“tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa melalui kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam, mau rasa manisnya sukses tanpa tahu pahitnya gagal” (Gede Prama; Bercakap-cakap dengan kematian)
langkah yang terlanjur lunglai
biarkan terseret waktu menuju cahaya redup
bukan disana tiba di kematian
namun hidup berawal dari sebuah senyum
tatkala rasa aneh meregang di tenggorokan
biar mengalir menyentuh tiap nadi
ada sekat hampa yang perlu musnah
sebelum menggantinya jadi sesal berkepanjangan
kalau hidup adalah keterlanjuran
jadi apa salahnya kalau hadir membawa rindu dendam
atau adakah benci datang seketika
saat bicara berubah menjadi bisu tanpa nada, irama
tersisa hanya menerka
apakah diam adalah kata tanpa aksara
bila doa hanya kata penghuni sunyi
apakah ia menemui Tuhannya dengan takzim
sambil membawa pesan:Tuhan,,,aku haturkan semua
kata dan pinta dari anak manusia, hanya Engkau
yang akan membawa kami semua dalam langkah
terbaik dan yang terbaik
begitu saja?
uhmm betapa mudahnya
uhmm betapa mudahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar