lihat ke geblekkan saya, biasanya dikit-dikit main bentak
"saat kamu memasuki gerbang sunyi, kamu harus fungsikan waktu sebagaimana adanya, tidak ada kemarin atau esok, yang ada hanya hari ini"
"ahhh,,Gurpan ini mengada-ada, kan tadi kita ketemu 30 menit yang lalu, gimana mo bilang masa lalu ga ada"
"gini bro, waktu yang kamu sebutkan barusan adalah waktu riil, biarkan berjalan apa adanya, tapi kamu harus rubah waktu mental kamu, kalau gak, kamu bisa kesasar di jalan sunyi" Gur,,jangan nakut-nakutin.
"Bro,,,jalan sunyi hanya mengenal waktu tunggal, yaitu hari ini, esok dan kemarin gak ada, itu ilusi"
"terus apa untungnya?"
"Tatkala manusia mengizinkan dirinya hidup di hari ini (bebas dari hantu masa lalu dan setan masa depan), yang tersisa hanya kedamaian yang mendalam" nehhh aku kutip dari bukunya jendela kamu, Gede Prama.
"kedamaian Gur?"
"yup,,,saat ente berjalan dalam kedamaian, maka pintu kejernihan mulai membuka, dengan berfokus di hari ini, semua kesedihan, kecemasan hanya ilusi yang tak ada, kamu hanya berfokus untuk bekerja, bekerja dan bekerja, sebagai wujud kasih sayangNya"
"Ya,,ya,,ya,,tugas yang diamanatkanNya adalah bekerja untuk membentuk kerangka kehidupan ini berjalan dalam kebaikkanNya, hanya Gur,,,aku bingung, kenapa baju Gurpan hitam dibilang wujud sukur, terus disuruh fokus sama hari ini agar kedamaian ada, semua ini apa hubungannya dengan jalan sunyi?"
"bro,,,jalan sunyi adalah sebuah cara untuk menyadari keberadaan sejati kamu, dari mana berasal, dan akan kemana kamu pergi, kamu adalah entitas yang sempurna dalam ketiadaan, bukan kumpulan keinginan yang tiada habisnya. Ingat proses manusia adalah berawal dari tiada, meng-ada, untuk kemudian meniada, persis seperti menulis angka nol berawal dan berakhir di titik yang sama. Itulah entitas diri kamu. Jalan sunyi berarti berjalan ke dalam diri alias inner journey"
"gak ngerti,,makin bingung Gur?"
"hahaha,,,ketidak mengertian adalah awal terbukanya pintu bijaksana",,,(????)
"udah jalani saja gak usah dipikir,,fokus saja dengan hari ini, sudah cukup buat kamu"
"Terus apa hubungannya dengan pakaian hitam Gurpan" tanya saya penasaran
"ohh,,kan kamu pernah bilang hitam lambang kesejukan, lambang dikotomi yang tak berjarak, dan aku bersukur karena baju hitam ini selalu mengingatkanku untuk kesana",,oohhhh kirain,,,
"Gur,,,jujur aku gak suka dipanggil bro,,,kayak aku gak punya nama aja"
"loh memang kamu pengen dipanggil apa?",,,wing,,,gur,,panggil aku wing,,,
"hahahaha,,,,,(meledak tawanya) nama kamu kan broken wing,,,gak salah kan dipanggil bro,,,pengen dipanggil wing,,,hahaha,,,sejak kapan kamu jadi narsis"
Ahhhhhh,,,,mati kutu saya.


Jumat, 29 Juni 2012

doa bukanlah,,,

Beberapa hari ini saya penasaran dengan kutipan dari Jallaludin Rumi yang menulis :"Bertahun-tahun aku ketuk pintuMu, lama tak terbuka, tatkala terbuka, baru sadar ternyata aku mengetuknya dari dalam".Tidak ada penjelasan yang bisa menggambarkan apa makna sebenarnya, hingga saya temukan dipojokan buku Gede Prama, seperti dibawah ini penjelasannya, tentu saja pakai metode copas :-)

"Tidak banyak manusia yang sampai pada tataran doa semengagumkan Rumi, kebanyakan manusia menempatkan dirinya diluar, dengan meminta ini dan memohon itu.Dan doa seperti itu tidak saja tidak membawa masuk ke dalam, malah kedinginan di luar. Buktinya  ketika keinginan dipenuhi, suka cita hanya datang sebentar, setelah itu datang lagi keinginan yang lain. Demikian kisah kehidupan yang senantiasa kedinginan di luar. Di tangan seorang pencari yang mengagumkan seperti Rumi, doa bukanlah kata-kata penuh permintaan melainkan sebuah kesadaran bahwa yang mencari dan yang dicari tidak pernah berpisah. Inilah jenis manusia yang sudah pulang dengan jalan doa."
Dikutip dari bukunya Gede Prama : Pencerahan dalam Perjalanan

Tujuh tingkat pendekar*


Pendekar tingkat 1"
Berapa banyak jurus yang bisa dikuasai, makin banyak, makin mudah memenangkan pertarungan

"Pendekar tingkat 2"
Dari sekian banyak jurus yang dikuasai, ada satu yang jadi jurus andalan

"Pendekar tingkat 3"
Seberapa banyak menguasai berbagai senjata, karena ia akan berhadapan dengan lawan dengan berbagai tingkatan. Makin banyak senjata yang dikuasai makin mudah pula menang terhadap lawan

"Pendekar tingkat 4"
Pendekar tingkat ini akan memiliki senjata andalan yang jadi ciri khasnya dalam setiap pertarungan

"Pendekar tingkat 5"
Pada tingkatan ini,,apapun yang ada di sekitarnya bisa dijadikan senjata yang mematikan

"Pendekar tingkat 6"
Kemampuan mengenal kekuatan dan kelemahan lawan lebih penting dari pada memiliki kemampuan memegang senjata, jurus pamungkas, karena dengan sekali gerakan cepat, hasilnya lebih efektif untuk melumpuhkan lawan

"Pendekar tingkat 7"
Tingkatan pendekar yang paling tinggi, baginya,,,jurus, senjata, pertarungan hanya sebuah permainan anak kecil belaka. Pada tingkatan ini...apa yang dinamakan kawan, lawan, pertarungan, kemenangan, atau kekalahan, hanyalah semu belaka. Sebab yang tampak semua dimatanya adalah perwujudan "cinta"

bukankah refleksi kehidupan seperti ini,,,? di tingkatan kependekaran manakah hidup kita saat ini? pertarungan yang bagaimanakah yang sedang dilakukan sekarang? kembali,,,hanya diri kita yang paling tahu.

 * refleksi dari tulisan Emha Ainun Najib

Jumat, 22 Juni 2012

cinta di penghujung senja


sore hampir tergelincir,,,setelah ashar, meluncur ke "pertapaannya" setelah ada pesan singkat masuk : wing,,,kalau ada waktu sore ini sempatkan mampir. Terlalu biasa memang untuk tidak bisa menolak sepadat apapun jadwal saya. Selalu saja ada cara untuk membelokkan semua agenda sekedar mendengar ceritanya. Entah kenapa saya selalu menjadi besi yang menempel pada magnet, ketika dengan pelan mulai berkisah tentang apa saja. Sejujurnya ada filosofi hidup dibalik semua tuturnya. Tidak semua berupa tawa, terlalu sering berkisah tentang kegagalan dan kepedihan dan anehnya selalu bermuara dengan indah apapun maknanya.

sahabat yang saya ceritakan ini pernah merasakan titik nadir dan kulminasi kehidupan. Kisah hidupnya mirip alur film, waktu muda jadi anak badung sampai terusir dari rumah orang tuanya karena tidak kuat menanggung beban kenakalan. Sekolah hanya sampai sma, saat teman-temannya masuk bangku kuliah, sahabat saya ini malah berkelana di Surabaya kerja serabutan untuk menyambung hidup. Beban berat yang membuat hidupnya hari ini begitu berwarna dan bijak. Mau tahu cerita paling menarik dalam hidupnya, kisah cinta dengan seorang wanita yang sekarang jadi istrinya. Kenapa? beda strata bumi-langit, hampir tidak mungkin bisa menyunting putri seorang pengusaha besar kala itu, sedangkan sahabat saya ini hanya "mburuh" bahasa jawanya, atau menjadi buruh serabutan. Orang tua di manapun teramat realistis memandang satu hal: proyeksi masa depan. Jadi bisa ditebak kalau sahabat ini menemui batu karang.

Tapi hidup memang punya kisah berbeda, entah kenapa akhirnya mereka berdua jadi menikah plus restu dari ortu wanita. Banyak hal yang dikorbankan wanita pujaan hatinya, dari mulai cibiran, madesu (masa depan suram) sampai kuliah yang batal  karena menuruti kata bernama cinta.Namun hari ini pengorbanan itu sebanding, Saya kebetulan mengenal mereka berdua, saya yakin dari cara tuturnya yang lembut, wanita yang bergelar Nyonya ini begitu bahagia. Penasaran saya tanya sahabat , bagaimana kisah ini berakhir happy ending, pakai ilmu pellet cap apa hehehe,,,.
Wing,,,demikian dia bertutur, suatu sore saya dipanggil orang tuanya ditanya sana sini, intinya disuruh memutuskan hubungan. Saya hanya bilang sama calon istri begini : "Saya memang bukan lelaki baik, tapi saya akan mencintaimu dengan cara yang baik".
Ajaib, kalimat itu membuat calon mertuanya luluh, dan seperti sebuah film roman yang harus berakhir bahagia, begitulah kisahnya , hanya dengan ucapan cinta di penghujung senja,,,:-))




kata tanpa aksara


“tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa melalui kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam, mau rasa manisnya sukses tanpa tahu pahitnya gagal” (Gede Prama; Bercakap-cakap dengan kematian)

langkah yang terlanjur lunglai
biarkan terseret waktu menuju cahaya redup
bukan disana tiba di kematian
namun hidup berawal dari sebuah senyum
tatkala rasa aneh  meregang di tenggorokan
biar mengalir menyentuh tiap nadi
ada sekat hampa yang perlu musnah
sebelum menggantinya jadi sesal berkepanjangan

kalau hidup adalah keterlanjuran
jadi apa salahnya kalau hadir membawa rindu dendam
atau adakah benci datang seketika
saat bicara berubah menjadi bisu tanpa nada, irama
tersisa hanya menerka 

apakah diam adalah kata tanpa aksara
bila doa hanya  kata penghuni sunyi
apakah ia menemui Tuhannya dengan takzim
sambil membawa pesan:Tuhan,,,aku haturkan semua
kata dan pinta dari anak manusia, hanya Engkau
yang akan membawa kami semua dalam langkah
terbaik dan yang terbaik
begitu saja?
uhmm betapa mudahnya