Saya pernah menonton tayangan di televisi sebuah acara dimana beberapa pasangan diuji untuk tahu seberapa kenal kekurangan dan kelebihan pasangannya. Yang saya ingat ada empat pasangan 2 sepasang suami istri dan lainnya sepasang kekasih atau pacar.
Kepada empat pasangan tersebut ditanyakan apa kekurangan dan kelebihan pasangannya, jawaban ditulis pada sebuah kertas untuk ditunjukkan nanti. Acara ini menjadi lebih ramai karena tidak semua jawaban antara pasangan itu cocok dan betul, seperti kebiasaan pasangannya, apa yang disukai dan tidak disukai.
Sampai akhirnya pada jawaban pasangan terakhir sepasang suami istri yang telah mengarungi hidup bersama selama lebih dari 10 tahun, ketika dilihatkan apa kekurangan masing-masing, jawabannya hanya sebuah kertas kosong tanpa ada tulisan apa-apa.
Saat ditanyakan kenapa tidak ada jawaban pada kertas kosong itu, sang suami menjawab:
"Saya berjanji untuk hidup bersamanya dalam cinta,dan makin lama perasaan itu makin merindang, saya sadar ada banyak kekurangan dari pasangan saya, namun kekurangan itu menjadi kabur karena luapan rasa cinta saya terhadapnya"
Saya yakin itu bukan diucapkan dari kata retorika, namun dari hati terdalam setelah lewati begitu banyak guncangan dan badai. Cinta memang harus diuji untuk tahu kemurniannya. Bukankah itu yang dikatakan Tuhan sang maha pemilik cinta. Bagaimana mungkin Aku tahu cintamu yang sesungguhnya sebelum Aku mengujinya.
Jadi ngomong-ngomong soal cinta, ada harga yang harus dibayar untuk itu, ada banyak yang harus dimengerti hingga sampai pada tempat bahwa semua itu hanyalah bagian perjalanan kembali padaNya.
"One day you will come to realise that you are simply an aternal essence in need of nothing except love"
begitu sebuah tulisan di buku Gede Prama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar