Malam yang mulai merambat mengharuskan saya untuk menemui kota ini dengan hawa sejuknya setelah seharian di "hujani" dan memang terlalu manjur untuk recovery. Hujan yang hadir bulan ini memang agak memberikan kejutan mengingat mestinya memasuki bulan juni hawa dingin mulai merebak. Hujan bulan juni memang sedikit memberi sentakan spiritual, serelah penat dihajar tugas dan menyerahkannya pada ibu alam. " dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu - Sapardi djoko damono/hujan bulan juni", saya membayangkan mirip puisi itu. Ada kewajiban tersendiri, ada kepasrahan yang menyertai. Jadi semestinya ke depan tak memberikan janji apa-apa, sebab bukankah saya berdiri disini juga tak meminta apa-apa. Entahlah sejak mengalami naik turun kehidupan sejak lama, hidup memberikan pelajaran bahwa sejauh-jauh berjalan hanya kembali menuju sunyi. Jika memang itu, ada satu hal yang harus saya cermati, ketika masa lalu, masa kini dan masa depan berkolaborasi dan tersinkronisasi, kehidupan akan bergerak pada satu arah. Orang bilang itu kematian, ada yang bilang keabadian, saya hanya bilang : meniada menuju cahaya cinta. Buat saya ini indah
#javadancercoffe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar