Saya ini penyuka misteri tentang waktu, banyak teori yang muncul berkaitan waktu seperti relatifitas waktu einstein dimana waktu bersifat relatif dan bisa dibelokkan tergantung besar massa. Ada juga teori yang mengatakan waktu kemarin kini dan esok sebenarnya paralel bukan linier sehingga kita kenal istilah dejavu. Namun apapun teori itu yang ingin saya katakan adalah waktu adalah pendar cinta, didalamnya mengandung kebahagiaan sekaligus kepedihan. Ada saatnya di sebuah momen kita tertawa dengan kehadiran orang tersayang, ada kalanya malah sebaliknya kita menangis meratapi kehilangan orang yang disayangi.
Ini menegaskan suatu hal, saat kita berhenti dengan tenggat waktu yang diberikan Tuhan, kemana perginya cinta apa hilang begitu saja? Itulah sebabnya keyakinan adanya kehidupan abadi setelah kematian menjadi hal yang diyakini dan niscaya. Waktu yang relatif cepat, tiba-tiba kita beranjak merenta, sebagian orang tersayang pergi dengan meninggalkan cintanya, ada sebuah asa kalau kelak kita akan kembali bersama mereka. Caranya?mumpung masih ada kesempatan tanamlah benih-benih kebaikan sebanyak mungkin, karena kelak akan menjadi pohon keindahan dan buahnya adalah cinta, kasih sayang.
Hari ini saat puasa kuta masih berjalan, ada kesempatan menanam benih itu, puasa adalah "sawah" yang subur untuk itu. Tak satupun yang disemai akan mati, malah sebaliknya akan jadi pohon keindahan yang rindang, akan jadi buah cinta yang lebat, saat itu kita lakukan terus menerus, mungkin anda bukan saja manusia tapi telah menyublim menjadi "cahaya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar